Seniman Indonesia Unjuk Kebolehan di Festival Seni dan Teknologi Terbesar Dunia
Selasa, 08 September 2020 - 11:38 WIB
BANDUNG - Sejumlah seniman Indonesia dari latar belakang beragam unjuk gigi dalam salah satu festival seni dan teknologi terbesar dunia, Ars Electronica Festival (AEF) 2020.
Mengangkat tema "Kepler's Garden" AEF 2020 digelar 9-13 September 2020 mendatang dengan pusat pameran di Kepler Garden, JKU University Linz, Austria.
Kepler's Garden merupakan metafora prinsip AEF dalam situasi global lockdown saat ini, yakni sebuah festival yang mewujudkan serta menghadirkan jaringan baru di 120 lokasi di seluruh dunia secara virtual.
Di edisi ke-41 AEF ini, untuk kedua kalinya, Connected Art Platform (CAP), patform ekosistem seni yang fokus di Asia, Pasifik, dan Eropa ini mendapatkan kehormatan untuk berpartisipasi dalam festival tersebut.
Kali ini, CAP diundang menjadi penyelenggara Ars Electronica Garden Jakarta, melengkapi 120 lokasi yang tersebar di berbagai negara di seluruh dunia untuk bersama-sama membangun jaringan biotopes dan ecosystem sebagai langkah kerja sama membangun masa depan.
Mona Liem selaku kurator CAP mengaku, telah memilih lima seniman Indonesia dari beragam latar belakang, mulai dari arsitek, scanographer, painter, studio motion, creative lab, dan aktivis
kemanusiaan.
Menurut Mona, kesamaan mereka adalah memadukan seni dengan science atau technology untuk menyampaikan keresahan serta perhatian mereka terhadap tantangan dan keadaan yang ada di sekitar mereka sekaligus mendorong tumbuhnya gagasan-gagasan baru sebagai bagian dari solusi.
"Para seniman mengangkat tema besar "Prisma Garden" yang mengambil inspirasi dari keberagaman alam dan manusia di Indonesia," ujar Mona dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (8/9/2020).
Mengangkat tema "Kepler's Garden" AEF 2020 digelar 9-13 September 2020 mendatang dengan pusat pameran di Kepler Garden, JKU University Linz, Austria.
Kepler's Garden merupakan metafora prinsip AEF dalam situasi global lockdown saat ini, yakni sebuah festival yang mewujudkan serta menghadirkan jaringan baru di 120 lokasi di seluruh dunia secara virtual.
Di edisi ke-41 AEF ini, untuk kedua kalinya, Connected Art Platform (CAP), patform ekosistem seni yang fokus di Asia, Pasifik, dan Eropa ini mendapatkan kehormatan untuk berpartisipasi dalam festival tersebut.
Kali ini, CAP diundang menjadi penyelenggara Ars Electronica Garden Jakarta, melengkapi 120 lokasi yang tersebar di berbagai negara di seluruh dunia untuk bersama-sama membangun jaringan biotopes dan ecosystem sebagai langkah kerja sama membangun masa depan.
Mona Liem selaku kurator CAP mengaku, telah memilih lima seniman Indonesia dari beragam latar belakang, mulai dari arsitek, scanographer, painter, studio motion, creative lab, dan aktivis
kemanusiaan.
Menurut Mona, kesamaan mereka adalah memadukan seni dengan science atau technology untuk menyampaikan keresahan serta perhatian mereka terhadap tantangan dan keadaan yang ada di sekitar mereka sekaligus mendorong tumbuhnya gagasan-gagasan baru sebagai bagian dari solusi.
"Para seniman mengangkat tema besar "Prisma Garden" yang mengambil inspirasi dari keberagaman alam dan manusia di Indonesia," ujar Mona dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa (8/9/2020).
tulis komentar anda