Kebal Peluru, Prajurit Kopasgat TNI AU Selamatkan Temannya dalam Operasi Mandala
Rabu, 24 Juli 2024 - 16:36 WIB
JAKARTA - Dalam Operasi Mandala merebut Irian Barat yang kini bernama Papua, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sekarang bernama Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU, punya peran besar.
Dikisahkan juga seorang prajurit Pasukan Gerak Tjepat (PGT) bernama Ngatijan yang kebal peluru sehingga dapat melindungi dan menyelamatkan nyawa teman-temannya dari pembantaian saat di dalam penjara.
Dikutip dari buku “Heroisme PGT Dalam Operasi Serigala: Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Teminabuan” yang diterbitkan Subdisjarah Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) diceritakan, Ngatijan merupakan salah satu prajurit Korps Baret Jingga yang diterjunkan dalam Operasi Serigala.
Operasi militer berskala besar yang digelar Angkatan Udara Mandala (AULA) di bawah kepemimpinan Panglima AULA Komodor Udara Leo Wattimena yang juga merangkap Wakil Panglima II Komando Mandala (KOLA).
Dalam operasi ini Prajurit Kopasgat melakukan infiltrasi atau penyusupan ke pertahanan Belanda sebagai pasukan pendahulu sebelum pasukan lainnya masuk ke Papua melalui daerah Sorong dan Teminabuan.
Dalam operasi tersebut, Kopasgat mengemban misi khusus yang cukup berat yakni, mengganggu dan melemahkan kekuatan Belanda, melakukan sabotase termasuk misi pengibaran Bendera Merah Putih di Papua.
Panglima Komando Mandala (KOLA) Presiden Soeharto yang kala itu berpangkat Mayjen TNI meminta Leo Wattimena menyiapkan pasukan yang memiliki kemampuan khusus untuk menjalankan operasi infiltrasi dengan cara diterjunkan.
Dikisahkan juga seorang prajurit Pasukan Gerak Tjepat (PGT) bernama Ngatijan yang kebal peluru sehingga dapat melindungi dan menyelamatkan nyawa teman-temannya dari pembantaian saat di dalam penjara.
Dikutip dari buku “Heroisme PGT Dalam Operasi Serigala: Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Teminabuan” yang diterbitkan Subdisjarah Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) diceritakan, Ngatijan merupakan salah satu prajurit Korps Baret Jingga yang diterjunkan dalam Operasi Serigala.
Operasi militer berskala besar yang digelar Angkatan Udara Mandala (AULA) di bawah kepemimpinan Panglima AULA Komodor Udara Leo Wattimena yang juga merangkap Wakil Panglima II Komando Mandala (KOLA).
Dalam operasi ini Prajurit Kopasgat melakukan infiltrasi atau penyusupan ke pertahanan Belanda sebagai pasukan pendahulu sebelum pasukan lainnya masuk ke Papua melalui daerah Sorong dan Teminabuan.
Dalam operasi tersebut, Kopasgat mengemban misi khusus yang cukup berat yakni, mengganggu dan melemahkan kekuatan Belanda, melakukan sabotase termasuk misi pengibaran Bendera Merah Putih di Papua.
Panglima Komando Mandala (KOLA) Presiden Soeharto yang kala itu berpangkat Mayjen TNI meminta Leo Wattimena menyiapkan pasukan yang memiliki kemampuan khusus untuk menjalankan operasi infiltrasi dengan cara diterjunkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda