BEST Pangkas Target Penjualan dan Pendapatan

Rabu, 10 Juni 2015 - 15:33 WIB
BEST Pangkas Target Penjualan dan Pendapatan
BEST Pangkas Target Penjualan dan Pendapatan
A A A
JAKARTA - PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) memangkas target penjualan lahan dan pendapatan tahun ini.

Direktur BEST Erick Wihardja mengatakan, lesunya perekonomian nasional membuat emiten kawasan industri tersebut merivisi turun penjualan lahan dan pendapatannya.

Perseroan kini menargetkan penjualan lahan 15-20 hektare (ha) dari sebelumnya 35-40 ha. Sementara, target pendapatan dari Rp1 triliun dipangkas menjadi Rp800 miliar.

Meski demikian, rasio margin tetap dipertahankan 50% dari pendapatan, yakni sebesar Rp400 miliar dari realisasi laba bersih tahun lalu Rp390,96 miliar.

Menurut Erick, revisi tersebut sangat erat dengan kondisi makroekonomi, seperti depresiasi rupiah, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta ketidakpastian di Eropa dan China.

"Ini semua berdampak ke kawasan industri. Selama ini tidak ada kestabilan mata uang akan membuat investor menahan diri untuk masuk ke Indonesia, meski secara jangka panjang mereka tidak membatalkan. Jadi, kita lebih realistis untuk turunkan marketing sales," katanya dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Sebagai catatan, BEST sepanjang kuartal I/2015 berhasil menjual lahan industri seluas 8 ha di Cibitung senilai USD16 juta. Pencapaian ini melonjak tajam dari periode sama 2014 seluas 3,5 ha.

Dengan harga lahan rata-rata USD200/meter persegi (m2), maka nilai penjualan lahan 8 ha itu mencapai Rp206,4 miliar (kurs Rp12.900/USD).

Untuk penyewaan infrastruktur pada kuartal I/2015, BEST membukukan pertumbuhan penjualan 12% year on year (yoy) atau mencapai Rp178,3 miliar.

Demi menopang kinerja tahun ini, perseroan akan mengandalkan penjualan lahan industri di semester II/2015. Pada saat itu, permintaan lahan industri diperkirakan bakal meningkat guna memenuhi kebutuhan investor Jepang.

Saat ini, perusahaan-perusahaan yang menggunakan laporan keuangan kalender Jepang sedang menentukan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) 2015. Lonjakan permintaan lahan industri dari investor Jepang diprediksi baru terlihat pada semester II/2015.

"Untuk rencana jangka pendek dan panjang, kami akan pengembangan dari penyewaan infrastruktur, seperti perhotelan, gudang dan perkantoran di kawasan industri," tandasnya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0214 seconds (0.1#10.140)