PDIP Tinggalkan Emil, NasDem Makin Intens Dekati PKB dan PPP

Senin, 07 Agustus 2017 - 15:03 WIB
PDIP Tinggalkan Emil, NasDem Makin Intens Dekati PKB dan PPP
PDIP Tinggalkan Emil, NasDem Makin Intens Dekati PKB dan PPP
A A A
BANDUNG - Koalisi yang dibangun di tingkat pusat nyatanya belum bisa disamakan dengan daerah. Terbukti, PDI Perjuangan dan Partai NasDem yang bersahabat di tingkat pusat harus menerima kenyataan saling menjauh di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018.

Sinyalemen itu terlihat ketika PDIP menyatakan hampir menutup pintu bagi Ridwan Kamil, sosok calon gubernur (cagub) Jabar yang diusung oleh NasDem. Kenyataan itu tentu menjadi kejutan. Pasalnya, banyak kalangan yang memprediksi PDIP-NasDem akan kembali berkoalisi di Pilgub Jabar.

Meski begitu, NasDem tidak menanggapi serius sikap PDIP tersebut dan memandangnya sebagai dinamika politik saja. Bahkan, NasDem kini tengah berupaya keras untuk mendapatkan teman koalisi agar syarat 20 kursi bagi pencalonan Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Pilgub Jabar 2018 bisa terpenuhi.

Sebagai partai yang sudah terang-terangan mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar, NasDem pun tak mau kalah. PKB dan PPP diklaim NasDem hampir menjadi teman koalisinya. Keputusan berkoalisi dengan PPP dan PKB itu hanya tinggal menunggu waktu.

“Intensitas untuk ketemu PKB dan PPP semakin intensif. Sebenarnya kita tinggal menunggu waktu saja. NasDem terus membangun komunikasi. Karena kan kalau tiga partai saja sudah cukup (mengusung Ridwan Kamil). Apalagi, di Rakerwil PKB di Bekasi kemarin, Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) datang juga. Itu memang bagian dari komunikasi,” ungkap Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa, Senin (7/8/2017).

Jika PKB dan PPP sudah sepakat menyatakan dukungannya kepada Ridwan Kamil dan berkoalisi dengan NasDem, pihaknya pun tak akan mempermasalahkan jika ditinggalkan partai lain yang sebelumnya tertarik dengan Emil. “Jadi, nanti tinggal mencari pendamping Kang Emil saja. Soal wakil, tergantung kesepakatan saja dari partai-partai ini,” ujarnya.

Meski begitu, Saan kembali menegaskan, peta politik di Jabar masih cair dan dinamis. Artinya, belum ada kepastian mengikat soal sosok yang akan diusung di Pilgub Jabar lewat mekanisme koalisi partai. Terlebih, hingga kini pun, belum ada partai lain yang terang-terangan menyodorkan sosok yang akan diusungnya.

“Ini masih sangat jauh dan cair, belum ada yang pasti. Yang pasti baru NasDem yang sudah resmi mendukung Kang Emil,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, koalisi PDIP dan NasDem di Pilgub Jabar 2018 tampaknya bakal terjadi. Apalagi, NasDem yang telah lebih dahulu mendeklarasikan Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur, mempersilakan Wali Kota Bandung itu ikut penjaringan di PDIP.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf menilai, ada dua alasan mengapa NasDem memberikan kebebasan bagi Ridwan Kamil untuk mendaftar di penjaringan PDIP. Alasan pertama, sikap itu memang mutlak dilakukan karena NasDem hanya memiliki lima kursi di DPRD Jabar. Kondisi itu membuat NasDem tak memungkinkan untuk mengusungnya di Pilgub Jabar 2018.

Alasan kedua, lanjut Asep, NasDem tak ingin kehilangan Ridwan Kamil. Bahkan, Asep mengatakan, strategi yang dilakukan NasDem dan PDIP itu sangat terbaca sejak awal NasDem menggandeng Emil. “Sudah kebaca betul NasDem akan menggandeng PDIP. NasDem sengaja mendekati Ridwan Kamil duluan agar tidak diambil oleh Gerindra atau PKS,” katanya.
(mcm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6266 seconds (0.1#10.140)