Mensos Minta Dapur Umum Tetap Buka Layani Korban Bencana

Senin, 06 Februari 2017 - 04:03 WIB
Mensos Minta Dapur Umum Tetap Buka Layani Korban Bencana
Mensos Minta Dapur Umum Tetap Buka Layani Korban Bencana
A A A
PASURUAN - Menteri Sosial (Mensos) RI Chofifah Indar Parawangsa memastikan dapur umum tetap mengebul untuk melayani korban bencana alam. Tim relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) tetap berada di garda terdepan dalam membantu penanganan pascabencana.

"Kemensos bertugas memaksimalisasi dapur umum untuk membantu korban bencana alam. Program tanggap darurat yang dilakukan Pemkab Pasuruan sebenarnya sudah dilakukan, tetapi banjir masih datang lagi," kata Khofifah Indar Parawangsa saat berkunjung ke Desa Kedung Ringin, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.

Menurut Khofifah, berdasar data di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat ini terdapat 323 kabupaten dan kota yang potensial terjadinya bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan erupsi.

Faktor curah hujan tinggi menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana alam tersebut.

"BNPB sudah mengeluarkan peringatan dini bahwa puncak curah hujan tinggi ini akan terjadi pada Januari-Februari. Banjir ini terjadi bersamaan dengan rob, adanya sedimentasi dan normalisasi saluran sungai yang belum selesai dikerjakan. Ini harus segera dituntaskan," tandas Khofifah.

Saat ini, lanjut Mensos, ada 33.000 relawan Tagana di seluruh Indonesia yang bersiaga untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor.

Para relawan yang berasal dari masyarakat akan menjadi garda terdepan dan ujung tombak pada saat terjadi bencana alam.

Di Desa Kedung Ringin dan Kedung Boto Kecamatan Beji ini merupakan kawasan yang paling lama terdampak bencana banjir.

Rendahnya kontur tanah dibanding permukaan air sungai ini menjadi penyebab genangan banjir yang telah bertahan selama satu bulan terakhir.

Genangan air yang bercampur limbah industri menyebabkan timbulnya penyakit kulit yang dialami warga sekitar. Namun tim medis yang bertugas terus memberikan bantuan perawatan dan pengobatan secara berkala.

"Genangan banjir ini menyebabkan gatal-gatal di kulit. Kalau tidak segera di obati, rasanya panas dan gatal," kata Atmani, seorang warga setempat.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1374 seconds (0.1#10.140)