Warung Kopi Phoenampungan Menteng: Ruang Aktivis Nasional Bertemu dan Tukar Gagasan
Selasa, 14 Januari 2025 - 19:43 WIB
JAKARTA - Sebuah tempat baru yang unik dan penuh makna kini hadir di Jalan Wahid Hasyim No.12, Menteng, Jakarta Pusat. Warung Kopi (Warkop) Phoenampungan tidak hanya menawarkan secangkir kopi nikmat, tetapi juga ruang bertukar ide dan inspirasi bagi para aktivis lintas sektor di Indonesia.
Tempat itu didirikan 6 anak muda perantauan dari Sulawesi Selatan yakni Muhammad Risman Pasigai (MRP), Abdul Razak Said, Ziaul Haq Coi, Rizky Maulana, Saudi Arabia Tahir, dan Thamrin Barubu. Warkop ini menjadi simbol pergerakan baru kaum muda.
MRP menceritakan awal mula pembentukan warkop ini. Dia dan kawan-kawan aktivis kehilangan warkop tempat berkumpul.
“Warung kopi itu tutup, kemudian ada sekitar tiga tahun kawan-kawan kita khususnya dari Makassar, dari Sumatera, dari beberapa daerah, dan teman-teman aktivis tidak ada tempat kumpul. Kemudian berpencar-pencar tempat kumpulnya,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).
Akhirnya, dia bersama 5 temannya membuat ruang untuk aktivis berkumpul. Ruang itulah yang kini bernama Warkop Poenampungan.
“Akhirnya saya bersama beberapa teman-teman berinisiatif, bagaimana kalau kita buat warung kopi sebagai pusat, sebagai titik kumpul teman-teman yang selama ini bersama dengan kita,” ucapnya.
Nama Poenampungan dipilih bukan tanpa alasan. MRP menceritakan harapan agar tempat ini menampung segala macam kalangan dan beragam pemikiran.
“Saya bicara sama teman-teman, gimana kalau nama wartup kita Warkop Penampungan. Jadi menampung semua gagasan, semua ide. Semua teman-teman dari mana saja, kita tampung di sini kita akselerasi,” katanya.
Tempat itu didirikan 6 anak muda perantauan dari Sulawesi Selatan yakni Muhammad Risman Pasigai (MRP), Abdul Razak Said, Ziaul Haq Coi, Rizky Maulana, Saudi Arabia Tahir, dan Thamrin Barubu. Warkop ini menjadi simbol pergerakan baru kaum muda.
MRP menceritakan awal mula pembentukan warkop ini. Dia dan kawan-kawan aktivis kehilangan warkop tempat berkumpul.
“Warung kopi itu tutup, kemudian ada sekitar tiga tahun kawan-kawan kita khususnya dari Makassar, dari Sumatera, dari beberapa daerah, dan teman-teman aktivis tidak ada tempat kumpul. Kemudian berpencar-pencar tempat kumpulnya,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).
Akhirnya, dia bersama 5 temannya membuat ruang untuk aktivis berkumpul. Ruang itulah yang kini bernama Warkop Poenampungan.
“Akhirnya saya bersama beberapa teman-teman berinisiatif, bagaimana kalau kita buat warung kopi sebagai pusat, sebagai titik kumpul teman-teman yang selama ini bersama dengan kita,” ucapnya.
Nama Poenampungan dipilih bukan tanpa alasan. MRP menceritakan harapan agar tempat ini menampung segala macam kalangan dan beragam pemikiran.
“Saya bicara sama teman-teman, gimana kalau nama wartup kita Warkop Penampungan. Jadi menampung semua gagasan, semua ide. Semua teman-teman dari mana saja, kita tampung di sini kita akselerasi,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda