Mahasiswa Korban Kabel Menjuntai Mengadu ke Jokowi, Bali Towerindo: Kami Tidak Akan Mencegah

Kamis, 03 Agustus 2023 - 15:34 WIB
loading...
Mahasiswa Korban Kabel...
Maqdir Ismail (kedua dari kiri), kuasa hukum PT Bali Towerindo, saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023). Foto/Irfan Maulana
A A A
JAKARTA - Sultan Rif'at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya , mencari keadilan atas kondisinya yang mengalami cedera berat akibat kabel yang menjerat lehernya. Dia mengirim surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dan Menko Polhukam Mahfud MD.

Mendengar upaya tersebut, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (Bali Tower) menyatakan tidak masalah dengan surat yang dilayangkan Sultan. Hal itu dipandang perusahaan sebagai hak dari keluarga Sultan.

"Sekali lagi ya, mereka itu bersurat itu adalah hak. Kami tidak akan mencegah itu. Tapi mari kita lihat ini secara proporsional," kata Maqdir Ismail, kuasa hukum PT Bali Towerindo, saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).

"Seperti yang Saudara katakan tadi, mereka mau lapor ke Pak Mahfud ya itu kami nggak bisa cegah, itu adalah hak mereka," ujar Maqdir.



Maqdir menyatakan segala upaya yang dilakukan keluarga Sultan saat ini adalah hak mereka. Termasuk, apabila ingin membawa insiden yang menimpa Sultan ke pidana maupun perdata.

"Kami tidak pernah berniat meminta mereka ke pengadilan. Tetapi ke pengadilan itu adalah hak orang. Kami juga tak bisa mencegah mereka lapor ke polisi. Karena itu hak mereka. Begitu juga kami tak bisa mencegah kalau mereka menggugat secara perdata karena itu adalah hak asasi manusia," jelasnya.

Namun demikian, Maqdir mengatakan agar kasus ini dilihat secara jernih tanpa menyalahkan pihak manapun. Sebab, ia menganggap apa yang menimpa Sultan adalah kecelakaan, bukan kelalaian perusahaan Bali Tower.



"Kita tidak ada yang tahu rahasia di balik ini, akibat kecelakaan. Sekali lagi apa yang saya sampaikan ini adalah sikap dari pihak Bali Tower. Kami tidak mengabaikan hak-hak mereka atau kepentingan mereka," kata dia.

"Kami sampaikan iktikad baik dengan akan memberikan bantuan kemanusiaan. Sekali lagi bukan karena mengakui adalah bahwa ada kesalahan pada kami. Karena soal kesalahan atau kesengajaan itu bukan kami yang putuskan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Sultan Rif'at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang terjerat kabel fiber optik mengadu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menko Polhukam RI Mahfud MD. Lewat sebuah surat, ia menuntut keadilan atas insiden yang membuatnya cedera.

Berikut isi lengkap surat tulisan tangan Sultan Rif’at Alfatih:

Assalamualaikum Wr Wb

Kepada Yth
Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia
Bapak Mahfud MD selaku Menko Polhukam RI

Selamat siang, nama saya Sultan Rif’at Alfatih. Saya adalah mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya, Malang. Usia saya saat ini 20 tahun

Kondisi saya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Saya adalah korban kecelakaan akibat kabel fiber optic yang menjuntai yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada tanggal 5 Januari 2023

Atas akibat dari kecelakaan tersebut, saya sampai saat ini makan dan minum melalui selang NGT Silikon yang dimasukkan ke dalam hidung saya yang setiap sebulan sekali harus saya ganti.

Area tenggorokan saya mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan rusaknya saluran makan dan saluran pernafasan saya. Akibatnya, menelan air ludah pun saya tidak bisa lakukan, sehingga setiap 2 menit sekali saya harus mengeluarkan air liur saya dan setiap kali saya ingin tidur saya harus menyedot air liur beserta lendir yang masuk ke saluran pernafasan saya dengan menggunakan mesin sedot.

Kepada Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak sekalian. Saya ingin cepat sembuh, dan diobati secepatnya, karena saya sendiri sudah tidak kuat berlama-lama lagi di kondisi seperti ini. Karena saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah, dan bisa melanjutkan aktivitas saya layaknya manusia normal. Saya ingin pihak yang bersangkutan segera bertanggungjawab atas kelalain yang sudah dilakukan sehingga membuat saya seperti ini kondisinya.

Saya ingin secepatnya kasus ini diakhiri dengan mendapatkan keadilan seadil-adilnya bagi saya dan keluarga agar kami tidak menjadi konsumsi publik lagi. Saya ingin pihak yang bersangkutan melihat data dan fakta yang terjadi sebenarnya seperti apa agar proses Decision Making, negosiasi dengan keluarga saya bisa berjalan dengan objektif, adil, dan tidak merugikan saya dan keluarga saya.

Demikian surat ini saya buat dengan sejujur-jujurnya. Harapan saya adalah dengan adanya surat ini dapat dibaca dan menjadi perhatian bagi Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD.

Bintaro, 2 Agustus 2023

Sultan Rif’at Alfatih
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3924 seconds (0.1#10.140)