Dampak Garam Langka, Pengusaha Es Drop Terancam Bangkrut

Jum'at, 04 Agustus 2017 - 14:51 WIB
Dampak Garam Langka, Pengusaha Es Drop Terancam Bangkrut
Dampak Garam Langka, Pengusaha Es Drop Terancam Bangkrut
A A A
BLITAR - Dampak garam langka dan mahal, pengusaha es khas Blitar, Jawa Timur, terpaksa mengurangi hasil produksinya. Jika dalam sehari bisa membuat es sebanyak empat kali, kini dikurangi menjadi tiga kali.

Pasalnya, untuk proses pembuatan es memerlukan kadar garam yang tinggi. Seperti yang dialami Edi Santoso (48), pengusaha es drop yang tinggal di Jalan Irian Kota Blitar. Pascagaram langka dan melambung tinggi, ia terpaksa mengurangi jumlah produksinya.

Dalam sehari biasanya membuat es sebanyak empat kali atau 2.400 batang. Kini, dikurangi menjadi tiga kali atau 1.600 batang. Untuk mensiasati langka dan mahalnya garam ini, Edi terpaksa tidak menambah kadar garam saat proses pembuatan es.

Padahal, kebutuhan garam untuk pembuatan es dalam seminggu mencapai satu kwintal. Namun, Edi hanya mengandalkan sisa-sisa garam yang ada. Sebelumnya harga untuk 50 kilo sebesar Rp80 ribu, saat ini mencapai Rp270 ribu per 50 gramnya.

Edi mengaku dampak garam langka dan mahal ini membuat es lilin khas Blitar miliknya lebih cepat mencair dibandingkan sebelumnya. Bahkan untuk proses produksi juga membutuhkan waktu lebih lama.

“Jika dengan garam normal dalam sekali membuat es lilin memerlukan waktu sekitar 25 menit. Sekarang butuh waktu hingga empat puluh lima menit,” katanya.

Edi berharap pemerintah segera melakukan langkah nyata untuk menstabilkan garam yang langka di pasaran. Jika memang impor garam bisa membuat harga garam di pasaran normal, maka sebaiknya segera dilakukan.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.5018 seconds (0.1#10.140)