Banyak Job Baru di Dunia Digital, Kominfo dan DPR RI Gelar Diskusi
loading...
A
A
A
BOGOR - Pekerjaan-pekerjaan baru mulai muncul dalam satu dekade ke belakang. Teknologi informasi dan komunikasi menuntut perubahaan signifikan dunia pekerjaan. Pandemi Covid-19 turut mendorong digitalisasi pekerjaan semakin meluas.
Hasil survei World Economic Forum tahun 2020 menyebut strategi yang paling banyak dipakai perusahaan Indonesia agar bertahan, yakni dengan kebijakan bekerja dari rumah.
Sementara itu, riset McKinsey dan Bank Dunia menyatakan Indonesia memerlukan Sembilan juta talenta digital dalam periode 2015-2030.
Dari latar belakang tersebut, Kominfo dan Komisi I DPR RI menyelenggarakan webinar Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) dengan tema “Tren Pekerjaan di Dunia Digital” pada 5 Maret 2023. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan
Anggota Komisi I DPR Fadhlullah menjelaskan dunia digital dapat berdampak positif dan juga negatif.
“Kita semua ingin memanfaatkan dunia digital ini untuk menghasilkan, untuk mendapatkan hasil sehari-hari, ilmu, dan penghasilan untuk hidup kita,” lanjutnya.
Aktivis sekaligus jurnalis Andi Firdhaus membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dalam 20 tahun terakhir. Ia menyebut teknologi digital berhasil mempermudah dan mempercepat kerja-kerja jurnalistiknya.
Andi menjelaskan ada sejumlah pekerjaan yang menjadi minat anak muda dewasa ini, seperti pemasaran digital, pembuat konten, programmer, desainer grafis, spesialis media sosial, desainer web, freelancer, bisnis daring, dan streamer.
“Munculnya beragam jenis pekerjaan baru di era menjadi tuntutan profesionalitas bagi tenaga kerja. Kita akan dituntut untuk memiliki keterampilan tidak hanya hard skil namun juga soft skill,” ujarnya.
Dengan adanya tuntutan tersebut, desainer visual Aditya Iswandi menjelaskan terdapat sejumlah pekerjaan yang mudah digantikan sekarang ini. Jenis pekerjaan tersebut di antaranya, front desk, administratif, kasir, akuntan, kurir, burik pabrik, tele marketer, hingga penulis.
Di samping itu, ada sejumlah pekerjaan yang paling dibutuhkan dalam dunia digital. Selain yang dijelaskan sebelumnya oleh Andi Firdhaus, Aditya menyebut ada pekerjaan seperti analis data, spesialis machine learning, big data, web developer, instruktur online, dan lainnya.
Maka dari itu, proses adaptasi sangatlah diperlukan. Sebab, ada risiko atau kerugian yang mesti dihadapi jika gagal menyesuaikan diri.
Mulai dari kehilangan kesempatan mengembangkan karir, turunnya profit usaha, sampai pemutusan hubungan kerja atau PHK. "Maka dari itu saya menghimbau untuk terus beradaptasi,” sebut Aditya dengan lugas.
"untuk memenangkan tantangan digitalisasi, kita harus mempersiapkan diri dan berani menunjukkan skill dan mampu melihat peluang yang ada," pungkas Aditya.
Hasil survei World Economic Forum tahun 2020 menyebut strategi yang paling banyak dipakai perusahaan Indonesia agar bertahan, yakni dengan kebijakan bekerja dari rumah.
Sementara itu, riset McKinsey dan Bank Dunia menyatakan Indonesia memerlukan Sembilan juta talenta digital dalam periode 2015-2030.
Dari latar belakang tersebut, Kominfo dan Komisi I DPR RI menyelenggarakan webinar Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) dengan tema “Tren Pekerjaan di Dunia Digital” pada 5 Maret 2023. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan
Anggota Komisi I DPR Fadhlullah menjelaskan dunia digital dapat berdampak positif dan juga negatif.
“Kita semua ingin memanfaatkan dunia digital ini untuk menghasilkan, untuk mendapatkan hasil sehari-hari, ilmu, dan penghasilan untuk hidup kita,” lanjutnya.
Aktivis sekaligus jurnalis Andi Firdhaus membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dalam 20 tahun terakhir. Ia menyebut teknologi digital berhasil mempermudah dan mempercepat kerja-kerja jurnalistiknya.
Andi menjelaskan ada sejumlah pekerjaan yang menjadi minat anak muda dewasa ini, seperti pemasaran digital, pembuat konten, programmer, desainer grafis, spesialis media sosial, desainer web, freelancer, bisnis daring, dan streamer.
“Munculnya beragam jenis pekerjaan baru di era menjadi tuntutan profesionalitas bagi tenaga kerja. Kita akan dituntut untuk memiliki keterampilan tidak hanya hard skil namun juga soft skill,” ujarnya.
Dengan adanya tuntutan tersebut, desainer visual Aditya Iswandi menjelaskan terdapat sejumlah pekerjaan yang mudah digantikan sekarang ini. Jenis pekerjaan tersebut di antaranya, front desk, administratif, kasir, akuntan, kurir, burik pabrik, tele marketer, hingga penulis.
Di samping itu, ada sejumlah pekerjaan yang paling dibutuhkan dalam dunia digital. Selain yang dijelaskan sebelumnya oleh Andi Firdhaus, Aditya menyebut ada pekerjaan seperti analis data, spesialis machine learning, big data, web developer, instruktur online, dan lainnya.
Maka dari itu, proses adaptasi sangatlah diperlukan. Sebab, ada risiko atau kerugian yang mesti dihadapi jika gagal menyesuaikan diri.
Mulai dari kehilangan kesempatan mengembangkan karir, turunnya profit usaha, sampai pemutusan hubungan kerja atau PHK. "Maka dari itu saya menghimbau untuk terus beradaptasi,” sebut Aditya dengan lugas.
"untuk memenangkan tantangan digitalisasi, kita harus mempersiapkan diri dan berani menunjukkan skill dan mampu melihat peluang yang ada," pungkas Aditya.
(nag)