Pasangan Calon Kalah, Kader PDIP Mengundurkan Diri

Minggu, 13 Desember 2015 - 16:19 WIB
Pasangan Calon Kalah, Kader PDIP Mengundurkan Diri
Pasangan Calon Kalah, Kader PDIP Mengundurkan Diri
A A A
Pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) Bantul dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) DIY diminta mengundurkan diri menyusul kalahnya pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung pada Pilkada Bantul, Sleman dan Gunungkidul.

Ketua Pengurus Ranting Argodadi Kecamatan Sedayu Kadri mengatakan, sebagai tanggung jawab atas kekalahan Calon Bupati Sri Suryawidati-Misbakul Munir yang diusung oleh PDIP, maka dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Dia juga berharap kepada semua pengurus DPC PDIP Bantul untuk mengikuti langkah yang sama dengan dirinya.

“Kami ingin Ketua dan pengurus DPC PDIP yang lain bertanggung jawab atas kekalahan ini. Ini menunjukkan ketidak becusan pengurus DPC PDIP menggerakkan mesin partai,” tandasnya, Minggu (13/12/2015).

Perjuangan kader PDIP di tingkat bawah, khususnya di Kecamatan Sedayu yang mampu memenangkan pasangan Sri Suryawidati-Misbakul Munir secara telak ternyata sia-sia.

Kemenangan lebih dari 5.000 suara atas pasangan Suharsono-Abdul Halim Muslich di Kecamatan Sedayu, dan secara khusus di Ranting Argodadi unggul sekitar 1.500 suara lebih tak berarti, karena kader partai di atas dinilai tak bekerja maksimal.

Karena tanggung jawabnya tersebut, maka dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan mendorong agar ada pembaharuan di kepengurusan tingkat DPC dan DPD segera dilakukan.

Hal tersebut untuk menyelamatkan suara PDIP yang unggul mutlak dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) beberapa waktu lalu. Jika dibiarkan perpecahan tersebut terjadi, maka ketua dan jajaran Pengurus DPC PDIP untuk legowo mundur.

“Pengurus partai di tingkat bawah sudah pandai semua, mereka tahu mana yang baik untuk partai dan tidak,” terangnya.

Mantan Anggota DPRD dari Fraksi PDIP periode 2009-2014 yang juga mantan salah satu ketua PAC PDIP di Bantul Panut juga mengutarakan hal yang sama. Kepemimpinan Ketua DPC PDIP di Bantul saat ini sudah jauh dari harapan.

"Dua kali periode sejak DPC PDIP Bantul diketuai oleh Aryunadi, justru mengalami penurunan. Puncaknya calon incumbent yang digadang-gadang untuk menang justru kalah telak di basis PDIP,” ungkapnya.

Dia mendesak agar diadakan Konverensi Cabang Khusus (Konvercabsus) PDIP Bantul karena kalah dalam Pilkada kali ini. Menurutnya, dua kali pilkada dalam kepengurusan Aryunadi semua calon yang diusung oleh PDIP Bantul kalah.

"Tahun 2009 lalu, PDIP mengusung Kadarmanto sebagai calon bukan Sri Suryawidati, dan saat itu juga kalah," jelasnya.

Ketua dan Pengurus DPC PDIP saat ini tak mampu meredam perpecahan dalam tubuh partai. Para pengurus tidak mengakomodir calon bupati yang didukung oleh 14 PAC dan justru mengusung Sri Suryawidati yang diusung oleh 7 PAC.

Dan konflik justru dibuat dengan memecat kader-kader partai yang awalnya mendukung Suharsono karena calon ini juga pernah mendaftar melalu PDIP untuk maju dalam pilkada.

“Harus ada penyegaran di tingkat pengurus. DPD juga harus segera dievaluasi kinerjanya karena tiga calon bupati dari PDIP di DIY semuanya kalah,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Kader PDIP yang juga mantan Ketua PAC Pancak dan menjadi anggota PDIP sejak tahun 1977 Naryo Widodo mengatakan, meskipun calon bupati yang diusulkan oleh DPC PDIP ke Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP adalah Suharsono dan Sri Suryawidati, tetapi rekomendasi calon bupati yang keluar dari DPP tidak lepas dari pengurus di daerah.

“Oleh karena itu pengurus yang ada saat ini harus bertanggung jawab atas kekalahan ini,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Bantul, Aryunadi sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi. Nomor pribadinya yang biasa untuk berkomunikasi ternyata sedang tidak aktif.

Hanya saja, Sekretaris DPC PDIP Bantul Kusbowo menandaskan pihak DPC bertanggung jawab atas kekalahan pasangan Sri Suryawidati-Misbakhul Munir dalam Pilkada 2015 di Bantul ini. Pihaknya juga tidak mempermasalahkan jika dituntut mundur.

“Saya tidak masalah mundur atau tidak menjadi pengurus partai lagi. Kami tegaskan, pengurus DPC PDIP Bantul bertanggung jawab penuh atas kekalahan ini,” tukas Kusbowo.

Kusbowo justru bertanya kepada oknum-oknum yang mengaku sebagai kader PDIP yang menuntut mereka mundur tersebut. Selama masa pilkada tahun 2015 ini ke mana kader-kader ini. Apakah mereka sudah menjalankan instruksi partai yang menginginkan agar semua kader PDIP berjuang keras memenangkan pasangan Sri Suryawidati-Misbakul Munir.

Sepengetahuan dirinya, kader-kader tersebut justru membelot dengan mengerahkan massa mereka untuk mendukung pasangan lawan Suharsono-Abdul Halim Muslich.

Menurutnya, kader-kader ini hanyalah pahlawan kesiangan yang seolah-seolah mengatasnamakan akar rumput. Jikapun ada pengurus ranting yang mengundurkan diri, menurutnya hal tersebut justru malah bagus daripada menjadi duri dalam daging.

“Kalau memang kader, mari kembali ke jalan yang benar. Soal pemecatan, selama ini sama sekali belum ada pemecatan kader. Karena yang berhak itu DPP bukan DPC dan DPD,” pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7946 seconds (0.1#10.140)