Akhir Tragis Jayanegara, Meregang Nyawa Setelah Goda Istri Tabib
Jum'at, 05 Mei 2023 - 08:21 WIB
Sementara versi lain menyebutkan, bahwa Gajah Mada sebenarnya tidak suka pada Jayanegara, sehingga memperalat Tanca membunuh raja. Lalu, Gajah Mada langsung membunuh Tanca untuk menghilangkan jejak. Konspirasi pembunuhan Jayanegara tersebut terungkap dalam buku ‘Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara’ karya Muhammad Yamin.
Dalam bukunya, Yamin menyebutkan, Tanca merasa tidak senang kepada raja karena membunuh Kuti. Rasa tidak senang Tanca kepada Jayanegara yang telah membunuh Kuti, teman Tanca sesama Dharmaputera. Semakin membara, akibat kabar menggemparkan dari istri Tanca, yang menyebut telah diganggu Jayanegara.
Kabar dari istri Tanca tersebut, membuat Gajah Mada memeriksa Tanca secara intensif. Saat proses pemeriksaan berjalan, ternyata Jayanegara sakit bisul dan meminta Tanca membedahnya. Pada saat itulah Tanca melampiaskan dendamnya dengan membunuh raja menggunakan pisau.
Versi lainnya menyebutkan, Jayanegara mati setelah minum racun buatan Tanca. Racun tersebut sengaja dibuat Tanca, karena adanya hasutan dari para pemberontak. Usai mangkat, Kitab Pararaton menyebut, Jayanegara didharmakan dalam Candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan.
Saat mangkat, Jayanegara belum memiliki keturunan. Hal ini membuat tahta raja Majapahit dijabat Gayatri yang merupakan ibu suri di kerajaan Majapahit. Tetapi karena Gayatri telah menjadi seorang Bhiksuni, akhirnya raja Majapahit diisi adik tiri Jayanagara, Dyah Gitarja yang bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi Keberadaan Candi Bajang Ratu sebagai sisa tempat pendharmaan Jayanegara, hingga kini masih berdiri kokoh.
Situs peninggalan Majapahit berupa bangunan struktur batu bata ini, bentuknya berupa gapura beratap mirip dengan bentuk Candi Penataran di Blitar. Situs Candi Bajang Ratu berdiri kokoh di Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
Diperkirakan, didirikan pada pertengahan abad ke-13. Beberapa versi menyebutkan, Bajang Ratu diartikan sebagai raja yang gagal. Bajang berarti batal atau bisa juga diartikan kecil atau kerdil. Sementara Ratu berarti raja.
Sementara menurut Kitab Nagarakretagama, Jayanegara dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanegara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai Wisnu, serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi.
Sumber:
Baca Juga
Dalam bukunya, Yamin menyebutkan, Tanca merasa tidak senang kepada raja karena membunuh Kuti. Rasa tidak senang Tanca kepada Jayanegara yang telah membunuh Kuti, teman Tanca sesama Dharmaputera. Semakin membara, akibat kabar menggemparkan dari istri Tanca, yang menyebut telah diganggu Jayanegara.
Kabar dari istri Tanca tersebut, membuat Gajah Mada memeriksa Tanca secara intensif. Saat proses pemeriksaan berjalan, ternyata Jayanegara sakit bisul dan meminta Tanca membedahnya. Pada saat itulah Tanca melampiaskan dendamnya dengan membunuh raja menggunakan pisau.
Versi lainnya menyebutkan, Jayanegara mati setelah minum racun buatan Tanca. Racun tersebut sengaja dibuat Tanca, karena adanya hasutan dari para pemberontak. Usai mangkat, Kitab Pararaton menyebut, Jayanegara didharmakan dalam Candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan.
Saat mangkat, Jayanegara belum memiliki keturunan. Hal ini membuat tahta raja Majapahit dijabat Gayatri yang merupakan ibu suri di kerajaan Majapahit. Tetapi karena Gayatri telah menjadi seorang Bhiksuni, akhirnya raja Majapahit diisi adik tiri Jayanagara, Dyah Gitarja yang bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi Keberadaan Candi Bajang Ratu sebagai sisa tempat pendharmaan Jayanegara, hingga kini masih berdiri kokoh.
Situs peninggalan Majapahit berupa bangunan struktur batu bata ini, bentuknya berupa gapura beratap mirip dengan bentuk Candi Penataran di Blitar. Situs Candi Bajang Ratu berdiri kokoh di Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
Diperkirakan, didirikan pada pertengahan abad ke-13. Beberapa versi menyebutkan, Bajang Ratu diartikan sebagai raja yang gagal. Bajang berarti batal atau bisa juga diartikan kecil atau kerdil. Sementara Ratu berarti raja.
Sementara menurut Kitab Nagarakretagama, Jayanegara dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanegara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai Wisnu, serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi.
Sumber:
Lihat Juga :
tulis komentar anda