8.233 Warga Bonebol Terdampak Banjir dan Tanah Longsor
loading...
A
A
A
SUWAWA - Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) memberikan dampak yang luar biasa bagi warga di wilayah itu.
Bahkan akses jalan dan jembatan di wilayah Bone Pesisir, Kabupaten Bonebol yang menghubungkan Bonebol dan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara putus total.
Musibah banjir bandang dan tanah longsor kali ini tidak hanya membuat ribuan orang mengungsi, tetapi ratusan rumah rusak berat dan sejumlah infrastruktur publik porak poranda dibuatnya.
Berdasarkan data dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bone Bolango, sebanyak 8.233 jiwa warga atau sekitar 2.335 Kepala Keluarga (KK) di 10 kecamatan terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Sebanyak 2.625 jiwa di antaranya mengungsi.
Bahkan sejumlah insfrastruktur publik, jalan dan jembatan rusak berat. Infrastruktur yang rusak diantaranya Puskesmas Bone Raya di Desa Tombulilato hancur diseret banjir, dan jembatan Tombulilato di Kecamatan Bone Raya. Sementara di Kecamatan Bone, dua unit rumah hanyut terseret arus banjir.
Sedangkan sekitar 100 rumah warga lainnya rusak berat, yakni 12 unit rumah di Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur dan 88 unit rumah di Kecamatan Bone dan puluhan rumah lainnya rusak ringan. Angka-angka tersebut belum termasuk fasilitas publik lainnya seperti pasar, pusat perdagangan hingga sekolah yang kini masih dihimpun pemerintah daerah setempat.
Pemerintah Kabupaten Bone Bolango pun sempat kesulitan menyalurkan bantuan dan logistik ke pusat bencana mengingat akses jalan terputus total tertimbun longsor. Salah satunya penyaluran bantuan di Kecamatan Bone.
Bupati Bone Bolango Hamim Pou yang ikut mengawal langsung bantuan dan logistik harus mengambil resiko dengan menyeberang laut menggunakan kapal agar bantuan dan logistik yang berisi makanan dan obat-obatan ini bisa sampai di pusat bencana.
Bahkan sempat 2 kali ganti kapal sejak bertolak dari dermaga Kota Gorontalo pada pukul 16.00 Wita, Ahad (2/8/2020). Bupati Hamim Pou yang membawa bantuan dan logistik pun tiba di Kecamatan Bone sekitar pukul 23.00 Wita.
Hamim bersama rombongan langsung menuju tempat pengungsian hingga di atas pukul 01.00 Wita, Senin (3/8/2020) dini hari.
“Warga di sepanjang DAS sungai Taludaa maupun muara laut harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata Hamim usai turun langsung peninjauan.
“Relokasi rumah dan pembuatan tebing atau talut penahan ombak di Desa Taludaa dan Masiaga sepanjang 1 Kilometer. Kementerian PUPR melalui Satkernya diharapkan bisa segera membangunnya untuk menyelamatkan warga,” ujar Hamim Pou.
Saat ini, petugas Tagana Bonebol dan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah membuka dapur umum di sejumlah titik bencana untuk menyiapkan makanan siap saji kepada warga terdampak banjir.
Sementara itu, data sementara yang dihimpun dari Tagana Bonebol tentang warga terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Bonebol, di antaranya di Kecamatan Suwawa Timur meliputi Desa Tulabolo 3 KK 13 jiwa, Desa Poduwoma 15 KK 57 jiwa, Desa Panggulo 84 KK 314 jiwa.
Kecamatan Suwawa Selatan, meliputi Desa Bondaraya 151 KK 536 jiwa, Desa Pancuran 38 KK 115 jiwa, Desa Libungo 67 KK 208 jiwa, Desa Molintogupo 19 KK 69 jiwa. Kecamatan Suwawa Tengah, meliputi Desa Duano 18 KK 58 jiwa, Desa Alale 35 Kk 125 jiwa, Desa Lombongo 19 Kk 66 jiwa.
Kecamatan Suwawa, yakni Desa Tingkohubu Timur 202 KK 670 jiwa, Desa Boludawa 146 Kk 480 jiwa, Desa Tinelo 50 KK 198 jiwa, Desa Tingkohubu 123 KK 419 jiwa. Kecamatan Botupingge, meliputi Desa Timbuolo Tengah 18 KK 52 jiwa, Desa Sukma 26 KK 85 jiwa, Desa Tanah Putih 58 KK 202 jiwa, Desa Luwohu 139 KK 476 jiwa.
Kecamatan Kabila, meliputi Desa Dutohe Barat 33 KK 145 jiwa, Desa Oluhuta 60 KK 231 jiwa, Kelurahan Padengo 40 KK 100 jiwa. Kecamatan Kabila Bone, yakni Desa Modelomo 36 KK 300 jiwa. Kecamatan Bulawa, yakni Desa Mopuya 7 KK 15 jiwa.
Selanjutnya, Kecamatan Bonepantai, meliputi Desa Tongo 71 KK 260 jiwa, Desa Tihu 2 KK 8 jiwa, dan Desa Bilungala 10 KK 50 jiwa. Kecamatan Bone meliputi Desa Modulio 91 KK 370 jiwa, Desa Muara Bone 71 KK 265 jiwa, Desa Masiaga 192 KK 729 jiwa, Desa Ilohuuwa 49 KK, dan Desa Taludaa 332 KK 1158 jiwa.
