Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba

Rabu, 11 Januari 2017 - 23:52 WIB
Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba
Ratusan Ton Ikan Mati di Danau Toba
A A A
HUMBAHAS - Dalam tiga hari terakhir, ratusan ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba, Baktiraja, Humbang Hasundutan (Humbahas) mati. Hingga Rabu (11/1) pukul 18.00 WIB, Dinas Peternakan dan Perikanan Humbahas mencatat total ikan yang mati mencapai 157 ton.

Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Humbahas, Rudy TH Simamora mengatakan, penyebab kematian ikan di perkirakan karena terjadinya perubahan kondisi air. Sebab, dalam sepekan terakhir turun hujan cukup besar, sehingga terjadi pertukaran air permukaan.

Pertukaran air permukaan mengakibatkan penurunan kadar oksigen yang cukup besar yang menyebabkan ikan mati. Hasil pemeriksaan kandungan oksigen dalam air selama tiga hari terakhir menunjukkan penurunan yang drastis.

Data pada Minggu 8 Januari 2017, menunjukkan kadar oksigen air mencapai 2,6 ppm (Part per Million). Pada Senin 9 Januari 2017 hingga Selasa 10 Januari 2017, terjadi penurunan menjadi 1,6 PPM. “Sementara untuk pengukuran terakhir pada hari Rabu (11/1) berkurang menjadi 0,9 PPM,” kaya Rudy.

Rudy menambahkan, penyebab lain adalah terjadi perubahan suhu air yang drastis. Selama ini, suhu permukaan air mencapai 32 derajat celcius, mengalami penurunan menjadi 16 derajat celcius.

Rudy memaparkan, jumlah ikan yang mati di Danau Toba diperkirakan akan masih bertambah. Sebab, penghitungan terakhir dilakukan untuk jaringan apung yang dikelola 19 kepala keluarga. Sementara jumlah pengelola jaring apung di kawasan Humbahas mencapai 31 keluarga.

“Jadi sampai saat ini kami masih melakukan pendataan dan pengukuran kondisi kadar air. Kami berharap kondisi ini segera dapat diatasi,” paparnya.

Sementara itu, seorang warga pengelola KJA, Anton Simamora, 45, mengatakan, sedikitnya terdapat 61 Rumah Tangga Produksi (RTP) pemilik KJA yang ikannya mati. Dia masih bingung melihat ikan-ikannya mati dalam waktu cepat. Padahal ikan-ikan itu akan dipanen, sehingga kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6587 seconds (0.1#10.140)