Ketahanan Pangan Nasional Pasca Covid-19 Jadi Tantangan Besar
Selasa, 14 April 2020 - 19:11 WIB
SURABAYA - Pandemi Covid-19 saat ini membawa dampak pada banyak sektor, salah satunya di sektor pertanian yang diprediksi akan menjadi trending isu ketahanan pangan.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) untuk merilis rekomendasi nasional terkait redefinisi peranan pemerintah dalam menangani problematika di sektor pertanian.
Rekomendasi ini juga dilatarbelakangi oleh model prediksi Covid-19 garapan guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merekomendasikan untuk mewaspadai kelangkaan bahan pangan yang dapat berakibat pada peningkatan harga bahan pangan.
Ketua PKKPBI ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng menuturkan, isu strategis yang berkaitan dengan masalah di sektor pertanian dapat dijabarkan dalam isu-isu institusional, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi.
"Ketiganya perlu diselaraskan sehingga dapat dihasilkan sistem ketahanan pertanian nasional yang mampu mengeluarkan produktivitas pertanian yang mumpuni," kata Arman, Selasa (14/4/2020).
Ia melanjutkan, kondisi bahan pangan masih terlihat normal dan aman. Penilaiannya didasarkan pada komoditi beras yang masih cukup banyak karena Indonesia sedang memasuki masa panen raya. Namun, kelangkaan yang diprediksi akan terjadi bukan hanya pada komoditi beras.
“Makanya diperlukan perencanaan dan sistem yang dapat membangun ketahanan pangan pasca Covid-19,” ucapnya.
Definisi pasca Covid-19 adalah masa setelah berlangsungnya puncak pandemi Covid-19. Membaca hasil prediksi, ia sampaikan bahwa awal atau pertengahan bulan Mei hingga Juni mendatang adalah puncak dari pandemi ini. Kesiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan saat itu akan bergantung dengan sistem perencanaan menajerial pertanian yang matang.
Ketahanan pangan nasional saat itu akan terwujud bila kesejahteraan petani dan kestabilan harga pangan terkendali. “Sedangkan, permasalahan kelompok tani yang tidak memiliki struktur organisasi yang optimal saat ini perlu dijadikan perhatian,” jelasnya.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri (PKKPBI) untuk merilis rekomendasi nasional terkait redefinisi peranan pemerintah dalam menangani problematika di sektor pertanian.
Rekomendasi ini juga dilatarbelakangi oleh model prediksi Covid-19 garapan guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merekomendasikan untuk mewaspadai kelangkaan bahan pangan yang dapat berakibat pada peningkatan harga bahan pangan.
Ketua PKKPBI ITS Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng menuturkan, isu strategis yang berkaitan dengan masalah di sektor pertanian dapat dijabarkan dalam isu-isu institusional, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi informasi.
"Ketiganya perlu diselaraskan sehingga dapat dihasilkan sistem ketahanan pertanian nasional yang mampu mengeluarkan produktivitas pertanian yang mumpuni," kata Arman, Selasa (14/4/2020).
Ia melanjutkan, kondisi bahan pangan masih terlihat normal dan aman. Penilaiannya didasarkan pada komoditi beras yang masih cukup banyak karena Indonesia sedang memasuki masa panen raya. Namun, kelangkaan yang diprediksi akan terjadi bukan hanya pada komoditi beras.
“Makanya diperlukan perencanaan dan sistem yang dapat membangun ketahanan pangan pasca Covid-19,” ucapnya.
Definisi pasca Covid-19 adalah masa setelah berlangsungnya puncak pandemi Covid-19. Membaca hasil prediksi, ia sampaikan bahwa awal atau pertengahan bulan Mei hingga Juni mendatang adalah puncak dari pandemi ini. Kesiapan menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan saat itu akan bergantung dengan sistem perencanaan menajerial pertanian yang matang.
Ketahanan pangan nasional saat itu akan terwujud bila kesejahteraan petani dan kestabilan harga pangan terkendali. “Sedangkan, permasalahan kelompok tani yang tidak memiliki struktur organisasi yang optimal saat ini perlu dijadikan perhatian,” jelasnya.
tulis komentar anda