Warga Bergelimpangan di Atas Rel

Selasa, 15 September 2015 - 11:13 WIB
Warga Bergelimpangan di Atas Rel
Warga Bergelimpangan di Atas Rel
A A A
PALEMBANG - Tak terima tanahnya digusur PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Divre III Sumbagsel, ratusan warga dipinggiran rel berdemo dengan melakukan aksi tidur-tiduran diatas rel, kemarin.

Mereka menolak penggusuran oleh PT KAI yang ganti ruginya tidak sesuai dengan yang mereka ha rapkan. Aksi demonstrasi ter - se b ut berlangsung di Jalan Abi Kus no, KelurahanKemangAgung, Kecamatan Kertapati Palem - bang. Meski berlangsung singkat dimulai pukul 11.00 WIB, para war ga yang kebanyakan ibu ru - mah tangga tersebut, berteriakteriak menolak penggusuran oleh PT KAI yang akan berlangsung pada November mendatang.

Me - re ka menangis dan menyesalkan rencana yang tidak berpihak pada masyarakat tersebut. Effendi, salah seorang perwa - kilan warga mengatakan, pihak - nya menolak kebijakan PT KAI tersebut, karena ganti rugi yang diberikan sangat tidak sesuai. “Warga sini protes keras karena ganti rugi yang akan diberikan itu cuma ganti bongkar bangunan, dan dananya tidak sesuai dengan bangunan yang kami tempati sekarang,” jelas dia.

Effendi mengungkapkan, kon disi tersebut sangat meresah - kan warga, yang rata-rata sudah menempati kawasan tersebut lebih dari 30 tahun. “Warga ini sudah lama tinggal di sini, dan kami ingin ganti ruginya yang se - suai dengan bangunan yang kami tempati,” kata dia. Warga juga membentangkan satu spanduk yang bertuliskan “Ka mi warga RT 12, 14,17,18, 21, 22, dan 51 menolak keras penggu - suran oleh PT KAI”.

Nurjanah , 60, mengatakan dirinya meno lak aksi penggusuran tersebut. Se - bab, keluarganya tidak memi liki rumah lain untuk ditinggali. “Saya ini tidak punya rumah lagi, kalau digusur mau tinggal di ma - na?” kata dia sambil menangis. Dia menegaskan, kalau me - mang mau digusur, seharusnya ganti rugi tersebut sesuai dengan kondisi bangunan. “Bangunan saya cuma diganti rugi Rp 200.000 saja.

Kalau dibongkar mau tinggal di mana? Cukup apa uang ganti bongkar bangunan itu,” tegas dia. Nurjanah berharap, PT KAI mengganti rugi yang sesuai, bu - kan ganti bongkar bangunan. Se - bab menurut informasi, mereka hanya akan mendapat ganti uang bongkar bangunan yang disesuai - kan dengan kondisi rumah yang mereka tempati. Jika rumah per - manen akan diganti uang peng - gusuran Rp250.000 per rumah, dan semi permanen diganti Rp200.000 per rumah.

Menurut informasi yang di - dapat di lapangan, warga setem - pat sudah cukup lama menempati lahan milik PT KAI tersebut, rencananya perusahaan kereta api akan menertibkan kawasan tersebut guna memaksimalkan pembangunan rel perlintasan kereta api. Lahan yang akan di - gunakan yakni sepanjang 176 000 meter/segi, di mana ratusan warga di tujuh RT akan terkenda dampaknya.

Manajer Humas PT KAI Divre III Sumbagsel, Supriyanto ketika di konfirmasi mengatakan, ren - cananya di kawasan tersebut akan dibangun dalam pengemba - ngan Stasiun Kertapati, bukan hanya jalur hijaunya tetapi juga akan dibangun beberapa fasilitas di tempat tersebut. “Sesuai de - ngan perencanaan maka akan di - bangun beberapa fasilitas di ka - wasan itu,” kata dia.

Mengenai protes warga, lan - jut Supriyanto, pihaknya menja - lankan aturan sesuai dengan NJOP bangunan, yakni dengan mengganti uang bongkar ba - ngun an sesuai nilainya. Untuk ba ngunan permanen akan digan - ti Rp250.000 per meter per segi, dan semi permanen diganti Rp 200.000 per meter persegi. “Karena lahan itu milik PT KAI, jadi kita ganti sesuai NJOP nya. Kami tidak berani mengeluarkan kebijakan yang melebihi aturan yang ada,” pungkas dia.

Muhammad uzair
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3151 seconds (0.1#10.140)