Cara Mengompromikan Surat Al-An'am Ayat 125 Menurut Syaikh Al-Utsaimin

Selasa, 22 Agustus 2023 - 05:15 WIB
loading...
Cara Mengompromikan Surat Al-Anam Ayat 125 Menurut Syaikh Al-Utsaimin
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Usaimin. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Allah Ta'ala dalam Surat An-An'am ayat 125 berfirman: "Maka barangsiapa dikehendaki Allah untuk menunjukkannya, Dia akan melapangkan dadanya kepada Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah untuk menyesatkannya, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak, seolah-olah ia sedang naik ke langit".

Lalu, Allah juga berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 29 yang berbunyi: "Maka barangsiapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir".

Ketika ditanya tentang bagaimana mengompromikan kedua ayat ini, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin dalam kitab "Al-Qadha' wal Qadar" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar" mengatakan sebagai berikut:

"Allah Ta'ala memberitahukan dalam sebagian ayat-Nya bahwa semua urusan ada dalam kekuasaan-Nya. Dan dalam sebagian ayat lainnya memberitahukan bahwa semua perkara itu kembali kepada mukallaf."



Menurutnya, mengompromikannya begini: setiap mukallaf memiliki kehendak, ikhtiar dan kemampuan. Sementara yang menciptakan kehendak, ikhtiar dan kemampuan tersebut adalah Allah Azza wa Jalla. "Maka tidak mungkin seorang makhluk memiliki kehendak kecuali dengan kehendak Allah," katanya.

Allah Ta'ala berfirman tentang penjelasan kompromi ini. "Yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam" ( QS At-Takwir : 28-29)

Akan tetapi kapan Allah berkehendak untuk menunjuki manusia atau menyesatkannya? Inilah yang dimaksud oleh firmannya: "Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa. Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (jannah). Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala yang terbaik. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar" ( QS Al-Lail : 5-10)

Lalu, baca firman Allah Ta'ala yang berbunyi: "Maka tatkala mereka berpaling, Allah palingkan hati mereka dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik" ( QS Ash-Shaf : 5)

Al-Utsaimin' mengatakan, di sini kita mendapati bahwa sebab sesatnya seorang hamba adalah karena dirinya sendiri. Dan Allah Ta'ala ketika itu menciptakan kehendak pada dirinya untuk berbuat buruk karena ia menghendaki keburukan.

Adapun orang yang menghendaki kebaikan lalu berusaha dan berkeinginan kuat memperolehnya, maka Allah akan memudahkannya kepada kebaikan.



Tatkala Nabi SAW bercerita kepada sahabat-sahabatnya bahwa tidak ada seorangpun kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka, para sahabat bertanya: Apakah tidak sebaiknya kami menyerah kapada ketetapan itu dan kami tidak beramal? Nabi menjawab: Jangan. Beramallah kalian, karena tiap-tiap orang dimudahkan sesuai penciptaannya. Nabipun lalu membaca ayat ini : "Dan adapun orang yang memberi dan bertakwa ..dst".
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4611 seconds (0.1#10.140)