Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pipa PDAM

Jum'at, 26 Februari 2016 - 19:17 WIB
Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pipa PDAM
Lahar Dingin Kelud Hancurkan Pipa PDAM
A A A
KEDIRI - Lahar dingin Gunung Kelud menghancurkan jaringan pipa PDAM di wilayah Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jumat (26/2/2016). Setiap hujan mengguyur lebih dari satu jam material sisa erupsi 13 Februari 2014 silam itu mengancam permukiman warga di sekitar bantaran sungai lahar.

Bupati Kediri Haryanti Soetrisno yang datang ke lokasi mengimbau warga untuk menjaga kewaspadaan. “Sebaiknya warga memperhatikan imbauan petugas setiap hujan turun,“ ujar Bupati Haryanti, Jumat (26/2/2016).

Lokasi rawan bencana lahar dingin berada di kawasan Kali Ngobo, Dusun Wonorejo, Desa Trisulo. Hantaman material batu yang dibawa arus air mematahkan pipa saluran air bersih sepanjang dua kilometer. Sebanyak 350 kepala keluarga (KK) terancam krisis air bersih.

Selama perbaikan, Bupati Haryanti meminta dinas terkait untuk memberikan bantuan pasokan air bersih melalui truk tangki. Pemerintah juga menyiagakan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta relawan pada setiap titik pantau aliran lahar dingin.

Jaringan radio komunitas dimanfaatkan untuk memantau fluktuasi debit sungai selama hujan deras berlangsung. Sebab di lereng dan sekitar puncak Kelud masih ada jutaan kubik material sisa erupsi yang rawan terjun bebas setiap air hujan menimpa.

Menurut Kabag Humas Pemkab Kediri Haris Setiawan bantuan air bersih akan terus disalurkan selama perbaikan pipa belum selesai.

“Pembagian air bersih akan dilakukan setiap hari,“ ujarnya. Sebelumnya banjir lahar dingin Kelud juga merusakkan pos pantau dan warung makan di wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Lahar dingin juga menenggelamkan dua unit truk milik penambang pasir. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Menurut Kabag Humas Pemkab Blitar Puguh Imam Susanto penanganan bahaya lahar dingin selama musim penghujan menjadi prioritas utama pemerintahan baru Bupati Rijanto. “Selain itu penanganan banjir di wilayah Sutojayan dan masalah penambang pasir liar juga menjadi prioritas utama,“ katanya.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Khoirul Huda mengatakan bahwa curah hujan mempengaruhi kestabilan material sisa erupsi.

Kendati demikian dia tidak bisa memprediksi berapa besar sisa material yang turun. “Imbauan kita sebaiknya berhati hati selama berlangsung hujan deras,“ tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4634 seconds (0.1#10.140)