Dewan Makassar Dorong Pemerintah Aktif Kampanye Kebudayaan Lokal
Kamis, 25 Februari 2021 - 18:50 WIB
MAKASSAR - Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar , Yeni Rahman menekankan pentingnya menjaga aset cagar budaya Kota Makassar, melalui Perda No 2 Tahun 2013 tentang Pelestarian Cagar Budaya di Hotel Red, Jalan Cendrawasih Makassar, Kamis (25/2/2021).
Menurut Yeni, modernisasi membuat budaya Bugis-Makassar semakin lemah, baik benda maupun tak benda. Fenomena tersebut tergambar jelas dari minat anak muda yang menurutnya, kian menggemari budaya luar negeri , ketimbang budaya daerah sendiri.
"Ini sesuatu hal yang menarik perkembangan yang kita hadapi bersama. Budaya luar lebih mengakar bagi anak kita dan ini mengkhawatirkan," katanya.
Pemerintah kata Yeni, semestinya giat mengkampanyekan kebudayaan lokal. Dimulai dari hal-hal sederhana, seperti peningkatan mata pelajaran muatan lokal di sekolah hingga revitalisasi fasilitas umum dengan mengedepankan arsitektur lokal.
"Itu kami selalu lakukan kunjungan ke berbagai daerah. Dan memang yang selalu mereka cari adalah situs budaya. Saya miris melihat misalnya gedung sekarang yang tidak ada lagi menampilkan budaya rumah panggung Bugis-Makassar ," lanjut Yeni.
Sementara itu ahli cagar budaya Unhas , Hadi Mulyadi yang juga bertindak sebagai pemateri mengakui budaya-budaya di Kota Makassar lambat laun kian tergerus.
Kata dia, Kota Makassar sebagai salah satu kota tertua di Indonesia akan kehilangan jati diri jika pemerintah tak mampu mencari solusi.
Menurut Yeni, modernisasi membuat budaya Bugis-Makassar semakin lemah, baik benda maupun tak benda. Fenomena tersebut tergambar jelas dari minat anak muda yang menurutnya, kian menggemari budaya luar negeri , ketimbang budaya daerah sendiri.
"Ini sesuatu hal yang menarik perkembangan yang kita hadapi bersama. Budaya luar lebih mengakar bagi anak kita dan ini mengkhawatirkan," katanya.
Pemerintah kata Yeni, semestinya giat mengkampanyekan kebudayaan lokal. Dimulai dari hal-hal sederhana, seperti peningkatan mata pelajaran muatan lokal di sekolah hingga revitalisasi fasilitas umum dengan mengedepankan arsitektur lokal.
"Itu kami selalu lakukan kunjungan ke berbagai daerah. Dan memang yang selalu mereka cari adalah situs budaya. Saya miris melihat misalnya gedung sekarang yang tidak ada lagi menampilkan budaya rumah panggung Bugis-Makassar ," lanjut Yeni.
Sementara itu ahli cagar budaya Unhas , Hadi Mulyadi yang juga bertindak sebagai pemateri mengakui budaya-budaya di Kota Makassar lambat laun kian tergerus.
Kata dia, Kota Makassar sebagai salah satu kota tertua di Indonesia akan kehilangan jati diri jika pemerintah tak mampu mencari solusi.
tulis komentar anda