Dua Gadis Berusia 14 dan 15 Tahun Sukses Masuk Unair

Senin, 16 Mei 2016 - 20:40 WIB
Dua Gadis Berusia 14 dan 15 Tahun Sukses Masuk Unair
Dua Gadis Berusia 14 dan 15 Tahun Sukses Masuk Unair
A A A
SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) menerima dua calon mahasiswi yang masih berusia 14 dan 15 tahun lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Calon mahasiswi tersebut bernama Syarifah Salsabila siswi Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Amanatul Ummah Surabaya dan Rania Tasya Ifadha dari SMAN 3 Semarang.

Rektor Unair Surabaya Prof M Nasih menjelaskan, bahwa Syarifah yang tinggal di Karang Tembok Surabaya ini lahir pada 30 Juli 2001. Dengan demikian sampai saat ini masih berusia 14 tahun dan baru pada 30 Juli mendatang genap 15 tahun.

"Dia berhasil lolos SNMPTN dengan mengambil jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Unair," kata M Nasih, Senin (16/5/2016).

Sementara Rania Tasya Ifadha usianya saat ini sudah 15 tahun seiring ulang tahunnya pada 17 Februari lalu. “Jadi antara Syarifah dan Rania ini beda lima bulan,” timpal M Nasih.

Dengan masuknya Rania lewat jalur SNMPTN, maka menepis kabar yang menyatakan bahwa tak satupun murid dari SMAN 3 Semarang yang berhasil lolos SNMPTN. Rania yang berasal dari Kecamatan Pedurungan, Semarang itu memilih Fakultas Kedokteran.

“Kedua calon mahasiswa ini menempuh kelas akselerasi di sekolahnya, Lha yang menarik, calon mahasiswa termuda yaitu Syarifah berasal dari Madrasah Aliyah. Ini membuktikan bahwa Madrasah Aliyah juga layak untuk diperhitungkan seperti halnya sekolah negeri,” ujar M Nasih.

Dia juga menjelaskan, dengan adanya calon mahasiswa termuda ini, pihaknya tidak memperlakukan khusus. Mereka harus mengikuti perkuliahan seperti halnya dengan para mahasiswa lainnya.

Dengan usia mereka yang cukup muda itu, jika mereka bisa selesai kuliah tepat waktu, mereka akan menjadi sarjana termuda di angkatannya.

M Nasih menegaskan bahwa Unair telah menerima 2.098 pendaftar calon mahasiswa jalur SNMPTN. Dari jumlah tersebut, 78,65% atau 1.650 adalah perempuan, sisanya baru laki laki. Jika dilihat dari asal sekolahnya, sebanyak 1,76% berasal dari SMK baik negeri maupun swasta.

Sementara yang berasal dari MA sebanyak 5,13% atau 113 calon mahasiswa baru. Selebihnya yaitu 92,85% atau sebanyak 1.948 calon mahasiswa baru berasal dari SMA baik negeri maupun swasta. Asal pendaftar paling banyak tetap di pegang Surabaya sebanyak 37,27% atau 782 siswa.

Sementara itu, Ibu Syarifah Salsabila, Menik Sugiarti mengungkapkan rasa syukur begitu mendapat kabar jika anaknya diterima melalui jalur prestasi.

Menik mengatakan, bahwa anaknya sudah mengikuti kelas akselerasi sejak SMP. “Syarifah masuk SMP usianya baru 11 tahun, trus lulus MA usianya masih 14 tahun,” tutur Menik sambil mengatakan bahwa sampai saat ini anaknya masih mengikuti kegiatan di pesantren sebagai santriwati.

Hasanudin, ayah Rania Tasya Ifadha juga banyak mengucap syukur atas diterimanya Rania di Unair. Dia menjamin bahwa anaknya tidak akan menyianyiakan kesempatan yang sudah diberikan pihak Unair dengan memilih Rania masuk kedokteran.

“Kedokteran itu sudah cita-cita anak saya sejak kecil. Jadi meski biayanya tinggi, kita tetap dukung,” tutur Hasanudin.

Dia juga mengakui jika anaknya ikut kelas akselerasi. Menurunya, Rania punya beberapa keunggulan, diantaranya daya ingat Rania yang kuat dengan IQ mencapai 130.

“Masuk program akselerasi itu banyak sekali tesnya. Mulai tes psikologi sampai tes IQ juga. Dan sejak sejak SMP Rania lolos program akselerasi,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8975 seconds (0.1#10.140)