Di Tangan Warga Ngringgo, Limbah Kayu Jadi Kacamata Mahal

Selasa, 05 April 2016 - 07:31 WIB
Di Tangan Warga Ngringgo, Limbah Kayu Jadi Kacamata Mahal
Di Tangan Warga Ngringgo, Limbah Kayu Jadi Kacamata Mahal
A A A
SOLO - Bagi sebagian besar masyarakat, barang limbah atau barang sisa akan dibuang karena dianggap tidak berguna.

Namun siapa sangka, dari barang limbah yang ada, berbagai produk bisa dihasilkan dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Galih Donat dan kawan-kawan, warga Benowo Ngringo Kecamatan Jaten Karanganyar.

Di tangan mereka limbah mebel kayu yang tidak lagi digunakan, disulap menjadi sebuah kacamata. Bahkan kacamata yang dihasilkan oleh warga di pinggiran Sungai Bengawan Solo ini mampu menembus pasar ekspor.

Untuk membuat sebuah kacamata berbahan kayu, dibutuhkan waktu setidaknya dua jam. Limbah kayu yang sudah dibuat ukuran kecil tinggal di potong-potong dan dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan model yang diinginkan.

Peralatan yang digunakan untuk membuat kacamata jenis itu juga tidak terlalu rumit, sebagian besar hampir sama dengan alat pertukangan kayu pada umumnya.

Kayu yang sudah dibentuk kemudian diberi warna dan diberi gagang dan aksesoris lain seperti kacamata pada umumnya.

Setelah itu kacamata tinggal dipasarkan sesuai dengan permintaan atau pesanan yang masuk ke rumah produksi. Satu unit kacamata paling murah dihargai Rp800.000.

"Dengan kreativitas yang dimiliki, kayu bekas yang biasanya tdiak terpakai kemudian kita bentuk menjadi kacamata," ucapnya.

Ia mengatakan Berbagai model kacamata bisa dibuat dari bahan kayu, menurutnya mulai dari kacamata retro hingga phinisi semua bisa dibuat dengan waktu yang relative singkat.

Bahkan, kacamata untuk orang yang mengalami gangguan pengelihatan juga bisa dibuat dari bahan kayu. Tinggal nantinya lensa yang digunakan menyesuaikan masing-masing para penggunanya.

Galih mengatakan kacamata limbah kayu itu cukup diminati di pangsa pasar luar negeri terutama Amerika dan juga Inggris, serta beberapa negara maju lain yang ada di dunia.

Selain itu kacamata tersebut juga diminati oleh pangsa pasar lokal terutama di bali. "Permintaanya cukup banyak dalam sepekan kita bisa memproduksi hingga 100 unit," sebutnya.

Yogie, pekerja di rumah produksi milik Galih mengatakan kayu yang digunakan biasanya merupakan limbah produksi gitar.

Biasanya banyak potongan-potongan kayu yang sudah tidak dipakai yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat kacamata. "Kalau Kacamata Kayu semakin lama dan semakin tua, coraknya akan semakin kelihatan bagus," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4583 seconds (0.1#10.140)