Kelompok Cipayung Plus Babel Kritisi Kinerja Gubernur Erzaldi Rosman
Senin, 26 Oktober 2020 - 20:09 WIB
BANGKA BELITUNG - Kelompok Cipayung Plus Bangka Belitung (Babel) yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) tak pernah berhenti mengkritisi dan mengevaluasi kinerja Gubernur Babel, Erzaldi Rosman.
Dalam keterangan resminya, mereka menyatakan jika Erzaldi minim prestasi dan gagal total dalam menyejahterakan masyarakat.
Juru Bicara Kelompok Cipayung Plus, Ari Juliansyah mengatakan, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan tolok ukur dalam mengevaluasi kinerja Erzaldi. Selama empat tahun kepemimpinannya, dia menilai Erzaldi terbukti gagal total mewujudkan visi misi serta program platform unggulan yang diusungnya.
"Visi mewujudkan Babel Sejahtera, Maju, Unggul di Bidang Inovasi Agropolitan dan Bahari dengan tata kelola pemerintahan yang transparan, cepat dan berbasis teknologi serta pelayanan publik yang efesien masih jauh panggang dari api," kata Ari dalam keterangan persnya, Senin (26/10/2020).
Ironisnya, dari sepuluh program unggulan Erzaldi tak ada satu pun yang terealisasi. Program unggulan itu antara lain Babel Hijau, Babel Biru, Babel Cerdas, Babel Juara, Babel Maju, Babel Terang, Babel Mandiri, Babel Berdaulat, Babel Sejahtera, dan Babel Makmur. "Semua program ungggulan itu hanya manis saat diucapkan dalam kampanye, namun miskin aplikasi. Itulah yang dirasakan masyarakat Bangka Belitung saat ini," ujarnya.
Ari yang juga Ketua Umum IMM Cabang Babel itu menambahkan, evaluasi kinerja ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kinerja Erzaldi. Fakta di lapangan hampir di semua sektor tidak terlihat perubahan dan peningkatan yang signifikan, walaupun dalam visinya tertulis akan melakukan perbaikan secara komprehensif. "Artinya, bisa dikatakan bahwa kondisi Provinsi Babel saat ini tak ubahnya pulau hantu yang tidak bertuan," sindir Ari. (Baca: Dukung Mahasiswa, DPRD Palopo Nyatakan Sikap Tolak UU Omnibus Law).
Masih menurut Ari, selama ini Erzaldi membiarkan masyarakat terlantar, tingkat pengangguran tinggi, kesejahteraan masyarakat terabaikan, kemiskinan kian bertambah, dan distribusi pembangunan tidak merata bahkan nihil. "Tidak heran bila septisme rakyat kian membuncah melihat model kepemimpinan Erzaldi Rosman yang penuh kepalsuan dan kebohongan (ngerapek)," tegas dia.
Goklas Hutagaol, juru bicara Cipayung Plus lainnya menerangkan, rencananya kritik dan evaluasi organisasinya akan dituangkan dalam bentuk aksi demonstrasi yang akan dilakukan pada Senin (26/10/2020) dengan titik fokus di depan Kantor Gubernur Babel. "Aksi ini berangkat dari kesadaran seluruh rakyat Babel sekaligus era kebangkitan kaum muda 28 Oktober yang sejatinya memiliki tanggung jawab moral mengawal sirkulasi kekuasaan," papar Goklas.
Dia mengatakan, pihaknya melakukan itu sebagai protes keras dan teguran terhadap gubernur. Karenanya, aksi ini memiliki tujuan mulia mengkritisi sekaligus mengevaluasi kinerja dan kegagalan Erzaldi yang minim prestasi. (Baca: Polisi Selidiki Kasus Kecelakaan Perahu Terbalik Tewaskan Tiga Wisatawan).
Namun, aksi unjuk rasa itu urung dilakukan lantaran satu dan lain hal, salah satunya adalah terbitnya surat janggal yang dikeluarkan oleh Polres Pangkal Pinang dengan nomor surat B/55/X/2020/Intelkam tanggal 25 Oktober 2020 di tanda tangani Kasat Intelkam Polres Pangkal Pinang atas nama Navy Pradhana. "Atas hal itu, kami menunda aksi demonstrasi tersebut karena kami kelompok Cipayung Plus Bangka Belitung Mencintai Kota Pangkal Pinang," terang Goklas.
