Sehari Cukup Sebatok Beras, Cegah Anak Putus Sekolah

Senin, 05 Desember 2016 - 00:12 WIB
Sehari Cukup Sebatok Beras, Cegah Anak Putus Sekolah
Sehari Cukup Sebatok Beras, Cegah Anak Putus Sekolah
A A A
TUBAN - DI pelosok Rahayu, sebuah desa terpencil yang ada di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hidup menjadi sebuah rahmat yang harus dijalani dengan ikhlas. Mereka hidup saling berdampingan dan mulai menyadari kalau pendidikan menjadi kunci kebangkitan hidup mereka. Kehadiran pengolahan minyak di desanya menjadi pertalian yang mampu menembus sekat-sekat mimpi.

Matahari masih sepenggalah ketika Muhaemin (11), keluar dari kelas untuk bergegas ke lapangan bola yang ada di SDN Rahayu. Seragam pramukanya sudah terlihat lusuh, keringat mulai menetes di keningnya. Namun itu tak menyurutkan niatnya untuk segera bergabung dengan teman-temannya yang lain untuk bermain bola.

Berkali-kali matanya tertuju pada sepatu hitam yang baru dibelinya seharga Rp60 ribu di Pasar Soko. Kaus kaki bermotif kotak-kotak melengkapi penampilannya yang gahar. Tas ransel hitam langsung diletakkan di pinggir lapangan yang rapi dengan tatanan paving di berbagai sudut halaman sekolah.

"Kemarin dapat beasiswa dari Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) Rp1,5 juta. Uang beasiswa itu dimasukkan ke bank, ada buku tabungannya juga lho," ujar Emin, kemarin.

Bagi anak pasangan Siti Muawana dan Ladi Abidin itu, buku tabungan menjadi barang yang begitu langka. Penghasilan kedua orangtuanya sebagai buruh tani di Dusun Kayunan hanya cukup untuk makan sehari-hari, sehingga tak pernah berpikir memiliki buku tabungan yang berisi uang sampai jutaan rupiah.

Untuk makan setiap hari saja, keluarganya hanya menghabiskan sebatok beras yang dimakan berempat. Emin memiliki adik yang kini duduk di Taman Kanak-kanak (TK). Meskipun hidup sederhana, bapak dan ibunya sangat berharap ia bisa menyelesaikan pendidikan. Apalagi, dulu di Desa Rahayu banyak anak yang putus sekolah.

"Suasana sekolah sekarang beda dengan dulu. Ruangan kelas sudah layak, ada perpustakaan, laboratorium bahasa sampai lapangan olahraga yang tak perlu lagi kena genangan air ketika hujan deras turun," ujar Jumiati, guru kelas VI SDN Rahayu.

Bangunan sekolah di SDN Rahayu baru beroperasi 2014. Sekolah yang dibangun oleh JOB PPEJ itu menggabungkan dua sekolah yakni SDN Rahayu I dan SDN Rahayu II yang lokasinya sekitar 500 meter dengan Central Processing Area (CPA) milik JOB PPEJ. Di CPA itu, proses pemisahan gas bumi, minyak bumi serta air dilakukan sebelum didistribusikan ke berbagai tempat.

"Anak-anak yang putus sekolah juga sekarang tidak ada. Kalau dulu banyak sekali yang putus sekolah, kami sempat bingung juga ketika anak-anak tak suka berada di sekolah," ungkapnya.

Sekolah yang nyaman, lanjutnya, menjadi alasan kuat anak-anak untuk betah berlama-lama di kelas maupun halaman. Mereka juga kini memiliki perpustakaan dengan koleksi berbagai buku yang bisa membawa imajinasi serta impian mereka ke berbagai belahan dunia. Deretan tulisan dan gambar yang penuh makna menjadikan nuansa sekolah lebih beragam.

Semua itu tak bisa dilepaskan dari gerakan berjamaah yang dilakukan masyarakat, JOB PPEJ, orangtua siswa, serta elemen pemerintah yang memberikan suasana baru di SDN Rahayu ke jenjang yang lebih maju meskipun berada di desa terpencil.

"Harapane gawe urip mene luwih apik yo arek-arek kudu sekolah (Harapan untuk hidup lebih baik di masa mendatang anak-anak kami harus sekolah)," ujar Sumini, salah satu wali murid

Siang itu, Sumini menunggu anaknya di depan pagar sekolah. Di pematang sawah yang sejuk, ia bersama ibu-ibu lainnya menunggu anaknya pulang sekolah. Angin yang berembus kencang membuat beberapa ibu yang duduk di bawah pohon sawo ada yang sudah terlelap.

"Iki pas gak repot nang sawah. Soale jik tas wayahe tanem (Ini kebetulan enggak repot di sawah. Soalnya baru musim tanam),” sambungnya.

JOB PPEJ mengeluarkan dana sebesar Rp3 miliar untuk relokasi sekolah di SDN Rahayu. Mereka berharap anak-anak di desa yang berada di dekat kantor JOB PPEJ bisa menerima pendidikan dengan layak. Sektor pendidikan menjadi jalan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Field Admin Superintendent JOB PPEJ Akbar Pradima menuturkan, pembangunan sekolah memang dilakukan untuk menciptakan iklim kondusif selama proses belajar mengajar. Partisipasi pendidikan bagi anak-anak di berbagai desa yang ada di dekat JOB PPEJ juga terus meningkat, sehingga tidak ada lagi angka putus sekolah.

JOB PPEJ juga mengalokasikan beasiswa pendidikan bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu di berbagai desa. Setidaknya ada tujuh sekolah yang berlokasi di wilayah Ring I Tuban dan Bojonegoro yang mendapatkan beasiswa prestasi dengan total dana sebesar Rp53 juta.

Para siswa SD yang diberikan beasiswa itu berasal dari Desa Rahayu, Bulurejo, Soko Sari, dan Kebonagung yang berlokasi di Tuban. Untuk siswa yang ada di Bojonegoro juga diberikan beasiswa di Desa Campurejo, Ngampel, dan Sambiroto.

"Tiap sekolah ada enam anak yang dapat beasiswa. Mereka memperoleh Rp1,5 juta yang diberikan dalam bentuk tabungan. Ini juga sekaligus mengajari mereka untuk memiliki budaya menabung di bank," ucap Akbar.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4904 seconds (0.1#10.140)