Melihat 2 Arca Dwarapala Era Kerajaan Singasari Penjaga Kompleks Candi Suci
Sabtu, 02 Juli 2022 - 12:44 WIB
MALANG - Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan besar di masanya. Salah satu peninggalan yang cukup menarik dilihat, yakni Arca Dwarapala, di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Arca Dwarapala peninggalan Kerajaan Singasari di tempat ini memiliki bentuk yang cukup besar. Memiliki tinggi 3,7 meter, lebar 2,25 meter, dan diameter tebal 1,98 meter.
Dua Arca Dwarapala ini tampak berdiri gagah yang mengapit Jalan Kertanegara Barat, Dusun Pagentan, Kelurahan Candirenggo, Singosari.
Lokasi arca berada di permukiman padat penduduk warga yang dipisahkan oleh pagar. Dua arca ini di tempatkan di taman yang ada di pagar, berhimpitan dengan permukiman penduduk.
Dari bentuk fisiknya, Arca Dwarapala sisi utara menghadap ke timur sedikit menyerong selatan, kurang lebih 20 derajat. Arca ini membawa sebuah palu atau gada di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya mengacungkan dua jari telunjuk dan tengah, seolah-olah menunjukkan angka dua.
Sementara Arca Dwarapala yang berada di sisi selatan, arca menghadap ke utara dengan sedikit serong ke timur. Di tangan kanannya membawa sebuah palu raksasa atau gada. Sementara tangan kirinya memegang lutut dengan posisi seolah tubuhnya bersila menghadap jalan raya.
Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM) Ismail Lutfi mengungkapkan, nama Arca Dwarapala, diambil dari dua suku kata yakni duara yang berarti jalan, serta pala yang berarti penjaga.
Arca Dwarapala peninggalan Kerajaan Singasari di tempat ini memiliki bentuk yang cukup besar. Memiliki tinggi 3,7 meter, lebar 2,25 meter, dan diameter tebal 1,98 meter.
Dua Arca Dwarapala ini tampak berdiri gagah yang mengapit Jalan Kertanegara Barat, Dusun Pagentan, Kelurahan Candirenggo, Singosari.
Lokasi arca berada di permukiman padat penduduk warga yang dipisahkan oleh pagar. Dua arca ini di tempatkan di taman yang ada di pagar, berhimpitan dengan permukiman penduduk.
Dari bentuk fisiknya, Arca Dwarapala sisi utara menghadap ke timur sedikit menyerong selatan, kurang lebih 20 derajat. Arca ini membawa sebuah palu atau gada di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya mengacungkan dua jari telunjuk dan tengah, seolah-olah menunjukkan angka dua.
Sementara Arca Dwarapala yang berada di sisi selatan, arca menghadap ke utara dengan sedikit serong ke timur. Di tangan kanannya membawa sebuah palu raksasa atau gada. Sementara tangan kirinya memegang lutut dengan posisi seolah tubuhnya bersila menghadap jalan raya.
Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM) Ismail Lutfi mengungkapkan, nama Arca Dwarapala, diambil dari dua suku kata yakni duara yang berarti jalan, serta pala yang berarti penjaga.
tulis komentar anda