Tingalan Jumenengan Tidak Dihadiri Raja PB XIII Hangabehi

Kamis, 14 Mei 2015 - 18:39 WIB
Tingalan Jumenengan Tidak Dihadiri Raja PB XIII Hangabehi
Tingalan Jumenengan Tidak Dihadiri Raja PB XIII Hangabehi
A A A
SOLO - Kisruh internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali mengemuka saat upacara adat Tingalan Jumenengan Ndalem (peringatan raja bertakhta) Paku Buwana (PB) XIII, Kamis (14/5/2015). Dua upacara yang sama digelar di dalam lingkungan keraton dengan menempati lokasi yang berbeda.

Raja Keraton Surakarta Sampeyan Ingkang Sunuwun Kanjeng Susuhunan (SISKS) PB XIII Hangabehi tidak hadir dalam prosesi yang digelar dewan adat di Pendopo Sasono Sewoko. Lokasi itu selama ini merupakan tempat khusus di Keraton Surakarta yang hanya diperuntukkan saat peringatan raja bertakhta.

Karena PB XIII Hangabehi tidak hadir, upacara adat dipimpin Plt Raja Keraton Surakarta Kanjeng Gusti Pengeran Haryo (KGPH) Puger. Sementara, dampar atau kursi singgasana tidak dikeluarkan karena raja tidak hadir.

"Kegiatan semacam ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Raja hadir atau tidak, acara tetap akan digelar karena sifatnya wilujengan," kata Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Satriyo Hadinagoro, salah satu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, Kamis (14/5/2015).

Tingalan Jumenengan yang digelar dewan adat sudah tiga kali tidak dihadiri raja. Sedangkan acara yang digelar kali ini merupakan Tingalan Jumenengan yang ke-11. Diduga, kisruh terjadi setelah adanya rekonsiliasi antara PB XIII Hangabehi dengan KGPH PA Tedjo Wulan tahun 2012.

Rekonsiliasi berlangsung setelah sebelumnya terjadi konflik yang memunculkan raja kembar antara Hangabehi dengan Tedjo Wulan. Namun, pascarekonsiliasi, kembali muncul pro-kontra karena Tedjo Wulan diangkat sebagai mahapatih dan Hangabehi sebagai sebagai raja.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5991 seconds (0.1#10.140)