Tulang Ikan King Cobia dari Pangandaran Jadi Bahan Baku Tepung dan Kosmetik
Minggu, 14 Juni 2020 - 20:21 WIB
PANGANDARAN - Budidaya ikan laut king cobia yang ditekuni oleh pembudidaya asal Pangandaran kini tembus ekspor ke 3 negara diantaranya, Taiwan, Jepang dan Korea.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran Bambang Suyudono mengatakan, pengelolaan budidaya ikan king cobia yang ada di Pangandaran merupakan program dari Kementrian Kelautan Perikanan (KKP).
"Program budidaya ini berjalan bekerjasama dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung," kata Bambang.
Tehnik budidaya ikan king cobia di Pangandaran, didirikan di perairan laut pantai timur Pangandaran dekat dengan lokasi objek wisata cagar alam Pananjung menggunakan keramba apung.
Selain memiliki pasar yang mampu tembus ekspor, ikan king cobia juga menjadi bahan baku tepung dan kosmetik kecantikan juga minyak ikan.
"Program ini berjalan mulai bulan Februari 2020 dan kali ini merupakan panen pasca pandemi Covid-19," tambah Bambang Minggu, (14/6/2020).
Bambang menerangkan, di Pangandaran saat ini ada 10 unit keramba apung, setiap satu unit keramba apung memiliki 4 petak dengan daya tampung 1000 ekor ikan king cobia.
"Budidaya ikan king cobia termasuk mudah, dari pendederan benih berukuran 2 centimeter hingga dipanen membutuhkan waktu 5 bulan," paparnya.
Ikan king cobia layak dipanen setelah ukuran ikan setiap satu ekor memiliki bobot 3 kilogram, sedangkan harga per satu kilogram rata-rata Rp50 ribu.
"Pakan untuk ikan king cobia agar pertumbuhannya cepat pembudidaya di Pangandaran memilih memberi pakan ikan rucah yang didapat dari nelayan," jelasnya.
Hasil budidaya di Pangandaran dalam satu kali pengiriman ikan king cobia mampu mengirim sebanyak 5 ton hingga 10 ton. (Syamsul Ma'arif)
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran Bambang Suyudono mengatakan, pengelolaan budidaya ikan king cobia yang ada di Pangandaran merupakan program dari Kementrian Kelautan Perikanan (KKP).
"Program budidaya ini berjalan bekerjasama dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung," kata Bambang.
Tehnik budidaya ikan king cobia di Pangandaran, didirikan di perairan laut pantai timur Pangandaran dekat dengan lokasi objek wisata cagar alam Pananjung menggunakan keramba apung.
Selain memiliki pasar yang mampu tembus ekspor, ikan king cobia juga menjadi bahan baku tepung dan kosmetik kecantikan juga minyak ikan.
"Program ini berjalan mulai bulan Februari 2020 dan kali ini merupakan panen pasca pandemi Covid-19," tambah Bambang Minggu, (14/6/2020).
Bambang menerangkan, di Pangandaran saat ini ada 10 unit keramba apung, setiap satu unit keramba apung memiliki 4 petak dengan daya tampung 1000 ekor ikan king cobia.
"Budidaya ikan king cobia termasuk mudah, dari pendederan benih berukuran 2 centimeter hingga dipanen membutuhkan waktu 5 bulan," paparnya.
Ikan king cobia layak dipanen setelah ukuran ikan setiap satu ekor memiliki bobot 3 kilogram, sedangkan harga per satu kilogram rata-rata Rp50 ribu.
"Pakan untuk ikan king cobia agar pertumbuhannya cepat pembudidaya di Pangandaran memilih memberi pakan ikan rucah yang didapat dari nelayan," jelasnya.
Hasil budidaya di Pangandaran dalam satu kali pengiriman ikan king cobia mampu mengirim sebanyak 5 ton hingga 10 ton. (Syamsul Ma'arif)
(atk)
tulis komentar anda