IDI Minta Sosialisasi Protap Persalinan di Tengah Pandemi Dimassifkan
Kamis, 18 Juni 2020 - 19:11 WIB
MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar, meminta agar protap persalinan di tengah pandemi COVID-19 lebih dimassifkan lagi ke masyarakat.
Hal itu sebagai bentu respo kasus Ervina Yana, yang bayinya meninggal dalam kandungan karena telat ditangani usai hasil rapid testnya reaktif.
Juru Bicara IDI Makassar Wachyudin Muchsin mengatakan, sesuai protokol yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19 , petunjuk praktis layanan kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir selama Pandemi diatur pada No: B-4 di mana semua ibu hamil yang akan melahirkan wajib dilakukan pemeriksaan rapid test jika reaktif akan dilakukan pemeriksaan swab test.
"Tentu kita semua bisa merasakan apa yang di rasakan ibu EY sudah lama mengandung namun akhirnya tidak bisa melihat buah hati lahir dengan selamat," kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Dirinya menjelaskan, hanya saja kasus tersebut perlu di luruskan bahwa bukan karena dua rumah sakit menolak ditindaki dalam hari bersamaan akibat tidak mampu membayar swab test sebagai syarat, untuk bisa dirawat sehingga bayi dalam kandungan tidak bisa diselamatkan.
Yudi sapaan akrabnya mengaku, IDI Kota Makassar sekali lagi sangat berduka terhadap kasus tersebut, hingga pihaknya melakukan kordinasi dengan rumah sakit yang melakukan perawatan terkadap EY.
Ikatan Dokter Indonesia Kota Makassar setelah melakukan koordinasi dengan rumah tempat ia dirujuk. Termasuk di Stella Maris.
Hal itu sebagai bentu respo kasus Ervina Yana, yang bayinya meninggal dalam kandungan karena telat ditangani usai hasil rapid testnya reaktif.
Juru Bicara IDI Makassar Wachyudin Muchsin mengatakan, sesuai protokol yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas COVID-19 , petunjuk praktis layanan kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir selama Pandemi diatur pada No: B-4 di mana semua ibu hamil yang akan melahirkan wajib dilakukan pemeriksaan rapid test jika reaktif akan dilakukan pemeriksaan swab test.
"Tentu kita semua bisa merasakan apa yang di rasakan ibu EY sudah lama mengandung namun akhirnya tidak bisa melihat buah hati lahir dengan selamat," kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Dirinya menjelaskan, hanya saja kasus tersebut perlu di luruskan bahwa bukan karena dua rumah sakit menolak ditindaki dalam hari bersamaan akibat tidak mampu membayar swab test sebagai syarat, untuk bisa dirawat sehingga bayi dalam kandungan tidak bisa diselamatkan.
Yudi sapaan akrabnya mengaku, IDI Kota Makassar sekali lagi sangat berduka terhadap kasus tersebut, hingga pihaknya melakukan kordinasi dengan rumah sakit yang melakukan perawatan terkadap EY.
Ikatan Dokter Indonesia Kota Makassar setelah melakukan koordinasi dengan rumah tempat ia dirujuk. Termasuk di Stella Maris.
tulis komentar anda