Rapid Test di Pasar Hewan Rembang, Tiga Orang Reaktif
Selasa, 30 Juni 2020 - 15:16 WIB
REMBANG - Tim medis Puskesmas Pamotan, Kabupaten Rembang , Jawa Tengah kembali menggelar rapid test di kawasan Pasar Hewan Pamotan, Selasa (30/6/ 2020).
Sebanyak 20 orang menjalani rapid test secara acak, Mereka merupakan warga Kabupaten Rembang maupun dari luar daerah. Hasil rapid test, ada tiga orang di antaranya menunjukkan reaktif, semua warga Kabupaten Rembang, sedangkan 17 sample darah non reaktif.
Kepala Puskesmas Pamotan, dr Nur Khotib menuturkan bagi yang reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan tes swab.
“Kita ingin mendapatkan gambaran sejauh mana potensi penularan COVID-19 di Pasar Hewan Pamotan. Kalau reaktif, maka kita tindaklanjuti dengan tes swab, untuk memastikan terkena COVID-19 atau tidak, “ ujarnya.
Menurut Nur Khotib, Pasar Hewan Pamotan menjadi salah satu titik rawan, karena banyak pedagang lintas provinsi yang datang. Mulai dari Gunungkidul DIY, Semarang, Tegal, Purwokerto, bahkan dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Sebenarnya nggak ada masalah, asal protokol kesehatan bisa ditegakkan. Cuman bisa dilihat sendiri, betapa ramainya Pasar Hewan Pamotan, “ terangnya.
Kepala Desa Pamotan, A Maskur Rukhani setuju pemberlakuan new normal guna memastikan roda ekonomi masyarakat tetap berjalan. Tapi jika ada temuan yang mengarah pada COVID-19 dan dianggap mengkhawatirkan bagi keselamatan banyak orang, maka dia mengusulkan kepada Pemkab Rembang agar Pasar Hewan Pamotan sebaiknya ditutup sementara, paling tidak selama dua Minggu.
“Prinsipnya begini, kita mendukung kebijakan pemerintah menuju new normal, dengan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan. Tapi kalau hasil rapid test ada beberapa yang reaktif, menurut saya perlu dikaji ulang operasional Pasar Hewan Pamotan,“ terangnya.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pamotan, Moh Imron saat memantau kegiatan rapid test membenarkan Pasar Hewan Pamotan menjadi rujukan pedagang dari berbagai daerah, karena kebetulan beberapa pasar hewan di kabupaten lain masih tutup. Menurut Imron, hasil rapid test kali ini akan menjadi dasar Pemkab Rembang mengambil keputusan.
Sebanyak 20 orang menjalani rapid test secara acak, Mereka merupakan warga Kabupaten Rembang maupun dari luar daerah. Hasil rapid test, ada tiga orang di antaranya menunjukkan reaktif, semua warga Kabupaten Rembang, sedangkan 17 sample darah non reaktif.
Kepala Puskesmas Pamotan, dr Nur Khotib menuturkan bagi yang reaktif, pihaknya akan menindaklanjuti dengan tes swab.
“Kita ingin mendapatkan gambaran sejauh mana potensi penularan COVID-19 di Pasar Hewan Pamotan. Kalau reaktif, maka kita tindaklanjuti dengan tes swab, untuk memastikan terkena COVID-19 atau tidak, “ ujarnya.
Menurut Nur Khotib, Pasar Hewan Pamotan menjadi salah satu titik rawan, karena banyak pedagang lintas provinsi yang datang. Mulai dari Gunungkidul DIY, Semarang, Tegal, Purwokerto, bahkan dari sejumlah daerah di Jawa Timur.
“Sebenarnya nggak ada masalah, asal protokol kesehatan bisa ditegakkan. Cuman bisa dilihat sendiri, betapa ramainya Pasar Hewan Pamotan, “ terangnya.
Kepala Desa Pamotan, A Maskur Rukhani setuju pemberlakuan new normal guna memastikan roda ekonomi masyarakat tetap berjalan. Tapi jika ada temuan yang mengarah pada COVID-19 dan dianggap mengkhawatirkan bagi keselamatan banyak orang, maka dia mengusulkan kepada Pemkab Rembang agar Pasar Hewan Pamotan sebaiknya ditutup sementara, paling tidak selama dua Minggu.
“Prinsipnya begini, kita mendukung kebijakan pemerintah menuju new normal, dengan tetap memperhatikan standar protokol kesehatan. Tapi kalau hasil rapid test ada beberapa yang reaktif, menurut saya perlu dikaji ulang operasional Pasar Hewan Pamotan,“ terangnya.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pamotan, Moh Imron saat memantau kegiatan rapid test membenarkan Pasar Hewan Pamotan menjadi rujukan pedagang dari berbagai daerah, karena kebetulan beberapa pasar hewan di kabupaten lain masih tutup. Menurut Imron, hasil rapid test kali ini akan menjadi dasar Pemkab Rembang mengambil keputusan.
tulis komentar anda