PTPN V Perkuat Petani Sawit Akselarasi Program BBN Nasional
Selasa, 24 November 2020 - 20:03 WIB
"Kemudian kita menerapkan sistem single management dengan para petani. Kami melakukan hal tersebut agar praktek good agriculture diterapkan oleh petani. Produktivitas meningkat dan kami berani berikan jaminan jika di bawah nasional, akan kami ganti rugi," ujarnya. (Baca: Bantai Remaja Usia 16 Tahun, 5 Remaja Dibekuk 7 Masih Buron).
Tidak hanya berhenti di sana, ia mengatakan PTPN V turut memperkuat para petani yang tergabung dalam koperasi unit desa (KUD) melalui bimbingan teknis. Langkah tersebut dilaksanakan agar para petani dapat dapat lebih kuat dari sisi organisasi.
Lebih jauh, ia menuturkan jika PTPN V turut mendorong para petani mengantongi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) atau sertifikasi berkelanjutan standar internasional. Areal perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PTPN V sendiri saat ini telah mengantongi 75 persen sertifikasi RSPO yang berkontribusi pada insentif harga komoditas.
"Kami sangat concern dengan produktivitas petani. Kami juga menyadari bahwa PTPN V sebagai BUMN merupakan agen pembangunan. Harapannya dengan penguatan petani sawit Perusahaan dapat mengambil bagian dalam akselerasi program BBN Nasional," ujarnya.
Dalam FGD tersebut, turut hadir sejumlah pembicara seperti Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Direktur Bioenergi, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Kepala Bappeda Banyuasin serta sejumlah pembicara lainnya.
Pemerintah saat ini terus mendorong peningkatan pemanfaatan BBN sebagai bahan bakar ramah lingkungan guna mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil. Selain menerapkan program mandatori B30 yakni campuran 30 persen biodiesel dalam bahan bakar solar yang berlaku efektif per 1 Januari 2020, pemerintah juga mendorong pengembangan green fuel berbasis sawit. (Baca: 7 Hari, Pasien COVID-19 di Boyolali Bertambah 245 Kasus).
Pemerintah turut melakukan pengembangan green fuel yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100) dan Bioavtur (J100) yang berbasis Crude Palm Oil (CPO).
Produk green fuel ini mempunyai karakterisitik yang mirip dengan bahan bakar yang berbasis fosil, bahkan untuk beberapa parameter kualitasnya jauh lebih baik dari bahan bakar berbasis fosil fuel.
Tidak hanya berhenti di sana, ia mengatakan PTPN V turut memperkuat para petani yang tergabung dalam koperasi unit desa (KUD) melalui bimbingan teknis. Langkah tersebut dilaksanakan agar para petani dapat dapat lebih kuat dari sisi organisasi.
Lebih jauh, ia menuturkan jika PTPN V turut mendorong para petani mengantongi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) atau sertifikasi berkelanjutan standar internasional. Areal perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PTPN V sendiri saat ini telah mengantongi 75 persen sertifikasi RSPO yang berkontribusi pada insentif harga komoditas.
"Kami sangat concern dengan produktivitas petani. Kami juga menyadari bahwa PTPN V sebagai BUMN merupakan agen pembangunan. Harapannya dengan penguatan petani sawit Perusahaan dapat mengambil bagian dalam akselerasi program BBN Nasional," ujarnya.
Dalam FGD tersebut, turut hadir sejumlah pembicara seperti Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Direktur Bioenergi, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Kepala Bappeda Banyuasin serta sejumlah pembicara lainnya.
Pemerintah saat ini terus mendorong peningkatan pemanfaatan BBN sebagai bahan bakar ramah lingkungan guna mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil. Selain menerapkan program mandatori B30 yakni campuran 30 persen biodiesel dalam bahan bakar solar yang berlaku efektif per 1 Januari 2020, pemerintah juga mendorong pengembangan green fuel berbasis sawit. (Baca: 7 Hari, Pasien COVID-19 di Boyolali Bertambah 245 Kasus).
Pemerintah turut melakukan pengembangan green fuel yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100) dan Bioavtur (J100) yang berbasis Crude Palm Oil (CPO).
Produk green fuel ini mempunyai karakterisitik yang mirip dengan bahan bakar yang berbasis fosil, bahkan untuk beberapa parameter kualitasnya jauh lebih baik dari bahan bakar berbasis fosil fuel.
Lihat Juga :
tulis komentar anda