Investor Ogah Kembangkan Hilirisasi

Rabu, 16 September 2015 - 10:12 WIB
Investor Ogah Kembangkan Hilirisasi
Investor Ogah Kembangkan Hilirisasi
A A A
PALEMBANG - Tingginya kuan titas penduduk serta melimpahnya kekayaan alam Indonesia, termasuk di Sumsel menjadi alasan para investor untuk menginvestasikan dananya ke Indonesia.

Sayangnya investor ter utama Tiongkok belum tertarik untuk berin vestasi ke sektor hilirisasi lantaran Break Even Point (BEP) atau balik modal yang begitu lama. “Untuk membangun hiliri - sasi itu membutuhkan biaya besar. Sementara balik modal sa ngat lama. Makanya keba - nya kan investor ogah me na - namkan investasinya pada sek - tor hilirisasi,” kata Asisten De - puti Kerjasama Ekonomi Asia Kementerian Koordinator Per - ekonomian RI Bo bby C Siagian di Hotel Ar yaduta Palembang, kemarin.

Dia menuturkan,meng ing - gat pengembangan hiliri sasi se perti membangun pab rik ban dan lainnya bersifat long time investment, sehingga investor lebih tertarik memilih menanamkan investasinya pada sektor lain seperti ma ka - nan, infrastruktur, perd a gangan dan lainnya. Disamping balik modal yang sangat lama, masih kataBobby, ada beberapa kendala lain yang dihadapi investor antara lain pembebasan lahan, perizinan dan sebagainya.

“Secara garis besar, in ves tor Tiongkok yang meng uasai investasi di Indonesia. Khusus Sumsel, kami terus berupaya maksimal agar investor Tiong - kok dapat menginvestasikan dananya untuk meng embang - kan sektor hilirisasi,”ucapnya. Dia mengakui ada tiga sek - tor besar yang menjadi incaran investasi para investor Tiong - kok ialah perdagangan, inves - tasi dan pertambangan.

Bahkan kerjasama dengan investor Tiongkok dalam se k - tor perdagangan kedua negara capai US$150 miliar per tahun. Khusus di Sumsel, kata dia, investor Tiongkok berencana membangun pembangkit lis - trik Sumsel VI. “Secara detail, kami belum mengetahui kon - sepnya seperti apa dan akan terealisasi tahun berapa. Na - mun untuk penandatanganan MoU-nya sudah dilakukan,” ucapnya.

Sampai saat ini, investor asing mendominasi mena - nam kan investasinya di Indo - nesia ketimbang investor lo kal. Begitu pun sebaliknya, di luar negeri investor Indonesia sangat minim meng in vestasikan dananya ke luar negeri. “Investor dalam negeri ma - sih lebih berinvestasi di dalam negeri karena potensi bisnis dalam negeri masih sangat besar.

Kalau bermain diluar ne - geri jelas membutuhkan dana besar. Apalagi dengan pele ma - han rupiah membuat modal semakin besar,” ujarnya. Sementara itu, Perwakilan Kadin Indonesia pada Komite Tiongkok Haris Chandra me - nambahkan, bahwa investor Tiongkok cenderung bermain ke semua lini sektor di In - donesia.

“Pasar Indonesia ini sangat besar sehingga sangat menarik investor menanam - kan in ves tasinya ke Indonesia, terma suk pula sektor ma ka - nan,” kata Haris. Ke depan, pihaknya be ren - cana akan menarik para in - vestor luar untuk berinvestasi ke Sumsel, terutama dalam me - ngembangkan hilirisasi. Na - mun sayangnya sampai saat ini belum ada satupun yang terealisir dengan baik.

“Ada beberapa hal yang per - lu dicontoh Indonesia dari Tiongkok seperti pengkla ste - ra n industri. Dengan begitu in - dustri tidak susah lagi mencari bahan baku karena sudah ada pengklasteran masing-ma - sing,”katanya.

Darfian jaya suprana
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4498 seconds (0.1#10.140)