Di Tugu Pahlawan, Warga Muda NU Surabaya Deklarasikan Gus Muhaimin Capres 2024
Selasa, 01 Februari 2022 - 03:52 WIB
SURABAYA - Ratusan warga muda Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya, Jawa Timur mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
Deklarasi tersebut dilakukan di kawasan monumen bersejarah Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Senin (31/1/2022), bersamaan dengan tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU. Tokoh muda NU yang juga Ketua DPC PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf mengatakan, para kader muda NU tersebut berasal dari berbagai badan otonom (banom) NU seperti Fatayat, IPNU, PMII dan Ansor, bersama dengan kader PKB yang menginginkan agar Gus Muhaimin maju sebagai capres 2024.
”Intinya bahwa kader muda NU yang ada di berbagai banom maupun yang ada di tingkat grassroot, semuanya menginginkan Gus Muhaimin maju dalam Pilpres 2024,” ujar Musyafak Rouf di sela acara deklarasi.
Ia menambahkan, Gus Muhaimin adalah kader tulen dan cucu dari pendiri NU, KH Bisri Syansuri yang memiliki sepak terjang cukup panjang di perpolitikan nasional. ”Beliau sudah teruji pernah menjadi menteri, wakil ketua DPR RI termuda, wakil ketua MPR, dan berhasil memimpin PKB yang terus naik perolehan suaranya, baik di Jatim maupun di Pusat,” jelasnya.
Terkait acara deklarasi yang digelar bersamaan dengan Harlah ke-96 NU, Musyafak mengatakan bahwa PKB tidak bisa dipisahkan dengan NU. ”Karena PKB memang partai politik yang dilahirkan oleh NU, dan tujuannya untuk menyalurkan aspirasi politik warga NU. Jadi, mau tidak mau warga NU selalu bersama-sama dengan PKB selamanya,” katanya.
Musyafak mengatakan, dipilihnya Tugu Pahlawan sebagai tempat deklarasi juga bukan tanpa alasan. Sebab, dulu arek-arek Surabaya memperjuangkan kemerdekaannya hingga Surabaya dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan.”Dari Surabaya dulu ada pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan RI. Dari Surabaya pula NU dilahirkan, dan sekarang di Surabaya pula Gus Muhaimin kita deklarasikan sebagai calon presiden 2024,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur Anik Maslahah mengatakan bahwa PKB dilahirkan dari NU sebagai wadah aspirasi nahdliyin. Anik mengatakan, di era Orde Baru ketika hanya ada tiga parpol, yakni Golkar, PDI, dan PPP, NU hanya dijadikan pendorong saja, namun aspirasi warga NU kurang bisa tersalurkan.
Hingga akhirnya para ulama NU mendirikan PKB sebagai satu-satunya saluran politik warga NU. ”Maka sekarang kami generasi muda NU yang ada di Forum Legislatif Jatim, alhamdulillah dalam setahun ke depan ini ada sekitar Rp300 miliar aspirasi yang dibawa Fraksi PKB DPRD Jawa Timur untuk NU di Jatim,” katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PKB berniat untuk membuat sejarah baru dengan menjadikan kader tulen NU, Gus Muhaimin yang juga Panglima Santri sebagai Presiden 2024.
”Surabaya ini kota bersejarah. NU berkiprah dalam menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan melalui peristiwa bersejarah perjuangan para santri dalam mengusir penjajah yang sekrang dikenal dengan Hari Santri 22 Oktober,” kata Gus Jazil mengutip semboyan Arek Surabaya dalam perjuangan kemerdekaan.
Deklarasi tersebut dilakukan di kawasan monumen bersejarah Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Senin (31/1/2022), bersamaan dengan tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU. Tokoh muda NU yang juga Ketua DPC PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf mengatakan, para kader muda NU tersebut berasal dari berbagai badan otonom (banom) NU seperti Fatayat, IPNU, PMII dan Ansor, bersama dengan kader PKB yang menginginkan agar Gus Muhaimin maju sebagai capres 2024.
”Intinya bahwa kader muda NU yang ada di berbagai banom maupun yang ada di tingkat grassroot, semuanya menginginkan Gus Muhaimin maju dalam Pilpres 2024,” ujar Musyafak Rouf di sela acara deklarasi.
Ia menambahkan, Gus Muhaimin adalah kader tulen dan cucu dari pendiri NU, KH Bisri Syansuri yang memiliki sepak terjang cukup panjang di perpolitikan nasional. ”Beliau sudah teruji pernah menjadi menteri, wakil ketua DPR RI termuda, wakil ketua MPR, dan berhasil memimpin PKB yang terus naik perolehan suaranya, baik di Jatim maupun di Pusat,” jelasnya.
Terkait acara deklarasi yang digelar bersamaan dengan Harlah ke-96 NU, Musyafak mengatakan bahwa PKB tidak bisa dipisahkan dengan NU. ”Karena PKB memang partai politik yang dilahirkan oleh NU, dan tujuannya untuk menyalurkan aspirasi politik warga NU. Jadi, mau tidak mau warga NU selalu bersama-sama dengan PKB selamanya,” katanya.
Musyafak mengatakan, dipilihnya Tugu Pahlawan sebagai tempat deklarasi juga bukan tanpa alasan. Sebab, dulu arek-arek Surabaya memperjuangkan kemerdekaannya hingga Surabaya dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan.”Dari Surabaya dulu ada pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan RI. Dari Surabaya pula NU dilahirkan, dan sekarang di Surabaya pula Gus Muhaimin kita deklarasikan sebagai calon presiden 2024,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur Anik Maslahah mengatakan bahwa PKB dilahirkan dari NU sebagai wadah aspirasi nahdliyin. Anik mengatakan, di era Orde Baru ketika hanya ada tiga parpol, yakni Golkar, PDI, dan PPP, NU hanya dijadikan pendorong saja, namun aspirasi warga NU kurang bisa tersalurkan.
Hingga akhirnya para ulama NU mendirikan PKB sebagai satu-satunya saluran politik warga NU. ”Maka sekarang kami generasi muda NU yang ada di Forum Legislatif Jatim, alhamdulillah dalam setahun ke depan ini ada sekitar Rp300 miliar aspirasi yang dibawa Fraksi PKB DPRD Jawa Timur untuk NU di Jatim,” katanya.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PKB berniat untuk membuat sejarah baru dengan menjadikan kader tulen NU, Gus Muhaimin yang juga Panglima Santri sebagai Presiden 2024.
”Surabaya ini kota bersejarah. NU berkiprah dalam menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan melalui peristiwa bersejarah perjuangan para santri dalam mengusir penjajah yang sekrang dikenal dengan Hari Santri 22 Oktober,” kata Gus Jazil mengutip semboyan Arek Surabaya dalam perjuangan kemerdekaan.
(don)
Lihat Juga :
tulis komentar anda