Prabu Siliwangi 2 Kali Diberi Gelar Diwastu karena Bangun Infrastruktur di Kerajaan Pajajaran

Rabu, 29 Januari 2025 - 06:35 WIB
Prabu Siliwangi dua kali mendapat gelar Diwastu karena membangun infrastruktur Kerajaan Pajajaran. Foto/SindoNews
SEMARANG - Pembangunan Kerajaan Pajajaran di masa pemerintahan Prabu Siliwangi konon kian masif. Kerajaan di barat Pulau Jawa ini pun dibawa ke masa kejayaan dengan karakteristik Prabu Siliwangi yang bijak dan berwibawa.

Bahkan Sri Baduga Maharaja nama asli Prabu Siliwangi bahkan diberikan dua kali gelar Diwastu, karena pembangunan infrastruktur sarana prasarana yang maju di masanya. Kisah Carita Purwaka Caruban Nagari, manuskrip yang digubah di bawah lindungan Pangeran Arya Carbon dari Cirebon yang selesai ditulis pada 1720 M, mengisahkan bagaimana gelar Diwastu yang diterima Prabu Siliwangi.

Konon saat itu Prabu Siliwangi disebut sebagai raja Sunda yang ibu kotanya terletak di Pakuan Pajajaran. Informasi ini serupa dengan manuskrip yang ditemukan pada pertengahan abad ke-19 M. Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai raja yang hebat di masa Kerajaan Pajajaran juga tertuang dalam sumber karya sastra Sunda.





Pada masanya, Sri Baduga atau Prabu Siliwangi membangun kembali Ibu Kota Pakuan, memariti sekeliling Ibu Kota Pakuan, membuat monumen berupa gugunungan, membuat akses jalan diperluas dan di pinggirnya selalu diberi batu sebagai pembatas jalan, membuat hutan lindung, dan membuat Telaga Warena Mahawijaya, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran".

Dari ini semua, tentu tidak mengherankan apabila Prabu Siliwangi atau nama asli Sri Baduga Maharaja sampai dua kali mendapatkan gelar Diwastu. Sebab masa pemerintahannya merupakan masa kejayaan dan kemakmuran Kerajaan Pajajaran.



Terkait hal ini, ada pendapat baru yang diungkap bahwa sosok Prabu Siliwangi di mata masyarakat Sunda adalah sebuah fenomena peralihan zaman antara tatanan lama dengan tatanan baru.

Fenomena ini tidak jauh beda dengan sosok Brawijaya yang tertera dalam Babad Tanah Jawi disebut sebagai Raja Majapahit akhir sebelum tunduk di bawah kekuasaan Demak. Sosok Prabu Siliwangi di wilayah Jawa bagian barat dan Brawijaya di wilayah Jawa bagian timur, menjadi tapal batas yang menciptakan sistem pergantian tatanan lama ke tatanan baru. Kedua tokoh ini menjadi simbol peralihan zaman yang mencakup kepercayaan, agama, dan masa kejayaan.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content