Novita Hotel Minta Maaf, Proses Hukum Tetap Lanjut

Senin, 26 Desember 2016 - 20:50 WIB
Novita Hotel Minta Maaf, Proses Hukum Tetap Lanjut
Novita Hotel Minta Maaf, Proses Hukum Tetap Lanjut
A A A
JAMBI - Akhirnya Manajemen Novita Hotel meminta maaf kepada semua umat muslim di Jambi dan di Indonesia pascadugaan penistaan agama Islam di sebuah ornamen Natal di hotel tersebut pada Jumat akhir pekan lalu. Manager Novita Hotel, Husairi Seger sangat menyesalkan atas kejadian ini.

"Menyesal dengan adanya kejadian di hotel kami," katanya, Senin (26/12/2016) di kediaman rumah dinas Wali Kota Jambi di Kawasan Sipin, Kota Jambi.

Saat kejadian tersebut, dirinya merasa kaget dan terhina atas lafaz Allah berada di lantai di bawah ornamen Natal.

Padahal, menurutnya, ornamen Natal sudah terpasang sejak 15 Desember, namun tanpa sepengetahuan kami dirubah oleh oknum tertentu sehingga melukai umat Islam di seluruh Indonesia. "Jangankan berbuat seperti itu, berniat pun tidak terlintas dalam pikiran kami," ujar Husairi.

Untuk itu, sambungnya, kami mewakili manajemen Novita Hotel memohon maaf atas ketidakkewaspadaan kami dalam melakukan pengawasan, sehingga menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, terutama umat muslim.

"Mendukung sepenuhnya pihak kepolisian dalam mengungkap oknum yang tidak bertanggungjawab dan menghukumnya sesuai hukum yang berlaku," tutur Husairi dihadapan Kapolresta, Dandim 0415/Batanghari, Dandenpom, MUI, ormas Islam serta tokoh lintas agama dalam konferensi pers yang digagas Wali Kota Jambi Syarif Fasha.

Menurut Syarif Fasha, kegiatan ini merupakan ide pribadinya supaya kondisi di Jambi tidak berlarut-larut dan cepat terselesaikan.

"Saya meminta agar umat beragama di Jambi di Kota Jambi terutama umat Islam membuka pintu maaf dan semoga ini bisa menjadi pelajaran kita semua," katanya.

Fasha menilai, pihak hotel tidak bersalah, oknum tersebut yang lagi dicari pihak kepolisian yang bertanggungjawab dan harus ditangkap secepatnya. Begitu juga dengan Muhammad Taufik, Ketua DPD FPI Provinsi Jambi memaafkan apa yang terjadi di ornamen natal di Novita Hotel, namun proses hukum harus tetap berjalan.

"Jangan sampai mandek. Siapa tersangka harus didapat. Ini bukan saja surat Alquran yang dinistakan, tapi yang menurunkan 30 jus Alquran dihina dibuat sejajar dengan lantai hotel," sesalnya.

Taufik meminta dalam mengungkapkan kasus penistaan agama kepolisian jangan terkesan lambat.
"Kalau dibiarkan bisa berbahaya. Ini masalah besar dan sangat sensitif sekali. Tangkap aktor intelektualnya," tegasnya.

Dua juga meminta kepada penegak hukum atau Pemkot Jambi agar sebelum diungkap siapa pelakunya, Novita Hotel jangan dibuka terlebih dahulu.

Hal serupa diungkapkan pemuka agama non muslim. Pendeta umat Kristen Gultom mengaku terkejut atas insiden tersebut. "Menyesalkan atas kejadian ini, dan sepakat diserahkan pada proses hukum," katanya.

Dia juga sangat apresiasi dengan pihak hotel yang cepat meminta maaf sehingga tidak sampai bergejolak. "Kota Jambi harus tetap aman dan tetap saling menghargai antar umat beragama," harap Gultom.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9011 seconds (0.1#10.140)