Ribuan Pendaftar PPDB 2023 Ilegal, Disdik Jabar Buka Suara
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat tak mempermasalahkan gagalnya ribuan siswa dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 akibat manipulasi data. Sebanyak 4.791 siswa yang didiskualifikasi ini tak sebanding jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang mendaftar pada PPDB Jabar 2023, baik di tahap I maupun tahap II.
"Kalau dikalikan dengan jumlah pendaftar itu hampir 580 ribuan dan kalau ke reject 4.791 itu, itu hanya 1 persen kurang, jadi ya wajar segitu mah," kata Sekretaris Disdik Jabar, Yesa Sarwedi Hamiseno, Rabu (19/7/2023).
Menurut Yesa, kecurangan para siswa ini terindentifikasi saat proses pendaftaran. Adapun pemalsuan data tersebut terkait dengan identitas, rapot, hingga dokumen presentasi.
"Jadi 4.791 itu bukan yang sudah masuk terus dibatalkan. Mereka terindikasi pada saat pendaftaran, ketika memberikan data itu dokumenya tidak sesuai seperti pada nilai rapot mereka mengisinya 9 tapi pada saat upload rapotnya ternyata hanya 7, titik koordinat yang tidak sesuai," urainya.
Yesa mengaku, pihaknya pun sempat meminta untuk memperbaiki data. Namun, mereka tidak mengindahkan permintaannya itu.
"Nah jika itu tidak sesuai itu akan dikembalikan lagi kepada siswa. Diberikan kesempatan di masa sanggah itu, ternyata calon siswa itu tidak membetulkan sehingga akhirnya ditolak," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Jabar, Wahyu Mijaya menyebut, kasus manipulasi yang berujung kepada gagalnya siswa mengikuti proses PPDB terjadi di Kabupaten Bogor.
"Kalau dikalikan dengan jumlah pendaftar itu hampir 580 ribuan dan kalau ke reject 4.791 itu, itu hanya 1 persen kurang, jadi ya wajar segitu mah," kata Sekretaris Disdik Jabar, Yesa Sarwedi Hamiseno, Rabu (19/7/2023).
Menurut Yesa, kecurangan para siswa ini terindentifikasi saat proses pendaftaran. Adapun pemalsuan data tersebut terkait dengan identitas, rapot, hingga dokumen presentasi.
"Jadi 4.791 itu bukan yang sudah masuk terus dibatalkan. Mereka terindikasi pada saat pendaftaran, ketika memberikan data itu dokumenya tidak sesuai seperti pada nilai rapot mereka mengisinya 9 tapi pada saat upload rapotnya ternyata hanya 7, titik koordinat yang tidak sesuai," urainya.
Yesa mengaku, pihaknya pun sempat meminta untuk memperbaiki data. Namun, mereka tidak mengindahkan permintaannya itu.
"Nah jika itu tidak sesuai itu akan dikembalikan lagi kepada siswa. Diberikan kesempatan di masa sanggah itu, ternyata calon siswa itu tidak membetulkan sehingga akhirnya ditolak," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Jabar, Wahyu Mijaya menyebut, kasus manipulasi yang berujung kepada gagalnya siswa mengikuti proses PPDB terjadi di Kabupaten Bogor.