Antisipasi Karhutla Gambut, 150 Sumur Bor di Pulang Pisau Dioptimalkan
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 12:12 WIB
Menurut Hadi, upaya pencegahan sangat penting karena bisa meminimalisir terjadinya kebakaran lahan gambut. "Alhamdulillah pada 2020 tidak sampai terjadi kebakaran karena adanya pencegahan. Saya berharap 50 sumur bor yang ada saat ini dapat berfungsi secara optimal," pungkasnya.
Sedangkan di Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, pihak MPA pun terus berupaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap 100 titik sumur bor yang ada.
"Kemarin kita sudah lakukan kegiatan di lapangan sesuai petunjuk, ini sudah semingguan kami laksanakan, masih panas. Kemarin ada hujan paling sebentar jadi kering lagi, apalagi sekarang ekstrem sekali panasnya," ujar Ketua MPA Desa Mintin, Irawan.
Namun Irawan membeberkan sejumlah kendala yang dihadapi, di mana terdapat peralatan serta satu sumur bor yang rusak sehingga butuh perbaikan. "Dari 100 sumur bor yang ada sejak 2017, satu di antaranya rusak, kini tersisa 99," ujarnya.
Dia pun berharap ada penambahan 200 sumur bor lagi, karena pada tahun 2019 sempat ditemukan dua titik api yang sulit dipadamkan. Sehingga meluas dan membakar perkebunan warga.
"Saat kemarau itu kewalahan karena titik api enggak bisa padam. Hari ini padam besok ada lagi. Kendalanya ya tidak ada sumber air, sampai kebun kami tinggal beberapa pohon saja," ungkapnya.
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Restorasi Gambut Kalimantan dan Papua, Jany Tri Raharjo mengatakan, sumur bor dibangun di wilayah rentan terbakar pada musim kemarau yang tidak memiliki atau jauh dari sumber air seperti sungai.
Saat ini, lanjut dia, BRGM terus mendorong upaya pembasahan gambut sebagai bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Langkah tersebut tak hanya di Desa Wono Agung dan Desa Mintin. Akan tetapi juga di 86 desa binaan di Kalteng.
"Dalam menunjang kegiatan pembasahan tersebut, TP Satker Kalteng juga melakukan kegiatan pemeliharaan 9,165 SBO pada 7 Kabupaten, 1 kota di 86 desa yang dilaksanakan Pokmas atau MPA binaan," ujarnya.
Sedangkan di Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, pihak MPA pun terus berupaya untuk melakukan pemeliharaan terhadap 100 titik sumur bor yang ada.
"Kemarin kita sudah lakukan kegiatan di lapangan sesuai petunjuk, ini sudah semingguan kami laksanakan, masih panas. Kemarin ada hujan paling sebentar jadi kering lagi, apalagi sekarang ekstrem sekali panasnya," ujar Ketua MPA Desa Mintin, Irawan.
Namun Irawan membeberkan sejumlah kendala yang dihadapi, di mana terdapat peralatan serta satu sumur bor yang rusak sehingga butuh perbaikan. "Dari 100 sumur bor yang ada sejak 2017, satu di antaranya rusak, kini tersisa 99," ujarnya.
Dia pun berharap ada penambahan 200 sumur bor lagi, karena pada tahun 2019 sempat ditemukan dua titik api yang sulit dipadamkan. Sehingga meluas dan membakar perkebunan warga.
"Saat kemarau itu kewalahan karena titik api enggak bisa padam. Hari ini padam besok ada lagi. Kendalanya ya tidak ada sumber air, sampai kebun kami tinggal beberapa pohon saja," ungkapnya.
Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Restorasi Gambut Kalimantan dan Papua, Jany Tri Raharjo mengatakan, sumur bor dibangun di wilayah rentan terbakar pada musim kemarau yang tidak memiliki atau jauh dari sumber air seperti sungai.
Saat ini, lanjut dia, BRGM terus mendorong upaya pembasahan gambut sebagai bentuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Langkah tersebut tak hanya di Desa Wono Agung dan Desa Mintin. Akan tetapi juga di 86 desa binaan di Kalteng.
"Dalam menunjang kegiatan pembasahan tersebut, TP Satker Kalteng juga melakukan kegiatan pemeliharaan 9,165 SBO pada 7 Kabupaten, 1 kota di 86 desa yang dilaksanakan Pokmas atau MPA binaan," ujarnya.
(shf)
tulis komentar anda