Marak Penjarahan Barang Pengungsi Gunung Semeru, Pintu Masuk Lokasi Bencana Dijaga Ketat

Jum'at, 10 Desember 2021 - 18:33 WIB
Warga Dusun Curahkobokan, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang berupaya menyelamatkan benda berharga di dalam rumah lantaran banyak penjarahan. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
LUMAJANG - Kasus penjarahan barang-barang milik pengungsi korban letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur direspons aparat keamanan dan tim relawan dengan melakukan pengetatan di pintu masuk lokasi bencana. Kasus penjarahan ini memang dikeluhkan banyak pengungsi.



Sejak Jumat pagi (10/12/2021) aparat kepolisian tampak melakukan penjagaan ketat di pintu masuk Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Setiap orang yang hendak masuk kawasan ini diperiksa identitas dan keperluannya.



Pengetatan akses masuk lokasi bencana ini terutama dilakukan terhadap relawan umum yang tak memakai seragam. Dari pantauan reporter Media Portal Indonesia (MPI) di pintu masuk Desa Sumberwuluh dan Supiturang, petugas sempat menghalau beberapa pemuda yang dianggap tak memiliki keperluan mendesak untuk masuk ke lokasi bencana.



Setidaknya, dua pemuda yang berboncengan motor diminta petugas untuk putar balik lantaran bukan warga setempat. Perlakuan yang sama juga dilakukan bagi warga lain yang tak memiliki keperluan di lokasi bencana. "Selain untuk keamanan, juga agar tak terlalu banyak warga yang masuk ke lokasi bencana," kata salah satu petugas kepolisian kepada reporter MPI.

Menurut pengakuan warga korban letusan Gunung Semeru, penjarahan sudah terjadi sejak hari kedua erupsi. Lantaran banyak barang berharga milik warga yang hilang, mereka nekad untuk pulang ke rumah untuk menyelamatkan benda miliknya, kendati kondisi Gunung Semeru masih belum dianggap aman. Barang yang hilang tak hanya berupa benda rumah tangga, tapi juga hewan ternak.



Seperti yang diungkapkan Tukiran, warga Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Ia mengaku kehilangan lima ekor kambing yang ada di kandang belakang rumahnya. "Sebenarnya ada enam ekor, tapi yang satu ekor mati," kata Tukiran, Jumat (10/12/2021).
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More