Jokowi Pilih KIT Batang sebagai Relokasi Industri, Ini Alasanya

Selasa, 14 Juli 2020 - 20:29 WIB
loading...
Jokowi Pilih KIT Batang sebagai Relokasi Industri, Ini Alasanya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentunya memiliki alasan kuat untuk memilih Kawasan Industri Terpadu (KIT ) Batang sebagai tujuan relokasi industri. Salah satu di antaranya, kawasan industri yang ditawarkan sangat strategis.
A A A
BATANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentunya memiliki alasan kuat untuk memilih Kawasan Industri Terpadu (KIT ) Batang sebagai tujuan relokasi industri. Salah satu di antaranya, kawasan industri yang ditawarkan sangat strategis.

Selain itu, tanah dengan luasan 4.000 hektare yang berada di Desa Kedawung, Banyuputih Kabupaten Batang semuanya milik PT PN IX ."Tanah tidak perlu beli karena tanahnya milik PT PN IX. Artinya tidak perlu pembebasan tanah dan ada alur bisnisnya sehingga bisa menjadi daya saing dengan Vietnam," kata Bupati Wihaji saat Fokus Grup Discussion yang digagas Bank Imdonesia Semarang, Selasa (14/7/2020).

Tidak hanya itu, struktur tanahnya siap bangun dan akses lainya seperti jalan tol, dobel trek kereta api dan pelabuhan sumbet air baku sebagai pelengkap ada di KIT Batang. "Di Pulau Jawa hamparan 4.300 hektare dalam satu tempat dimiliki PT PN IX di dalamnya ada tol, kereta api, pinggir laut dengan kedalaman lautnya 7-13 meter, ada energi listriknya sehingga ini bagian terpenting untuk menjawab kenapa di Batang," ujar Wihaji

Ia juga mengungkapkan, bahwa pemilihan KIT Batang sebagai tujuan relokaai industri karena tidak ada konflik sosialnya sehingga bisa berkompetisi dengan negara lain. "KIT Batang tidak berkompetisi dengan kawasan industri daerah lain, tapi kita bersinergi dan kita saling support dengan Brebes dan Kendal karena semangatnya kita NKRI," ucap Wihaji

Keberhasilan KIT Batang merupakan tugas dari Presiden untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, inflasi ditengah pandemi COVID-19. "Pemkab sebagai tangan panjang pemerintah pusat siap menjalankan perintah, karena kata Presiden, kita hari ini bukan masalah besar dan kecilnya negara tapi yang bisa hebat dan kuat adalah kecepatan negara dalam melayani investor," tutur Wihaji

Lalu, kata Wihaji, bagaima memulai dan siapa melakukan apa untuk melakukan kerja cepat, termasuk pelayanan perizinannya. "Kecepatan penting, termasuk layanan perizinan tidak boleh bertelel tele dan bupati tidak boleh meminta yang aneh-aneh," pungkas Wihaji.

Sementara Tio Handoko Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX mengatakan, tanah yang ada di Batang merupakan emas yang disimpan, walaupun sudah tiga tahun dipersiapkan master plannya. "Posisi Batang setelah tol selesai, dikawaaan industri yang tidak ada di Batang hampir semua akses dan pendukung infrastruktur dan energinya ada," kata Tio Handoko.

Terkait bisnis di Kementerian BUMN untuk percepatan KIT semuanya bergerak dari KAI, Pelindo, PT.PP. KIW PT PN merumuskan model konsorsiumnya. "KIT Batang akan menjadi rule model konsorsium yang melibatkan Perusda dengan berbasis digital untuk mempercepat investasi," pungkasnya. (angga rosa)
(alf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)