Keberanian Mayor Ruslan Melawan Penjajah di Sumatera Selatan

Sabtu, 12 November 2016 - 05:00 WIB
Keberanian Mayor Ruslan Melawan Penjajah di Sumatera Selatan
Keberanian Mayor Ruslan Melawan Penjajah di Sumatera Selatan
A A A
Di antara pejuang asal Sumatera Selatan, tersebutlah nama Mayor Ruslan. Seperti apa sosok dan perjuangannya?

Menurut Ketua Yayasan Pejuang Subkoss Kolonel (Purn) Jacob Chaidir kepada KORAN SINDO PALEMBANG, Mayor Ruslan lebih aktif di Divisi II Sub Komando Sumatera Selatan (Subkoss) di bawah komando Kolonel H Burlian di Lahat. Berdasarkan strukturnya, subkoss dibagi menjadi dua divisi yakni yang berada di seputaran Lahat, Pagaralam, serta wilayah di bawah kaki Gunung Dempo. Sementara subkoss divisi lainnya berada di Palembang.

"Strategi perang di Sumsel dibagi dua lokasi pertahanan. Satu ada di kota seperti halnya subkoss di Palembang dan satu lagi pertahanan di Lahat. Mayor Ruslan lebih banyak di Lahat. Sebenarnya, pangkat terakhirnya kapten, namun untuk mengenang jasa perjuangannya, setelah wafat akibat perang, pangkatnya mayor. Jadi Mayor Ruslan," ungkapnya.

Dalam buku yang ditulis Jacob bersama para veteran di subkoss, diceritakan Mayor Ruslan merupakan pemimpin pertempuran yang merangkap ketua Pertahanan Tanah Pasemah. Kegigihan melawan penjajah diperlihatkan Mayor Ruslan dalam memimpin perang yang melibatkan pejuang, tentara, dan masyarakat.

"Mayor Ruslan lebih banyak menghadapi penjajah Jepang, yakni di seputaran tahun 1945. Mayor Ruslan merupakan Komandan BKR Pagaralam. Bahkan ia pernah menggelar rapat terbuka di sekitar Tebat Limay, Dusun Palang Kenidai dengan melibatkan unsur pemerintahan. Mayor Ruslan sangat karismatik."

Pertemuan yang diperkirakan berlangsung 18 Desember 1945 diselenggarakan dengan semangat juang melawan tentara Jepang. Bahkan, di luar dugaan, pertemuan itu menjadi pertemuan akbar karena dihadiri lebih dari 10.000 orang. Kehadiran 10.000 orang ini dikenal dengan nama 'Rapat Jurai-Jurai Tue, Hulubalang-Hulubalang Tanah Pasemah' di Lampit Empat Merdike Due Dusun Pelang Kenidai.

"Itu kenapa Pelang Kenidai merupakan dusun bersejarah dalam perjuangan melawan Jepang," ujar Jacob yang pernah menjabat dandim di tiga kabupaten.

Dikisahkan pula, Mayor Ruslan mengatur pasukan untuk menyerang dari beberapa arah agar kekuatan Jepang terpecah. Untuk menjalankan strategi perang itu, Mayor Ruslan mengatur siapa pemimpin di pasukan paling depan, termasuk mengharuskan pasukannya menggunakan potongan kain putih di lengan kiri sebagai penanda identitas pasukan terdepan. Sasarannya adalah Bumi Agung.

"Pada malam hari, Mayor Ruslan memimpin pasukan ke Bumi Agung melalui Dusun Gunung Lilan. Bersama Mayor Ruslan, ada Kapten Djarab dan Sersan Ansori. Perang akhirnya pecah, dengan dukungan masyarakat," ujarnya.

Saat itu, kata Jacob, pos komando berada di kebun kina Bumi Agung. Di antara jalur tersebut sudah ada beberapa pos yang secara langsung diperiksa oleh Mayor Ruslan. Kewaspadaan pasukan makin ditingkatkan di Dusun Bumi Agung. Di lokasi yang sudah diduduki oleh Jepang itu, Mayor Ruslan sempat diminta lebih waspada.

Tapi, keberadaan mobil yang dibawa Mayor Ruslan diketahui oleh pasukan Jepang. Sampai akhirnya terjadi perang yang hebat. Mayor Ruslan yang dikenal gigih dan tidak takut menghadapi penjajah, terus menerobos pertahanan Jepang, meski kendaraannya dihujani peluru.

Pertempuran di malam hari ini berlangsung sengit. Pasukan Mayor Ruslan terjepit. Bahkan, pasukan hanya mengandalkan mobil yang ditumpangi Mayor Ruslan dan beberapa prajurit lainnya untuk berlindung. Saat itu pula, Mayor Ruslan tetap gigih dan berhasil menerobos tiga barikade pasukan Jepang.

Saat barikade keempat, mobil Mayor Ruslan terbalik dan Mayor Ruslan terluka berat. Awalnya belum diketahui apakah Mayor Ruslan meninggal atau hanya luka. Tiga hari setelahnya, jasad Mayor Ruslan ditemukan dan langsung dibawa ke Dusun Sukabumi, Matga Padjar Bulan, Djarai, Lahat. Pengakuan anak buahnya, Mayor Ruslan tertembak.

Kini, nama Mayor Ruslan diabadikan menjadi nama jalan di Palembang, Sumatera Selatan.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0138 seconds (0.1#10.140)