Anak Kampung Transmigran Sumsel Kuliah di China

Sabtu, 14 November 2015 - 19:44 WIB
Anak Kampung Transmigran Sumsel Kuliah di China
Anak Kampung Transmigran Sumsel Kuliah di China
A A A
JAKARTA - Namanya Miftahun Nurrochman. Pemuda kelahiran 6 Oktober 1996 di perkampungan transmigran Pelita Jaya Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel ini adalah anak seorang petani transmigran yang hijrah ke Sumsel pada tahun 1988.

Hidup di daerah transmigrasi tak serta merta selalu diliputi kesuksesan. Bahkan pada saat krisis ekonomi 1998, pertanian orangtuanya terserang hama dan tanah tandus. Karena tak sanggup membeli beras, maka ubi pun menjadi makanan pokok.

“Karena kondisi hidup yang sangat berat, maka orangtua memutuskan untuk pindah ke Desa Talang Taling. Di lokasi baru kami hanya tinggal di gubuk beratap daun di perkebunan,” kata Miftahun mengenang masa sulit di desanya, Sabtu (14/11/2015).

Tinggal di tempat kurang layak tak mengecilkan semangat Miftahun. Kondisi tersebut malah memacu dirinya untuk berprestasi di sekolah. Hal tersebut diwujudkan dengan diraihnya peringkat pertama di Kelas 3 SD dan menjadi 10 besar hingga lulus SD.

Sebagai anak buruh tani, Miftahun sempat terancam tidak bisa melanjutkan sekolah. Disaat sulit itu, dia mendapat bantuan dari kakaknya. Kakak Miftahun bekerja sebagai sopir untuk memudahkan dia ke sekolah yang jaraknya sangat jauh.

“Tanpa ada bantuan dari kakak saya, tidak mungkin saya bisa menyelesaikan studi di MTs. Karena dukungan orangtua dan saudara saya, akhirnya saya bisa melanjutkan studi ke SMKN 1 Gelumbang,” lanjutnya.

Berbeda dengan anak SMK pada umumnya, Miftahun memilih untuk tekun belajar. Dan ketekunannya tersebut, dia keluar menjadi kandidat perlombaan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada 26-28 Februari 2015.

Lomba itu diselenggarakan PASIAD Indonesia (Pasific Countries Sosical and Economic Solidarity Association) atas kerjasama Indonesia-Turki. Dalam lomba itu, dia membuat alat penaik tegangan dari 12 Volt DC menjadi 220 Volt AC.

Alat buatannya itu berhasil meraih medali perunggu International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) yang diselenggarakan di Tbilisi-Georgia, Eropa, pada 1-3 Mei 2015.

“Senang sekali bisa menang, karena akhirnya perjuangan orangtua dan saudara saya tidak sia-sia. Bahkan saya rela berkelahi dengan teman-teman sewaktu sekolah dahulu gara-gara diajak membolos,” lanjutnya.

Tiak puas dengan mendali perunggu, Miftahun semakin giat belajar hingga dinyatakan lulus hingga mendapat kehormatan dari Pemerintah Sumatera Selatan sebagai salah satu kandidat dalam Program Kuliah Gratis.

Dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Mechatronics Technology Nanjing Polytechnic Institute (NJPI). Keberhasilan Miftahun mendapat beasiswa membuat orangtuanya bangga. Siapa sangka anak seorang transmigran bisa kuliah di China.

Sekedar informasi, tahap awal beasiswa PKG diberikan kepada 2.000 mahasiswa. Program beasiswa ini untuk di perguruan tinggi di Sumsel, luar provinsi, dan di luar negeri.

Angka tersebut termasuk para mahasiswa PSJD (Program Santri Jadi Dokter), maupun mereka yang sedang kuliah di luar negeri dan telah dibiayai Pemprov Sumsel sebelum PKG diluncurkan.

Pada 2014, Pemprov Sumsel mengirim sembilan orang mahasiswa untuk belajar ke Cina. Satu orang di Nanjing College Chemical of Technology (NJIST), lima orang di Nanjing Institute Railway of Technology, dan tiga lainnya di Jiangsu Institute of Commerce.

Selanjutnya pada 2015, mahasiswa PKG yang dikirim ke Cina lima orang ke Design WUXI Institute of Technology jurusan Fine Art, dan 25 orang di Nanjing Collecge Chemical of Technology (NJIST) untuk jurusan Mechanical Technology, Marketing, Mechanical and Electrical Equipment Repair and Management, dan Mechatronics Technology.

Saat ini, terdapat lima orang yang mengikuti Pre-departure Training di SEAMEO SEAMOLEC yang akan berangkat ke WUXI Institute of Technology Jepang. Selain itu, ada 30 orang lainnya yang sedang mengikuti Pre-departure Training selama tiga bulan, di STP Sahid, sebelum diberangkatkan ke Jepang.

"Pemprov Sumsel memberikan bantuan kepada mahasiswa yang kurang mampu melalui program PKG, pada tahun keempat ditargetkan mencapai 120 Milyar untuk 8.000 penerima,” kata Kadis Pendidikan Pemprov Sumsel Widodo.

Hingga kini, program PKG Pemprov Sumsel telah menggandeng sejumlah perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, antara lain Universitas Sriwijaya, UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, UIN Syarif Hidayatullah, dan Universitas Negeri Jakarta.

Selain itu masih ada SEAMEO SEAMOLEC, STP Shahid, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nanjing (Tiongkok), Universitas Jiangsu (Tiongkok), dan Universitas Jeiju (Korea Selatan).
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3362 seconds (0.1#10.140)