Festival Golo Koe di Labuan Bajo Jadi Pariwisata Inklusif Lintas Batas

Rabu, 16 Agustus 2023 - 18:02 WIB
loading...
Festival Golo Koe di...
Festival Goloke yang digelar di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT diharapkan dapat meningkatkan spiritualitas dan solidaritas antar umat beragama. Foto/Ist
A A A
LABUAN BAJO - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berharap Festival Goloke di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat meningkatkan spiritualitas dan solidaritas antar umat beragama.

Selain itu festival ini juga bisa memperkenalkan kekayaan budaya lokal ke kancah nasional dan internasional sehingga berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.



"Kami berharap event ini dapat memberi kontribusi positif terhadap dunia pariwisata di Manggarai Raya, dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah" kata Sandiaga saat membuka Festival Golokoe Labuan Bajo, dikutip Rabu (16/8/2023).

Festival Golokoe menjadi arena wisata religi budaya bagi para pengunjung yang memadati titik-titik yang menjadi lokasi penyelenggaraan festival. Di antaranya Waterfront City kawasan Marina Labuan Bajo, lokasi ziarah Goa Maria Golokoe, titik-titik kegiatan parade yang dilakukan di sepanjang jalan dalam kota Labuan Bajo.

"Festival ini berciri inklusif, merangkul semua anak bangsa dari pelbagai suku, budaya, dan keragaman agama. Mari kita rayakan persaudaraan lintas batas dalam festival ini," kata Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat saat pembukaan festival.

Dia menegaskan bahwa Festival Golo Koe bukan sekedar event bertema religi, tetapi juga merupakan event pariwisata berciri inklusif dan sekaligus menjadi momentum perayaan kebersamaan lintas batas.



Festival Religi berbalut seni budaya dan sekaligus lingkungan ini dibuka dengan pentas seni budaya, parade Marching Band dari SMPK St. Ignatius Loyola, parade budaya perwakilan 82 paroki, komunitas dan lembaga di Keuskupan Ruteng, serta drumband dari MAN Manggarai Barat.

Selain parade, beragam tarian dan ritual budaya setempat juga menyemarakkan Festival, seperti Tarian Sanda Lelang dan Jaga Wela Bombang, penerimaan secara adat (Kepok Tiba Meka), dan Tarian Tiba Meka yang ditarikan 350 penari dari perwakilan SMAK St. Ignatius Loyola dan Unika Santu Paulus Ruteng.

Sebanyak 152 UMKM turut hadir meramaikan event ini. UMKM yang berasal dari komunitas, paroki, dan perorangan baik dari bidang kriya, fashion, maupun kuliner di wilayah Keuskupan Ruteng yaitu Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur memberi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin berbelanja.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina mengungkapkan penyelenggaran event-event berskala nasional maupun internasional menjadi peluang bagi para pelaku UMKM lokal untuk melakukan inovasi guna meningkatkan kualitas produknya.

Terutama jumlah pelaku UMKM yang berpartisipasi dalam Festival Golokoe kali ini lebih banyak.

"Penyelenggaraan event-event seperti ini menjadi peluang yang baik untuk penyerapan produk ekraf. Ke depannya, semua UMKM kami buatkan databasenya untuk keperluan pengembangan produk baik dari segi konten maupun kemasan melalui program kolaborasi kami bersama Kemenparekraf seperti Bedah Kemasan Like Exotic NTT dan juga Floratama Academy untuk membantu akses pasar lebih luas bagi para pelaku UMKM," jelas Shana.

Lebih lanjut Shana menekankan, kedepannya BPOLBF akan terus memperkuat kemitraan dengan Keuskupan Ruteng untuk mewujudkan pariwisata inklusif dan berkelanjutan yang menjadikan pariwisata di Labuan Bajo Flores mudah diakses dengan melibatkan kontribusi seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu yang menjadi highlight Festival Golokoe, adalah Prosesi Perarakan Laut dan Darat Bunda Maria Assumpta Nusantara, yang dilaksanakan pada hari ke-4 dan diikuti oleh umat Keuskupan Ruteng di Tiga Manggarai dan dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng.

Atraksi religi yang menjadi unggulan Festival Golokoe ini disambut antusias masyarakat dan pengunjung yang hadir.

"Saya mengikuti prosesi ini dengan penuh rasa haru karena baru pertama kali mengikuti perarakan patung Bunda Maria yang seperti ini, di laut dan darat. Selama 3 malam berturut-turut saya bersama teman-teman juga selalu ke Waterfront untuk menonton berbagai atraksi yang disuguhkan dan berbelanja produk kuliner yang disediakan di booth UMKM", ujar Windi, salah seorang pengunjung Festival Golo Koe.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)