Dalam keterangan resminya, mereka menyatakan jika Erzaldi minim prestasi dan gagal total dalam menyejahterakan masyarakat.
Juru Bicara Kelompok Cipayung Plus, Ari Juliansyah mengatakan, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan tolok ukur dalam mengevaluasi kinerja Erzaldi. Selama empat tahun kepemimpinannya, dia menilai Erzaldi terbukti gagal total mewujudkan visi misi serta program platform unggulan yang diusungnya.
"Visi mewujudkan Babel Sejahtera, Maju, Unggul di Bidang Inovasi Agropolitan dan Bahari dengan tata kelola pemerintahan yang transparan, cepat dan berbasis teknologi serta pelayanan publik yang efesien masih jauh panggang dari api," kata Ari dalam keterangan persnya, Senin (26/10/2020).
Ironisnya, dari sepuluh program unggulan Erzaldi tak ada satu pun yang terealisasi. Program unggulan itu antara lain Babel Hijau, Babel Biru, Babel Cerdas, Babel Juara, Babel Maju, Babel Terang, Babel Mandiri, Babel Berdaulat, Babel Sejahtera, dan Babel Makmur. "Semua program ungggulan itu hanya manis saat diucapkan dalam kampanye, namun miskin aplikasi. Itulah yang dirasakan masyarakat Bangka Belitung saat ini," ujarnya.
Ari yang juga Ketua Umum IMM Cabang Babel itu menambahkan, evaluasi kinerja ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kinerja Erzaldi. Fakta di lapangan hampir di semua sektor tidak terlihat perubahan dan peningkatan yang signifikan, walaupun dalam visinya tertulis akan melakukan perbaikan secara komprehensif. "Artinya, bisa dikatakan bahwa kondisi Provinsi Babel saat ini tak ubahnya pulau hantu yang tidak bertuan," sindir Ari. (Baca: Dukung Mahasiswa, DPRD Palopo Nyatakan Sikap Tolak UU Omnibus Law).
Masih menurut Ari, selama ini Erzaldi membiarkan masyarakat terlantar, tingkat pengangguran tinggi, kesejahteraan masyarakat terabaikan, kemiskinan kian bertambah, dan distribusi pembangunan tidak merata bahkan nihil. "Tidak heran bila septisme rakyat kian membuncah melihat model kepemimpinan Erzaldi Rosman yang penuh kepalsuan dan kebohongan (ngerapek)," tegas dia.
Goklas Hutagaol, juru bicara Cipayung Plus lainnya menerangkan, rencananya kritik dan evaluasi organisasinya akan dituangkan dalam bentuk aksi demonstrasi yang akan dilakukan pada Senin (26/10/2020) dengan titik fokus di depan Kantor Gubernur Babel. "Aksi ini berangkat dari kesadaran seluruh rakyat Babel sekaligus era kebangkitan kaum muda 28 Oktober yang sejatinya memiliki tanggung jawab moral mengawal sirkulasi kekuasaan," papar Goklas.
Dia mengatakan, pihaknya melakukan itu sebagai protes keras dan teguran terhadap gubernur. Karenanya, aksi ini memiliki tujuan mulia mengkritisi sekaligus mengevaluasi kinerja dan kegagalan Erzaldi yang minim prestasi. (Baca: Polisi Selidiki Kasus Kecelakaan Perahu Terbalik Tewaskan Tiga Wisatawan).
Namun, aksi unjuk rasa itu urung dilakukan lantaran satu dan lain hal, salah satunya adalah terbitnya surat janggal yang dikeluarkan oleh Polres Pangkal Pinang dengan nomor surat B/55/X/2020/Intelkam tanggal 25 Oktober 2020 di tanda tangani Kasat Intelkam Polres Pangkal Pinang atas nama Navy Pradhana. "Atas hal itu, kami menunda aksi demonstrasi tersebut karena kami kelompok Cipayung Plus Bangka Belitung Mencintai Kota Pangkal Pinang," terang Goklas.
(nag)
tulis komentar anda