Hendi Targetkan Deteksi Penderita COVID-19 di Semarang Sebelum Kritis
Jum'at, 12 Juni 2020 - 07:07 WIB
SEMARANG - Wali Kota Semarang , Hendrar Prihadi menegaskan salah satu target penanganan COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah saat ini, adalah mendeteksi penderita sebelum sakit.
Dengan upaya tersebut, wali kota yang akrab disapa Hendi itu meyakini, penderita COVID-19 lebih memiliki peluang besar untuk sembuh. Keyakinan itu pun terlihat dalam angka kesembuhan penderita COVID-19 terkonfirmasi yang cukup tinggi, mencapi 328 orang, atau separuh dari total penderita terkonfirmasi.
Maka dari itu dirinya kembali menekankan, terkait lonjakan angka penderita COVID-19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir, salah satunya dipengaruhi oleh upaya deteksi orang tanpa gejala yang dilakukan.
Dia tak menampik adanya kabar penambahan jumlah ASN Pemerintah Kota Semarang yang terkonfirmasi sebagai penderita COVID-19. "Hasil tes swab gelombang 2 di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, ada sekitar 20 yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani karantina mandiri, juga karantina di Rumah Dinas serta Balai Diklat," terang Hendi, Kamis (11/6/2020)
"Tapi ada beberapa kabar cukup menggembirakan, karena setelah dilakukan swab lagi, 5 pejabat struktural sudah dinyatakan negatif, dan lainnya ada 3 staf saya lihat juga sudah dinyatakan negatif," jelasnya.
Hendi menuturkan jika semua ASN yang terkonfirmasi kondisinya sehat dan tidak memiliki keluhan, atau merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala). "Jadi upaya ini dilakukan agar COVID-19 tidak baru terdeteksi saat kondisi yang bersangkutan sudah kritis. Pasien yang meninggal teridentifikasi saat sudah sulit bernafas, harus pakai ventilator, sehingga sebagian tidak tertolong," jelasnya.
"Sehingga idealnya seluruh warga Semarang harus di swab, tapi kita harus hitung ketersediaan alat, kemampuan SDM, serta kemampuan finansial yang ada, sehingga hari ini fokus sasarannya adalah masyarakat yang berada di titik keramaian," ujar orang nomor satu di Semarang ini.(Baca juga : Update Corona Sleman: 98 Positif, 78 Sembuh, 11 Meninggal Dunia )
Untuk itu, dengan pola tes massal yang digencarkan Pemkot Semarang secara masif, penambahan angka penderita COVID-19 terkonfirmasi adalah hal yang wajar. "Sehingga nambah terus, nambah terus, nambah terus, ya nggak apa-apa. Karena hasil itu memang digunakan untuk melakukan pemetaan," tandasnya.
Dengan upaya tersebut, wali kota yang akrab disapa Hendi itu meyakini, penderita COVID-19 lebih memiliki peluang besar untuk sembuh. Keyakinan itu pun terlihat dalam angka kesembuhan penderita COVID-19 terkonfirmasi yang cukup tinggi, mencapi 328 orang, atau separuh dari total penderita terkonfirmasi.
Maka dari itu dirinya kembali menekankan, terkait lonjakan angka penderita COVID-19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir, salah satunya dipengaruhi oleh upaya deteksi orang tanpa gejala yang dilakukan.
Dia tak menampik adanya kabar penambahan jumlah ASN Pemerintah Kota Semarang yang terkonfirmasi sebagai penderita COVID-19. "Hasil tes swab gelombang 2 di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, ada sekitar 20 yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani karantina mandiri, juga karantina di Rumah Dinas serta Balai Diklat," terang Hendi, Kamis (11/6/2020)
"Tapi ada beberapa kabar cukup menggembirakan, karena setelah dilakukan swab lagi, 5 pejabat struktural sudah dinyatakan negatif, dan lainnya ada 3 staf saya lihat juga sudah dinyatakan negatif," jelasnya.
Hendi menuturkan jika semua ASN yang terkonfirmasi kondisinya sehat dan tidak memiliki keluhan, atau merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala). "Jadi upaya ini dilakukan agar COVID-19 tidak baru terdeteksi saat kondisi yang bersangkutan sudah kritis. Pasien yang meninggal teridentifikasi saat sudah sulit bernafas, harus pakai ventilator, sehingga sebagian tidak tertolong," jelasnya.
"Sehingga idealnya seluruh warga Semarang harus di swab, tapi kita harus hitung ketersediaan alat, kemampuan SDM, serta kemampuan finansial yang ada, sehingga hari ini fokus sasarannya adalah masyarakat yang berada di titik keramaian," ujar orang nomor satu di Semarang ini.(Baca juga : Update Corona Sleman: 98 Positif, 78 Sembuh, 11 Meninggal Dunia )
Untuk itu, dengan pola tes massal yang digencarkan Pemkot Semarang secara masif, penambahan angka penderita COVID-19 terkonfirmasi adalah hal yang wajar. "Sehingga nambah terus, nambah terus, nambah terus, ya nggak apa-apa. Karena hasil itu memang digunakan untuk melakukan pemetaan," tandasnya.
(nun)
Lihat Juga :
tulis komentar anda