Operasi Bedah Berujung Maut Jayanagara Penguasa Majapahit di Tangan Dokter Istana
Kamis, 27 Februari 2025 - 06:32 WIB
Operasi bisul Jayanagara Raja Majapahit menjadikan petaka yang mengakhiri hidupnya. Foto/SindoNews
SEMARANG - Operasi bisul Jayanagara Raja Majapahit menjadikan petaka yang mengakhiri hidupnya. Jayanagara yang tengah menderita sakit bisul meminta dokter Istana Majapahit melakukan pemeriksaan. Tapi nyawanya justru tewas di tangan sang dokter atau tabib istana bernama Ra Kuti.
Pembunuhan ini dilakukan oleh Ra Kuti karena keinginan Jayanagara menikahi dua anak dari Gayatri sang ibu tirinya sekaligus saudara sendiri membuat geger istana. Konon banyak dari pejabat istana yang tidak sepakat dengan putusan Jayanagara yang konon memerintah dengan egoisme tinggi. Hal itulah yang juga memunculkan beberapa rencana jahat kepada raja kedua di Kerajaan Majapahit.
Peristiwa pemberontakan Ra Kuti yang berhasil dipadamkan menjadi awal bagaimana ketidakpuasan pejabat istana ke Jayanagara sendiri. Namun pemberontakan itu berhasil digagalkan oleh Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara-nya.
Selanjutnya, sifat Jayanagara yang tak berubah dan kian parah menjadikan murka dan dinamika istana Majapahit mian tinggi. Gayatri selaku istri dari pendiri Kerajaan Majapahit Raden Wijaya pun dibuat berang dengan niatan sang raja itu. Kebetulan momen itu ada ketika sang raja menderita sakit bisul, sebagaimana dikutip dari "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit" pada Kamis (27/2/2025).
Niat untuk menikahi dua saudara perempuan Jayanagara yang cantik jelita Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi Maharajasa membuat berang Gajah Mada juga, ketika ia dikabari oleh dharmaputra atau pejabat senior Ra Tanca.
Keinginan menghabisi Jayanagara mulai disusun oleh Gajah Mada usai bertemu dengan Gayatri. Kebetulan, Raja Jayanagara menderita sakit bubuh (bisul). Beliau tidak dapat keluar dari istana, selalu berbaring di atas tempat tidur. Tanca dipanggil untuk masuk ke kamar tidur untuk mengobatinya.
Bagaimanapun bengkak itu harus dibedah. Satu dua kali tidak berhasil. Sang raja dipersilakan mengesampingkan selimutnya, untuk ketiga kalinya bengkak itu diiris. Kali itu pembedahan berhasil.
Pembunuhan ini dilakukan oleh Ra Kuti karena keinginan Jayanagara menikahi dua anak dari Gayatri sang ibu tirinya sekaligus saudara sendiri membuat geger istana. Konon banyak dari pejabat istana yang tidak sepakat dengan putusan Jayanagara yang konon memerintah dengan egoisme tinggi. Hal itulah yang juga memunculkan beberapa rencana jahat kepada raja kedua di Kerajaan Majapahit.
Peristiwa pemberontakan Ra Kuti yang berhasil dipadamkan menjadi awal bagaimana ketidakpuasan pejabat istana ke Jayanagara sendiri. Namun pemberontakan itu berhasil digagalkan oleh Gajah Mada dan pasukan Bhayangkara-nya.
Baca Juga
Selanjutnya, sifat Jayanagara yang tak berubah dan kian parah menjadikan murka dan dinamika istana Majapahit mian tinggi. Gayatri selaku istri dari pendiri Kerajaan Majapahit Raden Wijaya pun dibuat berang dengan niatan sang raja itu. Kebetulan momen itu ada ketika sang raja menderita sakit bisul, sebagaimana dikutip dari "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit" pada Kamis (27/2/2025).
Niat untuk menikahi dua saudara perempuan Jayanagara yang cantik jelita Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi Maharajasa membuat berang Gajah Mada juga, ketika ia dikabari oleh dharmaputra atau pejabat senior Ra Tanca.
Keinginan menghabisi Jayanagara mulai disusun oleh Gajah Mada usai bertemu dengan Gayatri. Kebetulan, Raja Jayanagara menderita sakit bubuh (bisul). Beliau tidak dapat keluar dari istana, selalu berbaring di atas tempat tidur. Tanca dipanggil untuk masuk ke kamar tidur untuk mengobatinya.
Bagaimanapun bengkak itu harus dibedah. Satu dua kali tidak berhasil. Sang raja dipersilakan mengesampingkan selimutnya, untuk ketiga kalinya bengkak itu diiris. Kali itu pembedahan berhasil.
Lihat Juga :
tulis komentar anda