Patung Kutukan Dijadikan Batu Akik, Ribuan Kelelawar Mati Mendadak

Senin, 22 Juni 2015 - 00:47 WIB
Patung Kutukan Dijadikan Batu Akik, Ribuan Kelelawar Mati Mendadak
Patung Kutukan Dijadikan Batu Akik, Ribuan Kelelawar Mati Mendadak
A A A
PADANG - Akibat demam batu akik, oknum warga di Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, rela merusak patung manusia yang ada dalam Gua Roiget-roiget.

Akibat perusakan batu legendaris itu, seperti batu Malin Kundang ini, ribuan kelelewar yang bersarang dalam gua tersebut mati mendadak.

Menurut Lurensius, salah satu guru SMAN 1 Siberut Tengah yang mengunjungi daerah itu terkejut ketika memasuki gua ribuan kekelewar sudah mati di dasar gua, bahkan ada yang terbang-terbang kemudian jatuh mendadak dan mati.

“Ada 11 guru yang pergi ke gua itu, itu guru SMP dan SMA. Kami penasaran saja, sebab kabarnya ada gua di dalamnya ada seperti desain rumah adat Mentawai, di dalamnya juga ada patung menyerupai manusia,” ujarnya, Minggu (21/6/2015)

Kata Laurensius, patung itu seorang ibu sedang masak di dapur, posisinya duduk di atas kursi kecil, tangan kanannya lurus memegang kapurut (makanan sagu yang dibungkus pakai daun sagu). Sementara tangan kirinya memegang penjepit dari bambu.

Di belakang patung ibu masak, ada dua patung anak-anak satu laki-laki dan satu lagi perempuan sedang menertawakan seekor anjing yang berupa patung. Sementara dalam gua itu juga ada mirip pintu kamar dua unit.

“Saat kami ke sana pada bulan April, kondisinya sudah hancur. Patung ibu masak-masak itu tinggal kakinya. Sementara badannya sudah hancur, tanpa berserakan akibat dihancurkan, sementara dua patung anak-anak bersama anjing itu juga dihancurkan pencari batu akik,” tuturnya.

Sementara ribuan kelelawar mati di dalam dan luar gua itu. Karena takut terserang rabies, mereka hanya bertahan dua menit dalam gua, sebab kondisinya kelelawar itu sudah membusuk.

“Kata tokoh masyarakat setempat, kalau batu-batu dalam gua itu dihancurkan kelelawar bisa mati. Tak hanya itu saja, dinding gua itu juga dirusak baik di dalamnya maupun di luar gua,” tuturnya.

Menurut ceritanya, konon ibu-ibu dan anak-anak dalam gua itu serta desain rumah adat akibat kena kutukan. Mereka berubah jadi batu setelah kena petir. “Patung itu warnanya hitam, diperkirakan itu dirusak untuk mencari batu akik,” kata Rijal, warga Desa Saibi Samukop.

Sementara ketika dihubungi Camat Siberut Tengah, Akas Sikatsila belum ada informasi dia dapat soal perusakan benda cagar budaya, meski belum ada penetapan sebagai benda cagar budaya. Untuk menuju ke lokasi tersebut harus berjalan kaki selama satu jam.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8236 seconds (0.1#10.140)