1.900 Ton Aspal Tumpah di Laut Nias, Pemda Minta Pemilik Kapal Berbendera Gabon Bertanggung Jawab
loading...
A
A
A
NIAS UTARA - Kapal MV AASHI bermuatan 1.900 Ton aspal terdampar dan nyaris tenggelam di perairan Desa Sihene'asi, Kecamatan Tugala Oto, Nias Utara , Sumatera Utara. Akibatnya, muatan kapal pun tumpah ke laut dan mencemari lingkungan.
Kapal tanker berbendera Gabon ini diketahui berlayar dari pelabuhan Khor Fakkan, Uni Emirat Arab, yang dinakhodai Sandeep Kumar Bhaskar.
Ribuan ton aspal tersebut rencananya akan dibawa ke Padang dan Sibolga. Namun akibat cuaca buruk, kapal tersebut rusak, hingga terseret ke perairan Desa Sihene'asi, Kecamatan Tugala Oto, Nias Utara.
Semakin hari, pencemaran semakin meluas hingga radius 50 km, menembus sampai sekitar kawasan konservasi (perairan Toyolawa - Lahewa), dan mengancam sepanjang pantai yang menjadi pendaratan penyu dari pantai Tugala Oyo hingga pantai Faekhuna'a Kecamatan Afulu.
Menanggapi peristiwa ini, Pemda Nias Utara telah menyurati pemilik kapal dan stakeholder, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian BUMN/Pertanian. Untuk mengambil tindakan cepat dalam penanggulangan pencemaran dan melakukan penyelidikan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara, Sabar Jaya Telaumbanua mengatakan, tumpahan aspal ini telah berserakan di laut dan sisi pantai. Akibatnya menimbulkan pencemaran lingkungan.
"Aspal yang sudah berhamburan sepanjang sisi pantai di kawasan ini, sudah melayang di perairan. Sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan," katanya, Selasa (21/2/2023).
Pihaknya berharap agar pemilik kapal tersebut bertanggung jawab atas peristiwa ini. "Kami berharap agar pemilik kapal ini dapat bertanggung jawab karena sangat merugikan daerah atas pencemaran lingkungan" pungkasnya.
Kapal tanker berbendera Gabon ini diketahui berlayar dari pelabuhan Khor Fakkan, Uni Emirat Arab, yang dinakhodai Sandeep Kumar Bhaskar.
Ribuan ton aspal tersebut rencananya akan dibawa ke Padang dan Sibolga. Namun akibat cuaca buruk, kapal tersebut rusak, hingga terseret ke perairan Desa Sihene'asi, Kecamatan Tugala Oto, Nias Utara.
Semakin hari, pencemaran semakin meluas hingga radius 50 km, menembus sampai sekitar kawasan konservasi (perairan Toyolawa - Lahewa), dan mengancam sepanjang pantai yang menjadi pendaratan penyu dari pantai Tugala Oyo hingga pantai Faekhuna'a Kecamatan Afulu.
Menanggapi peristiwa ini, Pemda Nias Utara telah menyurati pemilik kapal dan stakeholder, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian BUMN/Pertanian. Untuk mengambil tindakan cepat dalam penanggulangan pencemaran dan melakukan penyelidikan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Nias Utara, Sabar Jaya Telaumbanua mengatakan, tumpahan aspal ini telah berserakan di laut dan sisi pantai. Akibatnya menimbulkan pencemaran lingkungan.
"Aspal yang sudah berhamburan sepanjang sisi pantai di kawasan ini, sudah melayang di perairan. Sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan," katanya, Selasa (21/2/2023).
Pihaknya berharap agar pemilik kapal tersebut bertanggung jawab atas peristiwa ini. "Kami berharap agar pemilik kapal ini dapat bertanggung jawab karena sangat merugikan daerah atas pencemaran lingkungan" pungkasnya.
(nic)