Ganjar Bangga Dedikasi Kader PPKBD Jateng Bantu Penanganan Stunting
Selasa, 08 Agustus 2023 - 19:31 WIB
Terkait penurunan angka stunting di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo optimistis pada tahun ini angkanya turun drastis dari tahun sebelumnya. Sebab, hingga Juli 2023, penanganan stunting di Jawa Tengah sudah sangat sistematis dan verifikasi satu datanya akurat karena dihimpun dari tingkat bawah.
"Sekarang sudah kami siapkan ya untuk melakukan percepatan. Target nasionalnya 14 persen. Kalau hari ini cara penanganannya sudah sistematis, satu datanya benar, treatment-nya sudah benar saya kira tidak terlalu sulit untuk kita lakukan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah kader PPKBD tentang upaya penurunan stunting di desa masing-masing.
Seorang kader dari Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang bernama Ade mengatakan selain program bantuan dari pemerintah, di desanya juga ada iuran dari warga pemilik peternakan ayam potong dan ayam petelur. Setiap panen, pemilik peternakan menyumbangkan ayam dan telur untuk anak stunting.
Hampir sama dengan Ade, kader lain dari Kelurahan Patemon, Kota Semarang, bernama Kunaryati mengatakan dalam penanganan stunting di wilayahnya ada program orangtua asuh. Setiap orangtua asuh mendapat kewajiban membantu satu anak stunting di lingkungannya dengan memberikan asupan makanan bergizi.
Begitu juga dengan Tursiyati, kader dari Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas. Di desanya sudah tidak ada anak stunting, namun masih ada anak yang masuk kategori stunted. Untuk penanganan ini, di desanya memanfaatkan dana desa khusus untuk stunting. Di desanya juga mengandalkan donatur dari CSR dan warga lainnya.
Sementara itu, terkait PPKDB Jawa Tengah, seorang kader bernama Muryadi mengaku sudah menjadi kader di Kabupaten Wonogiri sejak 1984. Ia bertahan sebagai kader hingga saat ini, karena peran PPKBD sudah menjadi panggilan jiwa. Ia tidak bosan karena selama menjalankan tugas selalu bertemu dengan masyarakat.
"Pada tahun 2022 lalu kami sepakat membentuk paguyuban atau organisasi tingkat provinsi. Ini yang pertama di Indonesia sehingga kami minta dukungan dari Pak Gubernur agar organisasi ini dapat ditingkatkan kapasitasnya,"ujar Muryadi.
"Sekarang sudah kami siapkan ya untuk melakukan percepatan. Target nasionalnya 14 persen. Kalau hari ini cara penanganannya sudah sistematis, satu datanya benar, treatment-nya sudah benar saya kira tidak terlalu sulit untuk kita lakukan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat berdialog dengan sejumlah kader PPKBD tentang upaya penurunan stunting di desa masing-masing.
Seorang kader dari Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang bernama Ade mengatakan selain program bantuan dari pemerintah, di desanya juga ada iuran dari warga pemilik peternakan ayam potong dan ayam petelur. Setiap panen, pemilik peternakan menyumbangkan ayam dan telur untuk anak stunting.
Hampir sama dengan Ade, kader lain dari Kelurahan Patemon, Kota Semarang, bernama Kunaryati mengatakan dalam penanganan stunting di wilayahnya ada program orangtua asuh. Setiap orangtua asuh mendapat kewajiban membantu satu anak stunting di lingkungannya dengan memberikan asupan makanan bergizi.
Begitu juga dengan Tursiyati, kader dari Desa Cilongok, Kabupaten Banyumas. Di desanya sudah tidak ada anak stunting, namun masih ada anak yang masuk kategori stunted. Untuk penanganan ini, di desanya memanfaatkan dana desa khusus untuk stunting. Di desanya juga mengandalkan donatur dari CSR dan warga lainnya.
Sementara itu, terkait PPKDB Jawa Tengah, seorang kader bernama Muryadi mengaku sudah menjadi kader di Kabupaten Wonogiri sejak 1984. Ia bertahan sebagai kader hingga saat ini, karena peran PPKBD sudah menjadi panggilan jiwa. Ia tidak bosan karena selama menjalankan tugas selalu bertemu dengan masyarakat.
"Pada tahun 2022 lalu kami sepakat membentuk paguyuban atau organisasi tingkat provinsi. Ini yang pertama di Indonesia sehingga kami minta dukungan dari Pak Gubernur agar organisasi ini dapat ditingkatkan kapasitasnya,"ujar Muryadi.
(shf)
tulis komentar anda