Pasien COVID-19 Diisolasi di RSUD Waisai Raja Ampat Malah Beli Obat Sendiri
Minggu, 27 September 2020 - 16:41 WIB
“Kasihan ibu ini (pasien juga) masuk dengan keluhan batuk, sampai sekarang nggak ada sama sekali realisasi dikasih obat batuk, malah kami beli obat sendiri di luar pak. Ini teman saya Lisna, pengalamannya sama pak, sakit juga rasanya sama dengan kami pak, kami mohon pak. Ini suami saya, Luistinus, dia dari Dinas Perhubungan pak, kami juga sama. Kami masuk dengan muka cerah, tapi setelah kami di dalam kami dengan muka yang pucat pak, “ sebut Oktovina. (BACA JUGA: Pelaku Pungli Tewas Ditembak Polisi, Warga Ricuh dengan Polisi)
“Ini anak saya pak, pasca, hari pertama masuk, hari kedua mulai diare, muntah, malah kami minta obat sama sekali ndak dikasih pak. Sampai keadaannya sekarang seperti ini pak. Kami malah beli obat untuk kasih minum dia (pasca) pak, kami keadaan nya disini begini pak. Kami tidak pernah diperhatikan, dokter pun datang pak saat kami mengeluh, kami ribut, kami berkelahi, lalu (dokter) datang dikunjungi. Itu pun baru hari ini datang di tensi pak, dan ditensi pasien lain, sedangkan saya tidak ditensi. Alasannya apa pak kami dibikin kayak begini, “ kata dia dalam video itu.
Menurut Oktovina, dirinya tak pernah berharap akan terpapar COVID-19 seperti ini. Dirinya terpapar dari pasien yang pernah di rawat olehnya. Oktovina juga memohon dipindahkan ke ruang karantina Gedung Wanita, Waisai (gedung yang disiapkan pemda untuk karantina pasien COVID-19) justru malah dimarahi dan diancam akan dimasukan ke ruangan isolasi.
Padahal menurut Okto, dengan dipindahkannya pasien ke tempat yang nyaman seperti gedung wanita, maka mereka akan merasa lebih nyaman, dibandingkan di rumah sakit saat ini.
“Saya juga tidak mau kena penyakit ini pak, tapi saya terpapar dari pasien pak. Jadi kami bersabar pak, kami minta pindah (pindah ke tempat karantina Gedung Wanita Waisai), malah kami dimarah-marahi. Kami dibilang kami mau dikasih masuk diisolasi. Kami tidak ada keluhan, kenapa kami mau dikasih masuk ke isolasi, kenapa kami tidak pernah dikunjungi oleh dokter. Anak kami yang sakit gak pernah dilihat, mending kami pergi pak, kami mungkin dikarantina di tempat lain, dikarantina di gedung wanita pak, mungkin lebih aman,” ujarnya.
Oktovina menceritakan dirinya bahkan dimaki-maki dengan kata yang kurang pantas oleh salah seorang oknum tenaga medis/dokter saat dirinya memberanikan diri mengajukan protes keras kepada para tenaga medis di ruangan covid. (BACA JUGA: Mencekam, Suasana Kamar Ganti Chelsea Setelah Kebobolan Tiga Gol)
“Anak-anak balita ndak pernah diperhatikan, kami juga orang medis, masa kami ditelantarkan begini," katanya.
Dengan kondisi saat ini, Oktovina juga mengaku sangat stress dengan perlakuan para tenaga medis kepada dia dan sejumlah pasien lainnya. Oktovina yang juga ASN di RSUD Waisai, Raja Ampat sangat berharap adanya perhatian dari bupati.
“Ini anak saya pak, pasca, hari pertama masuk, hari kedua mulai diare, muntah, malah kami minta obat sama sekali ndak dikasih pak. Sampai keadaannya sekarang seperti ini pak. Kami malah beli obat untuk kasih minum dia (pasca) pak, kami keadaan nya disini begini pak. Kami tidak pernah diperhatikan, dokter pun datang pak saat kami mengeluh, kami ribut, kami berkelahi, lalu (dokter) datang dikunjungi. Itu pun baru hari ini datang di tensi pak, dan ditensi pasien lain, sedangkan saya tidak ditensi. Alasannya apa pak kami dibikin kayak begini, “ kata dia dalam video itu.
Menurut Oktovina, dirinya tak pernah berharap akan terpapar COVID-19 seperti ini. Dirinya terpapar dari pasien yang pernah di rawat olehnya. Oktovina juga memohon dipindahkan ke ruang karantina Gedung Wanita, Waisai (gedung yang disiapkan pemda untuk karantina pasien COVID-19) justru malah dimarahi dan diancam akan dimasukan ke ruangan isolasi.
Padahal menurut Okto, dengan dipindahkannya pasien ke tempat yang nyaman seperti gedung wanita, maka mereka akan merasa lebih nyaman, dibandingkan di rumah sakit saat ini.
“Saya juga tidak mau kena penyakit ini pak, tapi saya terpapar dari pasien pak. Jadi kami bersabar pak, kami minta pindah (pindah ke tempat karantina Gedung Wanita Waisai), malah kami dimarah-marahi. Kami dibilang kami mau dikasih masuk diisolasi. Kami tidak ada keluhan, kenapa kami mau dikasih masuk ke isolasi, kenapa kami tidak pernah dikunjungi oleh dokter. Anak kami yang sakit gak pernah dilihat, mending kami pergi pak, kami mungkin dikarantina di tempat lain, dikarantina di gedung wanita pak, mungkin lebih aman,” ujarnya.
Oktovina menceritakan dirinya bahkan dimaki-maki dengan kata yang kurang pantas oleh salah seorang oknum tenaga medis/dokter saat dirinya memberanikan diri mengajukan protes keras kepada para tenaga medis di ruangan covid. (BACA JUGA: Mencekam, Suasana Kamar Ganti Chelsea Setelah Kebobolan Tiga Gol)
“Anak-anak balita ndak pernah diperhatikan, kami juga orang medis, masa kami ditelantarkan begini," katanya.
Dengan kondisi saat ini, Oktovina juga mengaku sangat stress dengan perlakuan para tenaga medis kepada dia dan sejumlah pasien lainnya. Oktovina yang juga ASN di RSUD Waisai, Raja Ampat sangat berharap adanya perhatian dari bupati.
(vit)
Lihat Juga :
tulis komentar anda