Bahkan akses jalan dan jembatan di wilayah Bone Pesisir, Kabupaten Bonebol yang menghubungkan Bonebol dan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara putus total.
Musibah banjir bandang dan tanah longsor kali ini tidak hanya membuat ribuan orang mengungsi, tetapi ratusan rumah rusak berat dan sejumlah infrastruktur publik porak poranda dibuatnya.
Berdasarkan data dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bone Bolango, sebanyak 8.233 jiwa warga atau sekitar 2.335 Kepala Keluarga (KK) di 10 kecamatan terdampak banjir bandang dan tanah longsor. Sebanyak 2.625 jiwa di antaranya mengungsi.
Bahkan sejumlah insfrastruktur publik, jalan dan jembatan rusak berat. Infrastruktur yang rusak diantaranya Puskesmas Bone Raya di Desa Tombulilato hancur diseret banjir, dan jembatan Tombulilato di Kecamatan Bone Raya. Sementara di Kecamatan Bone, dua unit rumah hanyut terseret arus banjir.
Sedangkan sekitar 100 rumah warga lainnya rusak berat, yakni 12 unit rumah di Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur dan 88 unit rumah di Kecamatan Bone dan puluhan rumah lainnya rusak ringan. Angka-angka tersebut belum termasuk fasilitas publik lainnya seperti pasar, pusat perdagangan hingga sekolah yang kini masih dihimpun pemerintah daerah setempat.
Pemerintah Kabupaten Bone Bolango pun sempat kesulitan menyalurkan bantuan dan logistik ke pusat bencana mengingat akses jalan terputus total tertimbun longsor. Salah satunya penyaluran bantuan di Kecamatan Bone.
Bupati Bone Bolango Hamim Pou yang ikut mengawal langsung bantuan dan logistik harus mengambil resiko dengan menyeberang laut menggunakan kapal agar bantuan dan logistik yang berisi makanan dan obat-obatan ini bisa sampai di pusat bencana.
Bahkan sempat 2 kali ganti kapal sejak bertolak dari dermaga Kota Gorontalo pada pukul 16.00 Wita, Ahad (2/8/2020). Bupati Hamim Pou yang membawa bantuan dan logistik pun tiba di Kecamatan Bone sekitar pukul 23.00 Wita.
Hamim bersama rombongan langsung menuju tempat pengungsian hingga di atas pukul 01.00 Wita, Senin (3/8/2020) dini hari.
“Warga di sepanjang DAS sungai Taludaa maupun muara laut harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata Hamim usai turun langsung peninjauan.
“Relokasi rumah dan pembuatan tebing atau talut penahan ombak di Desa Taludaa dan Masiaga sepanjang 1 Kilometer. Kementerian PUPR melalui Satkernya diharapkan bisa segera membangunnya untuk menyelamatkan warga,” ujar Hamim Pou.
Saat ini, petugas Tagana Bonebol dan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo telah membuka dapur umum di sejumlah titik bencana untuk menyiapkan makanan siap saji kepada warga terdampak banjir.
Sementara itu, data sementara yang dihimpun dari Tagana Bonebol tentang warga terdampak banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Bonebol, di antaranya di Kecamatan Suwawa Timur meliputi Desa Tulabolo 3 KK 13 jiwa, Desa Poduwoma 15 KK 57 jiwa, Desa Panggulo 84 KK 314 jiwa.
Kecamatan Suwawa Selatan, meliputi Desa Bondaraya 151 KK 536 jiwa, Desa Pancuran 38 KK 115 jiwa, Desa Libungo 67 KK 208 jiwa, Desa Molintogupo 19 KK 69 jiwa. Kecamatan Suwawa Tengah, meliputi Desa Duano 18 KK 58 jiwa, Desa Alale 35 Kk 125 jiwa, Desa Lombongo 19 Kk 66 jiwa.
Kecamatan Suwawa, yakni Desa Tingkohubu Timur 202 KK 670 jiwa, Desa Boludawa 146 Kk 480 jiwa, Desa Tinelo 50 KK 198 jiwa, Desa Tingkohubu 123 KK 419 jiwa. Kecamatan Botupingge, meliputi Desa Timbuolo Tengah 18 KK 52 jiwa, Desa Sukma 26 KK 85 jiwa, Desa Tanah Putih 58 KK 202 jiwa, Desa Luwohu 139 KK 476 jiwa.
Kecamatan Kabila, meliputi Desa Dutohe Barat 33 KK 145 jiwa, Desa Oluhuta 60 KK 231 jiwa, Kelurahan Padengo 40 KK 100 jiwa. Kecamatan Kabila Bone, yakni Desa Modelomo 36 KK 300 jiwa. Kecamatan Bulawa, yakni Desa Mopuya 7 KK 15 jiwa.
Selanjutnya, Kecamatan Bonepantai, meliputi Desa Tongo 71 KK 260 jiwa, Desa Tihu 2 KK 8 jiwa, dan Desa Bilungala 10 KK 50 jiwa. Kecamatan Bone meliputi Desa Modulio 91 KK 370 jiwa, Desa Muara Bone 71 KK 265 jiwa, Desa Masiaga 192 KK 729 jiwa, Desa Ilohuuwa 49 KK, dan Desa Taludaa 332 KK 1158 jiwa.
(atk)