Dampak Perang Rusia-Ukraina, Rute Pengiriman Biji-bijian dan Minyak Makin Jauh

Sabtu, 30 September 2023 - 10:00 WIB
loading...
Dampak Perang Rusia-Ukraina, Rute Pengiriman Biji-bijian dan Minyak Makin Jauh
Rute pengiriman biji-bijian dan minyak harus menempuh rute yang lebih jauh terdampak perang Rusia-Ukraina. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Rute pengiriman biji-bijian dan minyak harus menempuh rute yang lebih jauh terdampak invasi Rusia ke Ukraina. Perang Rusia-Ukraina mengganggu rute perdagangan tradisional.

Menurut sebuah tinjauan transportasi maritim dari Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) pengiriman biji-bijian menempuh jarak yang lebih jauh tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena para importir beralih membeli dari negara lain setelah ekspor Ukraina diblokir. Kargo minyak harus menempuh perjalanan terjauh setidaknya tahun 1999 karena Rusia mencari pasar ekspor baru.

"Kami memiliki jarak tempuh yang lebih jauh terutama karena gangguan di Laut Hitam dan karena perang di Ukraina," ujar Rebeca Grynspan, sekretaris jenderal UNCTAD, mengatakan dalam sebuah pengarahan di London.

"Akan sangat penting untuk mencoba mengurangi faktor-faktor risiko yang kita alami karena isu-isu geopolitik," kata dia dikutip dari Rigzone, Sabtu (30/9/2023).



Rusia adalah pengirim gandum terbesar di dunia dan pemasok utama minyak, sementara Ukraina juga merupakan pengekspor makanan terkemuka. Blokade de-facto Kremlin terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina dan serangan terhadap pelabuhan-pelabuhan sungainya telah mengganggu pengiriman biji-bijian dan barang-barang pertanian.

Sementara, Moskow harus mengalihkan ekspor minyak karena para pembeli Eropa menghindari pasokan. Rusia kini bergantung terutama pada China dan India untuk terus membeli.



"Meskipun pengiriman biji-bijian dari Ukraina dilanjutkan pada tahun 2022 berkat Inisiatif Laut Hitam, beberapa negara pengimpor biji-bijian harus bergantung pada eksportir biji-bijian alternatif. Mereka malah membeli dari Amerika Serikat, atau Brasil, yang membutuhkan pengangkutan yang lebih lama," demikian menurut laporan tersebut.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)