Salut, Anggota Satlantas Sukabumi Iuran Tebus Bayi di RSUD

Selasa, 08 Desember 2015 - 18:29 WIB
Salut, Anggota Satlantas Sukabumi Iuran Tebus Bayi di RSUD
Salut, Anggota Satlantas Sukabumi Iuran Tebus Bayi di RSUD
A A A
SUKABUMI - Aksi mulia dilakukan oleh puluhan anggota Satlantas Polres Sukabumi. Para abdi negera itu melakukan patungan dana demi untuk menebus bayi yang ditahan pihak RSUD Sekarwangi, karena kedua orang tuanya tak mampu membayar biaya persalinan.

Sejak terlahir beberapa pekan lalu, bayi bernama Aisyah Shaqila Risqi ini sepertinya harus melewati kondisi yang cukup sulit.

Betapa tidak, proses kelahirannya harus dialami Aisyah di dalam gerbong Kereta Api Pangrango saat kedua orang tuanya Taufik Hidayat (38), dan Khosiyyah Nasution (36), tengah dalam perjalanan dari Sukabumi menuju Bogor.

Akibat persalinan yang tidak mendapatkan cukup fasilitas dan penanganan medis tersebut, Aisyah terpaksa harus dilarikan ke RSUD Sekarwangi.

Di rumah sakit milik Pemkab Sukabumi ini, Aisyah harus menjalani perawatan selama kuang lebih 25 hari. Sungguh malang, setelah dinyatakan sehat, Aisyah tidak diijinkan pulang hanya karena orang tuanya belum melunasi seluruh biaya perawatan.

Taufik, sang ayah hanya memiliki uang sebesar Rp 8 juta. Sementara biaya perawatan yang harus dibayarkan mencapai Rp 12.036.000. Terganjal kekurangan biaya itulah menyebabkan kepulangan Aisyah harus tertahan.

Dalam situasi yang serba sulit itu, tiba-tiba saja Taufik dan Isterinya, mendapatkan kejutan dari Kasatlantas Polres Sukabumi AKP Raden Erik Bangun Praksa yang sengaja datang dengan membawa sejumlah uang untuk menutupi kekurangan biaya perawatan Aisyah.

"Ini benar-benar anugerah, berkat bantuan dari aparat kepolisian anak kami akhirnya bisa dibawa pulang. Padahal sebelumnya kami harus menghadapi situasi yang sangat sulit, karena kekurangan biaya perawatan yang harus dipenuhi masih cukup besar," ungkap Taufik kepada wartawan.

Sementara itu AKP Raden Arik Bangun Prakasa mengaku empati atas pemasalahan yang dihadapi Taufik dan Khosiyyah serta bayinya, mulai dari proses persalinan yang harus dijalani di dalam gerbong kereta hingga harus tertahan di rumah sakit karena terganjal biaya.

Seluruh rangkaian peristiwa tersebut diketahui Erik dari laporan para anggota Raifans, yakni sebuah komunitas pecinta moda transportasi kereta api asal Sukabumi.

"Mendapatkan laporan itu saya langsung menggagas untuk mengumpulkan iuran dari para anggota Satlantas pada saat apel pagi. Hasilnya cukup lumayan, uang yang terkumpul bisa digunakan untuk menutupi kekurangan biaya perawatan bayi," ujar Erik.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4292 seconds (0.1#10.140)