Seorang Petani Tewas Diduga Terkena Pantulan Peluru

Selasa, 08 Agustus 2017 - 16:38 WIB
Seorang Petani Tewas Diduga Terkena Pantulan Peluru
Seorang Petani Tewas Diduga Terkena Pantulan Peluru
A A A
MALANG - Seorang petani, Buawi, 50, warga Dusun Pakel RT 5 RW 2, Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tewas saat sedang menggarap ladang di area lapangan tembak Gondomayit, milik TNI AU di Desa Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (8/8/2017).

Lapangan tembak tersebut, sejak pagi hari digunakan latihan menembak oleh pasukan dari Batalion Komando (Yonko) 464 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, Wing II Paskhas TNI AU Malang. Pasukan baret jingga ini, secara rutin menggelar latihan menembak di lapangan tembak milik TNI AU, yang sebagian areanya juga digunakan warga untuk bertani.

Korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang saksi mata, Kasiati (45), warga Dusun Pakel RT 4 RW 3 Desa Banturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Saat itu, Kasiati sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya, setelah menggarap ladang di sekitar area lapangan tembak tersebut.

Saat dimintai keterangan oleh petugas, Kasiati mengaku, pada pukul 07.30 WIB, telah menerima imbauan dari anggota Paskhas TNI AU Yonko 464 Paskhas Malang, untuk segera meninggalkan ladang, karena akan digelar latihan menembak. Setelah menerima pengumuman tersebut, dia bersama petani lainnya memilih untuk pulang.

Ladang yang digarapnya, merupakan aset TNI AU, yang berada dekat dengan lapangan tembak. Pengumuman kepada para petani, untuk mengosongkan ladang tersebut, sudah biasa dilakukan oleh anggota TNI AU, saat akan digelar latihan menembak di lapangan tembak Gondomayit.

Sekitar pukul 08.10 WIB, Kasiati, melihat korban sudah dalam kondisi terluka di bagian kepala, dan berjalan sempoyongan menuju arah pulang. Melihat kejadian tersebut, Kasiati langsung berteriak minta tolong kepada warga lainnya. Warga yang berdatangan, langsung memberikan pertolongan kepada korban, langsung di bawa ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang.

Kepala Desa Banturetno, Mufid menyebutkan, saat ditemukan pertama kali oleh saksi-saksi, kondisi korban masih hidup. “Saya ikut menolong, saat itu korban masih bernapas. Setelah kami angkat ke dalam mobil, korban menghembuskan napas terakhirnya,” terangnya.

Korban tetap dibawa ke RSSA Malang, untuk dilakukan proses autopsi di kamar jenazah RSSA Malang. Mufid menyebutkan, selama ini kondisi korban memang sedikit mengalami gangguan mental. Terkadang tidak bisa diajak berkomunikasi, tetapi tidak tuli.

Dia memperkirakan, saat anggota TNI AU menyampaikan peringatan, korban tidak memperhatikannya, dan tetap bekerja di ladang. “Selama ini, prosedurnya memang ada peringatan terlebih dahulu sebelum dilakukan latihan menembak. Para petani diminta untuk keluar dari area latihan,” ungkapnya.

Ladang tempat korban bekerja, berjarak sekitar 500 meter dari sasaran tembak. Setelah mengalami luka di bagian dada kiri, dan menembus ke bagian pipi kanan, korban masih sempat berjalan kaki sekitar 2 km dari tempat kejadian perkara (TKP) menuju ke rumahnya.

Komandan Yonko 464 Paskhas TNI AU, Mayor Pas. Muhammad Misbakhul Munir mengaku, sangat berduka atas kejadian ini. “Kami sangat berduka cita atas meninggalnya almarhum Bapak Buawi. Kami juga membantu seluruh pengurusan jenazah, dan bertanggungjawab atas kejadian ini,” tuturnya.

Dia menyatakan, sesaat setelah menerima laporan tentang kejadian ini, langsung mendatangi TKP dan memerika kondisi yang terjadi di TKP. “Kami juga telah meminta keterangan para anggota yang melakukan latihan menembak. Utamanya, terkait prosedur keamanan sebelum dilakukan latihan menembak,” tegasnya.

Berdasarkan keterangan awal, para anggota Paskhas TNI AU tersebut, sudah menyampaikan pengumuman akan dilaksanakan latihan menembak, dan meminta seluruh petani segera mengosongkan area ladang. Bahkan, para anggota TNI AU tersebut, juga melakukan penembakan ke arah selokan terlebih dahulu, sebagai tanda latihan menembak segera dimulai.

Selama ini, para petani yang menggarap lahan tersebut akan langsung meninggalkan area pertanian di sekitar lapangan tembak, begitu mendengar ada pengumuman pengosongan area lahan, serta suara tembakan awal. “Kami masih akan menyelidiki insiden ini. Semua hasilnya, menunggu proses penyelidikan yang sekarang masih sedang berlangsung,” imbuhnya. Yuswantoro
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3879 seconds (0.1#10.140)