IPKIN Sarankan Akhyar Melaporkan Peretasan WhatsApp Pribadinya ke Polisi
Selasa, 15 September 2020 - 00:38 WIB
MEDAN - Ikatan Profesi Komputer Informatika Indonesia (IPKIN) Cabang Sumatera Utara (Sumut) menyoroti pengakuan Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution yang menyebut akun WhatsApp pribadinya ditengarai diretas.
Hal itu dikatakannya kepada media, 4 September 2020, usai mendeklarasikan Tim Pemenangannya di Pilkada Medan 2020.
Sekretaris Umum IPKIN Cabang Sumut, Fauzan Nurahmadi S.Kom, MCs memandang aneh lantaran Akhyar tidak melaporkan peristiwa peretasan tersebut kepada pihak kepolisian. Padahal, peretasan akun media sosial (medsos) merupakan kejahatan dunia cyber (internet). (BACA JUGA: Resmi Ditutup, 738 Bakal Pasangan Calon Terdaftar Dalam 270 Pilkada)
"Saya pribadi merasa sedikit aneh jika hanya WA yang teretas. Karena untuk masuk ke WA harus ada nomor handphone. Nomor handphone itu pasti terkoneksi ke akun medsos lain. Mungkin ini perlu didalami lagi. Saya pribadi sarankan harus dilaporkan, bukan dibiarin," ucap Fauzan Nurahmadi, dalam kegiatan Ngobrol Pagi IPKIN bertema "Pilkada Tanpa Hoax" di Nominal Café, Jalan Dr Mansyur Medan, Senin (14/9/2020).
Dia mengatakan, jika WA diretas, ciri-ciri paling nyata adalah status WA kita tetap online meksi kita telah mematikan handphone atau paket data.
"Kalau mau di-trace (lacak-jejak) butuh waktu tidak terlalu lama, untuk mencari asal muasalnya. Biasanya kurang lebih 2-3 jam sudah diketahui siapa yang meretas handphone atau WhatsApp-nya," ucap dia.
Sebagai pihak yang memiliki keahlian dan berprofesi di bidang technology information dan communication (TIC), IPKIN Sumut merasa perlu mengkaji pernyataan Plt Wali Kota Medan tersebut.
Dengan memiliki sertifikasi keahlian di sektor komputer dan informatika, IPKIN Sumut menyayangkan pernyataan petahana Wali Kota Medan yang tidak dilanjutkan dengan laporan polisi (LP) atas peretasan WhatsApp-nya.
“Selayaknya seorang publik figur yang juga sebagai kandidat Wali Kota Medan, Pak Akhyar melaporkan peristiwa itu kepada pihak Kepolisian untuk diusut peretas WhatsApp-nya, kami di IPKIN siap membantu jika peristiwa itu dilanjutkan dengan laporan polisi,” terangnya.
Hal itu dikatakannya kepada media, 4 September 2020, usai mendeklarasikan Tim Pemenangannya di Pilkada Medan 2020.
Sekretaris Umum IPKIN Cabang Sumut, Fauzan Nurahmadi S.Kom, MCs memandang aneh lantaran Akhyar tidak melaporkan peristiwa peretasan tersebut kepada pihak kepolisian. Padahal, peretasan akun media sosial (medsos) merupakan kejahatan dunia cyber (internet). (BACA JUGA: Resmi Ditutup, 738 Bakal Pasangan Calon Terdaftar Dalam 270 Pilkada)
"Saya pribadi merasa sedikit aneh jika hanya WA yang teretas. Karena untuk masuk ke WA harus ada nomor handphone. Nomor handphone itu pasti terkoneksi ke akun medsos lain. Mungkin ini perlu didalami lagi. Saya pribadi sarankan harus dilaporkan, bukan dibiarin," ucap Fauzan Nurahmadi, dalam kegiatan Ngobrol Pagi IPKIN bertema "Pilkada Tanpa Hoax" di Nominal Café, Jalan Dr Mansyur Medan, Senin (14/9/2020).
Dia mengatakan, jika WA diretas, ciri-ciri paling nyata adalah status WA kita tetap online meksi kita telah mematikan handphone atau paket data.
"Kalau mau di-trace (lacak-jejak) butuh waktu tidak terlalu lama, untuk mencari asal muasalnya. Biasanya kurang lebih 2-3 jam sudah diketahui siapa yang meretas handphone atau WhatsApp-nya," ucap dia.
Sebagai pihak yang memiliki keahlian dan berprofesi di bidang technology information dan communication (TIC), IPKIN Sumut merasa perlu mengkaji pernyataan Plt Wali Kota Medan tersebut.
Dengan memiliki sertifikasi keahlian di sektor komputer dan informatika, IPKIN Sumut menyayangkan pernyataan petahana Wali Kota Medan yang tidak dilanjutkan dengan laporan polisi (LP) atas peretasan WhatsApp-nya.
“Selayaknya seorang publik figur yang juga sebagai kandidat Wali Kota Medan, Pak Akhyar melaporkan peristiwa itu kepada pihak Kepolisian untuk diusut peretas WhatsApp-nya, kami di IPKIN siap membantu jika peristiwa itu dilanjutkan dengan laporan polisi,” terangnya.
tulis komentar anda