Depresi, Sang Juara Kelas Akhiri Hidup Setelah Ujian Nasional

Jum'at, 07 April 2017 - 17:58 WIB
Depresi, Sang Juara Kelas Akhiri Hidup Setelah Ujian Nasional
Depresi, Sang Juara Kelas Akhiri Hidup Setelah Ujian Nasional
A A A
MUARA DUA - M Sodiq Nugroho bin Suparno (18) siswa kelas XI SMK I Banding Agung nekat gantung diri sehari setelah melaksanakan Ujian Nasional (UN). Pembina Pramuka sekaligus sang juara kelas tersebut, ditemukan gantung diri, Jumat pagi (7/4/2017) di atap rumah orang tuanya Blok 7 Desa Sipatuhu II, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU Selatan. Sang juara kelas itu diduga mengalami depresi karena tidak tahan dengan permasalahan internal keluarganya.

Informasi dihimpun KORAN SINDO di lapangan, jenazah korban pertama kali ditemukan adiknya bernama Habib bin Suparno bangun tidur hendak pergi sekolah setelah sempat dibangunkan tetangganya Sri Wahyuni dengan mengetuk jendela kamar korban dan adiknya tidur sebelum tewas.

Taklama berselang, adik korban langsung menuju ke kamar mandi. Saat berada di dapur sang adik melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri menggunakan tali tambang warna kuning. Sontak, adiknya korban langsung histeris sehingga memancing warga untuk berdatangan ke lokasi.

Kapolsek Banding Agung AKP Sujiman mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus tewasnya siswa SMK tersebut. Kuat dugaan apabila korban sengaja bunuh diri dengan gantung diri karena ada permasalahan diinternal keluarganya.

"Petugas sudah menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan barang bukti (BB) berupa tali warna kuning dan pakaian dikenakan korban. Korban diduga mengalami depresi. Untuk dugaan ada pertengkaran dengan keluarganya sehingga korban bunuh masih pendalaman kami," kata Sujiman dihubungi, Jumat (7/4/2017).

Dia mengatakan, korban sendiri diperkirakan sudah tewas setelah gantung diri pada Kamis malam 6 April. Namun, baru berhasil ditemukan adiknya sendiri ketika hendak mandi karena ingin pergi ke sekolah. Setelah mencari di ruang tamu dan kamar tidur. Akhirnya menemukan korban, tergantung di dapur.

"Korban memang tinggal berdua dengan adiknya. Kedua orangtuanya sedang berada di perkebunan untuk memanen kopi. Korban pertama ditemukan adiknya, sebelum dilaporkan ke warga, kemudian warga langsung melapor ke polisi," jelasnya.

Menurut Sujiman, setelah jasad korban dievakuasi disaksikan oleh pemerintah kecamatan dan desa, langsung dilakukan autopsi di Puskesmas Banding Agung. Karena tak ditemukan tanda kekerasan ada tubuh korban sehingga langsung dimakamkan.

Kepala Sekolah SMK I Banding Agung, Romdan mengatakan, selama menempuh pendidikan di sekolah, korban sendiri tidak memiliki masalah dengan siswa dan guru. Malah, korban selama ini sosok panutan siswa lain dikenal siswa yang cerdas.

"Di sekolah korban tidak ada masalah, karena kami baru selesai melaksanakan Ujian Nasional (UN) dua hari lalu. Korban tinggal menunggu ijazah saja. Dia siswa pintar memang sering juara kelas. Korban ini merupakan pembina pramuka kami," ucapnya.

Dia mengatakan, sepegetahuanya sebelum korban meninggal dunia, ada permasalahan dalam internal keluarganya. Sehingga korban memilih mengakhiri hidup dengan cara mengantung diri di atap rumah.
"Informasi dari tetangga, korban ini memendam permasalahan keluarga, sehingga dia memilih jalan seperti ini, tetapi untuk lebih lanjut, para guru tak mengetahui," jelasnya.
(wib,whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6757 seconds (0.1#10.140)